Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Atalia Kawal Penyandang Tunarunggu di Bandung yang Dirudapaksa 9 Orang

Depi Gunawan
05/1/2025 18:58
Atalia Kawal Penyandang Tunarunggu di Bandung yang Dirudapaksa 9 Orang
Anggota DPR RI, Atalia Praratya saat mengunjungi rumah korban rudapaksa di Cidadap, Kota Bandung.(MI/DEPI GUNAWAN)

N, seorang perempuan 23 tahun asal Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, menjadi korban rudapaksa yang dilakukan oleh lebih dari sembilan orang pelaku.

N yang merupakan penyandang disabilitas tunarunggu dan tunawicara menjadi shock atas kejadian yang menimpanya. Kini korban sudah mengandung selama 26 minggu.

Keluarga N terkejut mendengar kabar ini, terlebih ibu kandung korban bernama Rakinem yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang makanan cireng. Dia sangat terpukul dengan kejadian yang dialami anak perempuan satu-satunya ini.

Kasus ini pun menarik perhatian anggota DPR RI, Atalia Praratya yang langsung mengunjungi korban di rumahnya, Minggu (5/1). Istri mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ini berjanji akan membantu pendampingan N hingga melahirkan.

"Alhamdulillah tadi kolaborasi banyak sekali, selain dari Jabar bantuan hukum, dari Biruku Indonesia, juga akan didampingi psikolog. Tapi tadi ada kendala bahasa yang menjadi pekerjaan rumah (PR) buat kita semua," kata Atalia.

Dirinya sangat terkejut dan prihatin dengan kasus ini karena sudah dialami korban sejak 2022 namun baru terungkap awal tahun ini. Oleh karena itu, penting bagi semua untuk mengawal kasus ini agar pihak korban mendapat keadilan.

"Saya terkejut karena kejadian seperti ini kadang-kadang hanya muncul ketika kasusnya sudah terlambat dalam arti korban sudah hamil. Dua tahun lebih ini kita kemana, apakah sisi keluarga, lingkungan termasuk kita semua penggerak masyarakat," ujarnya.

Atalia telah menawarkan kepada N agar tinggal sementara di Rumah Aman namun korban meminta tetap dirawat bersama ibunya hingga proses melahirkan. Termasuk juga apabila N tidak berkenan mengurus bayinya jika nanti sudah melahirkan.

"Korban mohon tidak diganggu, kita akan lakukan proses semuanya. Biarkan dia membesarkan anak dalam kandungannya secara normal. Sejauh ini yang bersangkutan juga ingin merawat anaknya sendiri," tambah Atalia.

Menurut dia, kasus seperti ini biasa terjadi oleh mereka yang dianggap superior kepada korban yang lemah. Misalkan majikan kepada karyawan ataukah orang yang merasa lebih kuat kepada pihak lebih lemah seperti N.

"Oangtuanya pun tidak tahu sampai akhirnya di tempat bekerjanya, diketahui bahwa N hamil. Yang bersangkutan tidak bicara apapun kepada keluarganya, temannya, sahabat dan sebagainya karena rasa takut yang luar biasa," tuturnya.

Di tempat yang sama, pimpinan Yayasan Biruku Indonesia, Djulaiha Sukmana akan membantu optimal korban baik dari sisi psikologis maupun  bantuan bahasa isyarat berkolaborasi dengan Yayasan Virali Akbar.

"Yayasan Pilari Akbar itu support secara material. Kemudian kan nanti juga kebutuhan ibu akan melahirkan dan anaknya akan dilahirkan kemudian psikologinya, konselinya. Mungkin secara material dan moril juga pasti dibantu," bebernya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner