Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menyiasati Teknologi yang Membuat Nyaman Karyawan saat Pandemi

Mediaindonesia.com
27/7/2021 23:43
Menyiasati Teknologi yang Membuat Nyaman Karyawan saat Pandemi
Webinar Series HR Talk 2021 Reinventing Human Capital in the New Normal Era.(DOK Pribadi.)

DI tengah situasi pandemi covid-19, human capital memegang peran krusial dalam memastikan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan karyawan sehingga mampu bekerja secara optimal di suatu perusahaan. Human capital kini dituntut untuk bertindak cepat dan mengambil keputusan yang tepat karena karyawan merupakan aset paling berharga bagi perusahaan.

Senior Expert of HR Practice Josef Bataona menyampaikan bahwa peran human capital kini mendapat panggung istimewa di atas pentas bisnis yang belum pernah dialami sebelumnya. "Kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Saat kita membicarakan industri 4.0, disrupsi serta digitalisasi, pada praktiknya irama penerapan hal tersebut berbeda di berbagai industri. Namun begitu covid-19 hadir, semua dipaksa bersahabat dengan teknologi. Berbagai aplikasi mulai dari talent acquisition hingga karyawan pensiun telah diperkenalkan dan semua dipaksa untuk belajar," ungkap Josef yang pernah menjabat sebagai Direktur HR di beberapa perusahaan.

Josef melanjutkan banyak strategi human capital dirancang seputar akselerasi digitalisasi. Ini bukan saja berkaitan dengan penggunaan teknologi, melainkan perubahan perilaku dan mindset. "Dan satu hal yang juga tidak kalah penting terkait komunikasi di era pandemi yang dilakukan secara online, kalau bisa harus mempertahankan human touch," tuturnya pada Webinar Series HR Talk 2021 Reinventing Human Capital in the New Normal Era yang digelar Majalah SWA dengan Lintasarta dan Owlexa Healthcare.

SVP HCM Lintasarta Triharry Darmawan Oetji berpendapat bahwa agar bisa reinventing human capital, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu yaitu pemahaman mengenai new normal. Di Lintasarta, kata Triharry new normal berarti era digital dan kondisi pandemi itu sendiri. Era digital memungkinkan semua hal dapat diakses kapanpun dan di manapun. Sedangkan kondisi pandemi memaksa terjadinya perubahan dengan lebih cepat, dari yang biasanya kita melakukan physical mobility bergeser ke digital mobility. "Digital mobility dapat diartikan sebagai perpindahan orang untuk menggunakan satu aplikasi ke aplikasi lain," kata Triharry.

Perubahan-perubahan ini harus didukung dengan perubahan mindset dan teknologi pendukungnya. Triharry menilai hal inilah yang mungkin masih menjadi tantangan bagi sejumlah perusahaan. Sebab terkadang situasinya ialah mindset sudah siap, tetapi teknologinya belum siap. Atau sebaliknya, ketika teknologi yang mumpuni sudah siap, tetapi ternyata mindset orangnya belum siap. "Yang paling ideal yakni cara mengubah people mindset dan menggunakan teknologi sebagai leverage," Triharry berpesan.

Sebagai gambaran, Lintasarta memiliki pengelolaan human capital berbasis digital melalui Lintasarta Digital Employee Experience Framework. Kerangka kerja ini terdiri dari attracting, acquisition & onboarding, perform, reward, development, dan off-boarding. Lintasarta Digital Employee Experience dirancang untuk memastikan seluruh karyawan Lintasarta memiliki akses terhadap semua informasi, kebijakan, proses, dan program yang terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia kapan dan di mana saja.

Senada, Senior Advisor Owlexa Healthcare Indar Siswanto menekankan bahwa teknologi merupakan kunci bagi perubahan. Meski demikian, perubahan tersebut harus dilakukan dengan bijak karena sasaran yang dilayani ialah people.  Perusahaan bisa memberikan pengalaman yang berharga dan berkesan bagi karyawan dengan mengoptimalkan teknologi karena saat ini orang-orang bekerja secara berjauhan atau dari rumah. "Diharapkan teknologi bisa memaksimalkan fungsi human capital yang mana tidak hanya membantu aktivitas yang sifatnya rutin/administratif, melainkan juga ke hal yang lebih strategis sebagai business partner bahkan game changer," ungkap Indar.

Menghadapi persoalan kesehatan dan keamanan dalam situasi pandemi, karyawan tentu merasakan kekhawatiran dan kecemasan dalam menjalankan aktivitasnya. Karena itu, perusahaan perlu menciptakan journey, salah satunya berupa digital health benefit untuk memberikan pengalaman positif bagi karyawan.

Menurut Josef, health benefit perlu dilihat lebih dalam maknanya bukan sekadar paket remunerasi. Berdasarkan pengalamannya sebagai HR Director di Unilever, Danamon, dan Indofood, Josef mengampanyekan untuk menjaga kesehatan karyawan supaya ketika pensiun perusahaan bisa mengembalikan sang karyawan kepada keluarga dalam keadaan sehat. Kampanye itu tidak hanya ditunjukan kepada karyawan yang memasuki masa pensiun, tetapi kepada semua orang di perusahaan.

Selaras dengan itu, Triharry menjelaskan digital health benefit menjadi salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan keterikatan emosional (engagement) karyawan terhadap perusahaan, terutama dalam parameter yang terkait dengan kompensasi dan tunjangan. Berbagai fitur dalam Digital Health Benefit Lintasarta antara lain easy cashless transaction, informasi lokasi rumah sakit 24/7, telemedicine, 24/7 helpdesk, 24/7 chat with doctor, health benefit claim analytic, serta 24/7 claim information.

Digital health benefit tersebut didukung oleh layanan bisnis kesehatan elektronik dalam aplikasi Owlexa Healtcare yang dikembangkan Lintasarta. Owlexa Healtcare saat ini memiliki 3.800 provider terdiri rumah sakit, klinik, apotek, optik, pesan antar, BPJS Kesehatan, hingga asuransi. Layanan Owlexa mencakup eligibility dan payment, case monitoring, dan verification claim sampai dengan pembayaran tagihan penyedia pelayanan kesehatan dan reimbursement ke peserta.

"Dalam situasi saat ini, HR harus menjadi pemimpin untuk bisa naik kelas dari yang perannya hanya sebatas administratif menjadi lebih strategis. Kami siap untuk berkolaborasi dengan berbagai perusahaan untuk bisa menerapkan digital health benefit yang fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan karyawan," papar Indar.

Baca juga: Ini Hal Yang Harus Dipahami Investor Generasi Milenial

Mengakhiri diskusi ini, Josef menyampaikan bahwa cara perusahaan memperlakukan karyawan selama pandemi akan berdampak pada loyalty, motivation, dan overall satisfaction bagi karyawan. "Berbagai inisiatif digital yang dijalankan juga tetap harus memperhatikan unsur human touch karena akan berdampak pada employee experience dan engagement," ujarnya. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya