Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Rawan Terserang Penyakit, Dinkes Kota Bandung Ingatkan Masyarakat soal Fenomena Suhu Dingin

Naviandri
17/7/2024 14:12
Rawan Terserang Penyakit, Dinkes Kota Bandung Ingatkan Masyarakat soal Fenomena Suhu Dingin
Warga melihat ke arah pedesaan yang tertutup kabut di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat,(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

CUACA ekstrem berupa suhu dingin pada pagi dan malam hari maupun panas terik saat siang hari tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Bandung Raya, Jawa Barat (Jabar). 

Suhu paling rendah yang menyebabkan udara dingin di Bandung Raya berkisar 14-21 derajat Celcius, sedangkan suhu tertinggi sehingga memicu udara panas terik berkisar diangka 29-30 derajat Celcius.

Kondisi cuaca ekstrem tersebut rentan memicu berbagai penyakit jika daya tahan tubuh kita rendah. Cara atau tips menjaga kesehatan agar badan tetap bugar penting diketahui dan diterapkan sehingga daya tahan tubuh selalu baik dan diharapkan terhindar dari berbagai penyakit yang dapat mengganggu kelancaran aktivitas sehari-hari.

Baca juga : Suhu Bandung Dingin di Puncak Kemarau, Begini Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Deborah Johana Ratu Selasa (16/7) mengatakan, enam cara menjaga kesehatan selama cuaca ekstrim dengan suhu dingin dan panas terik terjadi. Enam tips ini bisa diterapkan guna mencegah terserang berbagai penyakit akibat cuaca ekstrem seperti common cold (flu), Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) seperti batuk, asma, dan juga nyeri sendi pada penderita rematik.

"Meski penyakit tersebut rentan terjadi pada seseorang dengan imun rendah akibat cuaca ekstrem, namun hal yang harus dilakukan sebenarnya tidak begitu banyak perbedaan. Antara lain tetap kita harus melakukan perilaku hidup bersih dan sehat," jelasnya.

Menurut Deborah enam kiat menjaga kesehatan tubuh ketika berdampingan dengan kondisi cuaca ekstrem yaitu, cek kesehatan secara rutin, jauhi asap rokok. Rajin aktivitas fisik, diet seimbang. Istirahat cukup dan kurangi stress. Ia juga menyarankan untuk mengonsumsi tanaman obat yang ada di rumah jika tubuh mulai terserang gejala penyakit seperti batuk maupun flu.

Baca juga : BMKG Kembali Ingatkan Warga Jabar Tren Musim Kemarau

"Kalau misalnya batuk bisa juga menggunakan jeruk nipis ditambah dengan kecap dengan perbandingan satu banding satu. Saya juga mengingatkan, jika gejala penyakit tidak kunjung membaik, segera memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan Tingkat I (Puskesmas, Klinik, atau Dokter) untuk mencegah antisipasi penyakit lebih berat," ujarnya.

Berdasarkan analisis dan prediksi musim di wilayah Bandung Raya, BMKG Bandung menyebut, saat ini sebagian besar wilayah Jabar sudah memasuki awal musim kemarau dan sebagian masih dalam masa peralihan (pancaroba) dari musim hujan ke musim kemarau. Awal mulai musim kemarau diprediksi terjadi pada April dan Mei, dimulai dari Jabar bagian utara (Bekasi, Karawang, Subang, Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) hingga Juni di sebagian besar wilayah Jabar. 

Pada dasarian II Juli ini, Bandung Raya sudah memasuki musim kemarau hal ini ditandai dengan dominasi angin timuran (Monsun Australia) dan tutupan awan konvektif yang berkurang signifikan.

Baca juga : Udara di Bandung Raya Lebih Dingin dari Lazimnya, Ini Penyebabnya

Prakiraan cuaca Bandung Raya, pada umumnya cerah hingga cerah berawan. Suhu berkisar antara 17 derajat 29.0 derajat selcius. 

Kelembapan berkisar antara 50% - 90%. Angin pada umumnya Tenggara dengan perkiraan kecepatan antara 5 derajat 19 km/jam.

Saat ini Bandung Raya sudah memasuki awal musim kemarau, masyarakat dihimbau supaya, tetap waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca di awal kemarau seperti perbedaan suhu di malam /pagi yang dingin ke siang hari yang terik. Bagi yang sedang beraktifitas di luar ruangan apabila terjadi cuaca panas yang terik diharapkan untuk berlindung ditempat yang aman. 

Masyarakat diharapkan selalu mengupdate informasi cuaca dan iklim melalui web dan media sosial resmi BMKG dapat juga melalui ebsite resminya. (AN)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner