Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Sosiolog: Tragedi Pernikahan Anak Dedi Mulyadi karena Antusiasme Masyarakat Melihat Sosok Trending

Despian Nurhidayat
20/7/2025 19:28
Sosiolog: Tragedi Pernikahan Anak Dedi Mulyadi karena Antusiasme Masyarakat Melihat Sosok Trending
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (tengah).(Dok. Antara)

SOSIOLOG Universitas Indonesia (UI), Rissalwan Habdy Lubis, mengatakan bahwa tragedi kematian yang terjadi di acara pernikahan anak Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, terjadi karena antusiasme masyarakat dengan adanya makan gratis sekaligus untuk melihat sosok yang sedang trending di media sosial tersebut.

“Saya kira yang pertama yang perlu kita lihat adalah sebetulnya acara ini kan jadi heboh karena memang beliau sedang menjadi trending, Kang Dedi Mulyadi ini sedang jadi trending. Jadi kalau ditanya motivasinya orang ya tentunya namanya juga makan gratis ya. Ya kan kita tahu masyarakat masih banyak yang kesulitan ya,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (20/7).

“Di samping itu juga mungkin publik yang datang berharap dia ikut terekspos juga, maunya tuh pasti niat di belakang itu maunya viral ya, masuk ke kegiatan yang memang diadakan oleh KDM ya sebagai orang yang jadi trending topic gitu ya. Jadi saya banyak orang yang memang datang karena ini undangan terbuka ya silahkan datang gitu ya,” lanjut Rissalwan.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa tragedi ini juga memperlihatkan bahwa ketidakkonsistenan pejabat publik dalam memberikan pernyataan.

“Hal yang menarik sebetulnya justru ketidakkonsistenan beliau. Sebelum acara ada kesan beliau mendukung untuk membuat semacam pesta rakyat dengan mengundang orang untuk datang saja ya seperti open house gitu ya, datang makan gitu ya. Sekian banyak orang gitu,” ujarnya.

“Tapi kan kemudian beliau ralat sendiri ya dengan pernyataan bahwa dia sebetulnya sudah tidak terlalu setuju dengan itu, dengan ada risiko orang datang banyak dan tidak terkendali. Tapi ini sekali lagi potret tidak konsistennya pernyataan dari seorang pejabat publik ini cukup disayangkan menurut saya,” sambung Rissalwan.

Belajar dari kejadian ini, menurutnya pejabat publik jika ingin melaksanakan gelaran pesta rakyat seharusnya diorganisir dengan baik dan tertib sehingga tidak terjadi kekacauan yang akibatnya membuat korban jiwa.

“Tapi juga saya berpikir, sebaiknya memang pejabat-pejabat publik ini sudahilah ya, jangan terlalu berlebihan membuat konten-konten yang mencari perhatian publik dan mencari validasi dari medsos,” pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner