Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
KABUPATEN Sukabumi, Jawa Barat, merupakan wilayah rawan berpotensi bencana. Berbagai upaya dilakukan, terutama menyangkut kajian risiko, sebagai langkah antisipatif dan preventif.
Salah satunya dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi bekerja sama dengan Japanese Red Cross Society (JRCS). Dua lembaga kemanusiaan itu melakukan kajian risiko dan pemetaan potensi bencana di tiga desa rawan bencana di Kabupaten Sukabumi.
Ketiga wilayah itu yakni Desa Cidadap di Kecamatan Simpenan serta Desa Cikahuripan dan Desa Cisolok di Kecamatan Cisolok. Pemilihan desa-desa tersebut didasari pertimbangan tingkat kerentanan terhadap potensi ancaman seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir, dan tsunami.
Koordinator Program School and Community Resilience (SCR) PMI Kabupaten Sukabumi, Dikdik Maulana, menjelaskan kajian risiko dan pemetaan potensi bencana di tiga desa rawan bencana merupakan bagian implementasi program SCR yang mengusung pendekatan partisipatif berbasis komunitas. Kajian dilakukan dengan penguatan penilaian kapasitas dan kerentanan atau enhanced vulnerability and capacity assessment (EVCA) serta pemetaan risiko atau risk mapping di tingkat masyarakat.
"Dari kegiatan ini kita bisa menggali secara aktif potensi, kapasitas, serta risiko yang ada di lingkungan desa dengan melibatkan peran langsung masyarakat, perangkat desa, unsur sekolah, dan relawan Sibat (siaga bencana berbasis masyarakat)," ujarnya, Selasa (24/6).
PMI dan JRSC mendorong para relawan Sibat dan warga desa dapat memahami secara langsung kondisi wilayah mereka. Dengan demikian, dari kegiatan ini akan menghasilkan peta desa terkini dan terbaru sebagai output utama.
"Kajian ini akan menjadi sebuah dokumen penting yang dapat dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan pembangunan desa secara umum dengan memperhatikan perspektif kebencanaan. Dokumen ini nantinya diharapkan dapat menjadi acuan dalam proses penganggaran, baik di tingkat desa maupun tingkat kabupaten," ujarnya.
Kegiatan dimulai dengan orientasi dan pelatihan teknis bagi relawan. Mereka diperkenalkan dengan metode transect walk, yakni teknik observasi partisipatif untuk menilai kondisi fisik desa, aktivitas masyarakat, topografi, serta potensi risiko dan sumber daya yang dimiliki desa.
Relawan juga dibekali keterampilan menyusun spotmap atau pemetaan manual aset dan infrastruktur penting desa, seperti jalur evakuasi, rumah ibadah, sekolah, posko darurat, dan fasilitas lainnya.
"Kegiatan ini dilaksanakan serentak selama delapan hari di tiga lokasi intervensi program. Seluruh proses dilaksanakan langsung relawan Sibat sebagai bentuk nyata penguatan kapasitas lokal. Harapannya, hasil dari kegiatan ini dapat dikembangkan menjadi Rencana Kontinjensi Desa," pungkas Dikdik.
Senior Officer JRCS, Yana Maulana, menambahkan pelibatan aktif masyarakat menjadi inti dari pendekatan EVCA. EVCA bukan sekadar pengumpulan data, melainkan proses membangun kesadaran bersama untuk menghadapi risiko secara mandiri dan terencana.
"Program ini membawa tiga harapan besar yaitu terbentuknya sekolah aman bencana, terbangunnya masyarakat yang tangguh bencana, serta adanya kolaborasi antarpihak untuk mengurangi risiko bencana secara menyeluruh," ungkapnya.
Dinas ESDM Jabar telah melaporkan belasan tambang ilegal tersebut kepada aparat penegak hukum untuk ditindaklanjuti.
Modus pesta gay ini adalah family gathering. Penyelenggara juga menyebarkan undangan melalui media sosial dengan biaya pendaftaran Rp200 per orang.
Dari rencana semula 133 aset, berhasil disita 161 aset yang dimiliki oleh 125 wajib pajak (WP) dengan total tunggakan sebesar Rp411.365.142.531.
Mahasiswa diharapkan dapat menjunjung tinggi almamater serta mampu melaksanakan janji yang telah diucapkan.
Kapolsek Megamendung, AKP Yulita Heriyanti mengatakan bahwa pesta gay tersebut berkedok family gathering. Hal itu diduga untuk mengelabui warga dan petugas.
Di Kota Bandung saat ini terdapat 350 satuan pendidikan negeri, terdiri dari 5 TK Negeri, 270 SD Negeri dan 75 SMP Negeri.
Pengaruh cuaca yang tidak menentu berdampak pada berbagai penyakit yang menyerang semua umur.
Sebagai destinasi terbaru di tengah kota, The Grand Central memadukan olahraga lifestyle, kuliner, dan komunitas kreatif dalam satu kawasan.
Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Teguh Kumara mengungkapkan, pihaknya menemukan alat kontrasepsi saat penggerebekan pesta gay pada Minggu (22/6)
Menurutnya, penggerebekan pesta gay itu dilakukan pada Minggu (22/6) sekira pukul 00:30 WIB atas laporan warga setempat yang curiga dengan kegitan tersebut.
Pesta gay tersebut dilakukan disebuah vila mewah di kawasan Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kapolsek Megamendung, AKP Yulita Heriyati mengatakan, penggerebekan tersebut dilakukan sekira pukul 00:30 WIB setelah pihaknya mendapat laporan dari warga setempat.
Penghargaan prestisius ini diserahkan langsung oleh Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya, dalam acara syukuran “58 Tahun Mengantarkan Kebaikan”,
Penggeledahan berlangsung tertutup. Setelah beberapa jam menggeledah, petugas membawa berbagai dokumen.
Para siswa ini akan menjalani pendidikan karakter selama 10 hari ke depan.
Polisi menemukan barang bukti berupa ganja seberat 685 gram dari tangan tersangka.
Untuk penyerapan gabah saat ini mencapai 200 hingga 300 ton per hari. Penyerapan ini lebih sedikit dibandingkan bulan-bulan sebelumnya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved