Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Udara di Bandung Raya Lebih Dingin dari Lazimnya, Ini Penyebabnya

Naviandri
27/7/2021 23:55
Udara di Bandung Raya Lebih Dingin dari Lazimnya, Ini Penyebabnya
Suhu udara di Bandung Raya sepekan terakhir ini jauh lebih dingin dari biasanya.(Ant)

SUHU udara di Bandung Raya dalam beberapa hari belakangan terasa lebih dingin dari biasanya. Kondisi tersebut terjadi pada malam hari bahkan pada pagi hari meskipun matahari terik menyengat.

Seperti yang dirasakan seorang Tedy (39), warga Desa Cihideung Kabupaten Bandung Barat (Babar), kemarin malam, ia merasakan cuaca amat dingin dibanding beberapa hari sebelumnya.

"Kalau subuh tadi terasa lebih dingin, saya coba cek suhu di handphone ternyata 15 derajat celcius. Jarang-jarang bisa sedingin ini," katanya.

Menanggapi hal tersebut Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu menyebutkan jika dinginnya suhu udara di Bandung Raya termasuk di Babar selama beberapa hari terakhir di bulan Juli merupakan suatu fenomena yang normal.

"Betul kami memantau suhu udara memang lebih dingin. Jadi peristiwa suhu dingin Bandung Raya dan wilayah lain di bulan Juli merupakan hal yang normal, adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia," jelasnya.

Angin monsoon Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia termasuk di Bandung Raya.

Saat ini seluruh wilayah Indonesia rata-rata mengalami suhu minimum dan maksimum terutama di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator seperti Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara umumnya lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya yang berada di utara dan/atau di sekitar ekuator.

Namun untuk wilayah Lembang, selain adanya pengaruh Monsun Australia yang sifatnya membawa udara dingin, juga karena secara topografi terletak di daerah yang tinggi mencapai 1300 mdpl.

"Sehingga secara alamiah udara yang bergerak menuju Lembang akan mengalami lapse rate (atau berkurangnya suhu seiring dengan naiknya permukaan) kurang lebih berkurang 0,6 derajat celcius per kenaikan 100 meter. Sehingga wajar pada siang hari udara masih terasa sejuk," lanjutnya.

Pihaknya juga mencatat saat ini wilayah Indonesia sebanyak 71,93 persen dari 342 zona musim telah memasuki musim kemarau. Untuk wilayah Jawa Barat, seluruhnya sudah memasuki musim kemarau.

"Puncak Musim Kemarau 2021 di Jawa Barat diprediksi terjadi pada Agustus-September 2021. Wilayah Bandung Raya sudah memasuki musim kemarau pada awal Juli dasarian I 2021," tambahnya lagi. (OL-13)

Baca Juga: Menyiasati Teknologi yang Membuat Nyaman Karyawan saat Pandemi

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya