Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Pengembangan Pertanian di Kota Sukabumi Terkendala Alih Fungsi Lahan

Benny Bastiandy
11/2/2025 19:00
Pengembangan Pertanian di Kota Sukabumi Terkendala Alih Fungsi Lahan
Seorang petani di Kota Sukabumi tengah mengolah hasil panen.(MI/BENNY BASTIANDY)

SEKTOR pertanian di Kota Sukabumi, Jawa Barat, dihadapkan pada berbagai tantangan di tengah upaya mewujudkan ketahanan pangan. Terutama alih fungsi lahan seiring pertumbuhan penduduk dan pembangunan.

Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji menjelaskan, pembangunan sektor pertanian di Kota Sukabumi bukan perkara mudah. Terutama keterbatasan lahan yang makin hari makin tergerus alih fungsi lahan.

"Saat ini lahan pertanian produktif tinggal tersisa sekitar 1.295 hektare. Setiap tahun rata-rata berkurang 2,5% karena terjadi alih fungsi lahan," ujarnya, Selasa (11/2).

Kondisi itu berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Sejauh ini hampir 70% kebutuhan pangan masih mengandalkan pasokan dari luar daerah, seperti Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi.

"Kondisi saat ini perlu diimbangi dengan penerapan LP2B (lahan pertanian pangan berkelanjutan), agar tak terjadi alih fungsi lahan," tegasnya.

Tantangan lainnya yang dihadapi sektor petanian yaitu cuaca. Tak sedikit kejadian bencana alam berdampak terhadap kondisi infrastruktur pertanian, satu di antaranya jaringan irigasi.

"Hingga saat ini dilaporkan sedikitnya ada 13 titik jaringan irigasi tersier yang kondisinya rusak," terang Kusmana.

Kondisi yang harus jadi perhatian dalam waktu dekat yaitu pemenuhan kebutuhan komoditas pangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Diharapkan stok dan pasokannya tidak sampai terhambat.

"Kota Sukabumi bukan daerah sentra produksi pangan. Jadi, harus diperhatikan kondisi stok dan pasokannya. Jangan sampai tersendat," pungkasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Adrian Hariadi mengakui upaya pengembangan sektor pertanian juga dihadapkan pada kondisi antusiasme generasi muda. Sejauh ini, kalangan generasi muda yang menggeluti sektor pertanian hanya sekitar 1% dari jumlah petani secara keseluruhan.

"Kondisi ini menjadi tantangan yang harus dicari solusinya. Keberlanjutan pengembangan sektor pertanian ke depan tentu akan diemban generasi muda sekarang," tandasnya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner