Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemkot Bandung Bentuk Satgas Percepatan Penerapan Kebiasaan Baru Pengelolaan Sampah

Naviandri
01/2/2024 15:42
Pemkot Bandung Bentuk Satgas Percepatan Penerapan Kebiasaan Baru Pengelolaan Sampah
Pemerintah Kota Bandung menggelar rapat Satgas Penanganan Sampah(DOK/HUMAS PEMKOT BANDUNG)

PEMERINTAH Kota Bandung terus mendorong dan mengakselerasi tren positif pengelolaan dan pengolahan sampah di sumber pascamasa darurat sampah berakhir.

Untuk merealisasikannya pemkot membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penerapan Kebiasaan Baru Pengelolaan Sampah.

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, Kamis (1/2) mengatakan, setelah lepas dari masa darurat sampah, perlu ada keberlanjutan, sehingga kini kembali dibentuk Satgas Percepatan Pengelolaan Sampah.  Kebiasaan baru dan keberlanjutan pengolahan sampah adalah keniscayaan.

Baca juga : Pemkot Bandung Minta Pengusaha Kafe dan Resto Kelola Sampah Sendiri

"Kita terus intens dan kontinyu melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menghadirkan perilaku terbarukan pengelolaan sampah," jelas Ketua Harian Satgas Percepatan Penerapan Kebiasaan Baru Pengelolaan Sampah ini.

Menurut Ema, agar berproses menuju lebih baik, perubahan positif yang
dihasilkan dari adaptasi kebiasaan baru pengelolaan sampah pada masa
darurat tersebut, perlu terus ditingkatkan. Saat ini, volume sampah
harian Kota Bandung yang dikirim ke TPA Sarimukti berkurang, dari yang
awalnya sekitar 1.300 ton menjadi sekitar 900 ton.

"Walaupun tidak secepat yang diharapkan, progres tetap ada. Intinya
jangan pernah berpikir penanganan sampah kembali ke masa lalu. Harus ada keberlanjutan untuk mewujudkan Bandung zero waste city. Untuk itulah, berbagai metode pengolahan sampah harus terus digencarkan dan
disosialisasikan termasuk penanganan organik, anorganik dan residu,"
bebernya.

Baca juga : Kota Bandung Cabut Status Darurat Sampah

Selain itu, kata dia, pengelolaan sampah di sumber terus berjalan secara maksimal. Sampah organik diolah menjadi kompos, maggotisasi
skala RW dan kelurahan, serta fasilitas pengolahan sampah organik skala
kota, sehingga tidak dibuang ke TPS.

Termasuk optimalisasi kinerja dari kluster-kluster pengolahan sampah. Di antaranya kluster pendidikan, fasilitas kesehatan, perkantoran, pusat perbelanjaan, kepariwisataan, tempat ibadah, taman, pasar dan lingkungan masyarakat.

"Melihat kondisi TPA Sarimukti yang sudah overload dan hanya menerima sampah residu saja, tentu  harus menjadi perhatian bersama. Diperlukan percepatan penanganan sampah mandiri dengan kebiasaan baru. Kinerja kluster harus optimal, terutama kluster pasar dan masyarakat. Nanti harus terukur," tuturnya.

Baca juga : Wakil Ketua DPRD Nilai Pemkot Bandung Salah Langkah Kelola Sampah

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudy Prayudi
menambahkan saat ini  ritasi sampah kota Bandung ke TPA Sarimukti
terjadi fluktuasi dengan rata-rata 178 rit pe rhari atau 974 ton per
hari, dengan sisa kuota 3.168 rit. Seringnya terjadi antrean di TPA
Sarimukti, mengakibatkan banyak kendaraan yang menginap dan berdampak
pada penumpukan di TPS.

"Kendala tersebut berimbas pada TPS. Dari 255 TPS, ada 13 TPS yang perlu pengangkutan intensif dan perlu penambahan 1-3 tronton, untuk
menyelesaikan pengangkutan," ujarnya.

Baca juga : Pemkot Bandung Rangkul Hotel dan Restoran Kelola Sampah di Hulu



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner