Introspeksi Berjamaah, Presiden Prabowo Saatnya Pimpin Taubat Nasional

Sugeng
17/2/2025 11:12
Introspeksi Berjamaah, Presiden Prabowo Saatnya Pimpin Taubat Nasional
Seorang ustaz memimpin kajian Alquran untuk para jemaah di dalam masjid(MI/SUSANTO)

BERBAGAI persoalan sedang melanda bangsa Indonesia saat ini, baik di pemerintahan maupun di masyarakat. Kondisi itu tidak cukup direspons dengan ikhtiar lahir yang saintifik.

"Perlu juga direspons dengan ikhtiar batin yang bersifat teologis, teleologis, dan eskatologis," ungkap Toto Izul Fatah, Ketua Umum Ikatan Alumni Pondok Pesantren Ibadurrahman YLPI Tegallega, Sukabumi, Jawa Barat.

Ia menanggapi mencuatnya berbagai persoalan baik yang terjadi di pemerintahan seperti minimnya keuangan negara, praktik korupsi yang menggurita, konflik sosial, keresahan sosial dan sejumlah kasus penderitaan rakyat lainnya. Termasuk, soal musibah alam di beberapa daerah.

Menurut Toto, sederet kasus tersebut, harusnya menggugah kesadaran kolektif kita, bahwa ada yang salah dalam diri kita, baik pemimpinnya, para penegak hukumnya, para wakil rakyatnya, para pengusahanya, para pendidiknya dan tentu saja pada rakyatnya.

Karena itu, lanjut dia, sudah saatnya seluruh elemen bangsa melakukan introspeksi total berjamaah dengan melakukan taubat nasional. Presiden Prabowo sendiri yang sebaiknya mengajak sekaligus memimpin taubat nasional tersebut.

"Ini memang kegiatan tidak ilmiah. Apalagi, jika dikaitkan dengan urusan negara dan pemerintahan. Padahal, disitulah justru urgensinya kita bertaubat dengan menghadirkan Tuhan saat berbagai upaya lahir kita gagal," katanya.


Jauh dari Tuhan


Dalam pandangan Toto yang juga peneliti senior di LSI Denny JA ini, segala macam sengkarut di negeri ini bukan mustahil akibat para pemimpinnya dan rakyatnya semakin jauh dari Tuhan.

Dia mengajak semua pihak, baik pemimpinnya, para wakil rakyatnya, para penegak hukumnya, pengusahanya dan seluruh rakyat Indonesia untuk tidak malu mengakui dosa dan kesalahan seraya memohon ampunan-Nya.

"Itulah yang dimaksud dengan taubat. Yaitu, meminta ampunan kepada Allah atas berbagai dosa kita, apakah dosa korupsi, menipu, zalim, menindas, serakah dan lain-lain. Kalau Allah sudah mengampuni, pasti Allah akan memberi apa yang kita mau. Jadi tak perlu mengajari Tuhan, karena Tuhan itu Maha Tahu," ungkapnya.

Toto mengaku khawatir jika bangsa ini tak segera melakukan taubat nasional, berbagai kesulitan, penderitaan, kekacauan dan musibah alam akan terus menimpa bangsa Indonesia.

Karena itu, dia menyarankan semua pihak agar tidak perlu gengsi melibatkan Tuhan dalam urusan kehidupan, termasuk dalam kehidupan bernegara. Kalau memang berbagai upaya lahir sudah dilakukan dan masih berlum berhasil, tak perlu malu untuk meminta bantuan Tuhan.

"Minta bantuan ke negara lain seperti ke Timur Tengah, ke Eropa dan ke Tiongkok kita tidak malu. Masa minta bantuan ke Tuhan kita gengsi. Padahal, setiap bantuan dari mereka itu pasti tidak gratisan alias ada timbal baliknya. Giliran minta bantuan kepada Tuhan yang gratis, cuma bertaubat saja, tidak mau," tandasnya



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner