Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pemkab Bandung Tanggapi Petisi Warga Terkait Penanganan Banjir

Naviandri
08/12/2024 18:00
Pemkab Bandung Tanggapi Petisi Warga Terkait Penanganan Banjir
Ilustrasi(Antara)

PEMERINTAH Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memberikan respons terkait petisi yang dibuat warga yang tinggal di Jalan Raya Sapan, Desa Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang.

Sebelumnya, melalui petisi itu, warga mendesak pemkab setempat menangani permasalahan banjir yang hingga kini tidak kunjung selesai.

Warga membuat petisi di portal change.org dengan latar belakang keresahan akibat banjir yang kerap terjadi dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Petisi yang ditujukan untuk Pemkab Bandung tersebut pertama kali disebar pada Selasa, 2 Desember 2024. Hingga hari ini, petisi sudah ditandatangani lebih dari 800-an orang.

Merespons hal tersebut, Bupati Kabupaten Bandung Dadang Supriatna mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah jauh-jauh hari mengusulkan agar dibangun enam danau demi menangani banjir di Jalan Raya Sapan. Hal tersebut sudah masuk ke dalam rencana detail tata ruang (RDTR).

Kini pemkab tinggal menunggu proses pembebasan lahan, apakah dilakukan pemerintah pusat atau tidak.

“Saya sudah usulkan jauh-jauh hari waktu itu ke Menko Marves, Pak Luhut. Sekarang itu nunggu proses pembebasan lahan. Namun, ada lokasi yang sudah siap dibangun. Di lokasi danau yang pertama, itu di wilayah RW 04, kalau tidak salah, di Desa Tegalluar,” terang Dadang.

Menurut Dadang, sambil menunggu proses pembebasan lahan, pemkab juga terus berkomunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) terkait proyek tersebut. 

"Insya Allah secara bertahap kami akan laksanakan. Tentu mungkin nanti, setelah selesai pilkada, kami akan petakan langkah pentahelix," ujar Dadang.

“Untuk penanganan sementara banjir di Jalan Raya Sapan, pemkab sudah menyiapkan box culvert dan pompa alkon. Kami sudah berbicara dengan BBWS juga. BBWS akan memprioritaskan untuk box culvert-nya, karena pada waktu curah hujan tinggi maka itu ditutup, sehingga tidak masuk ke wilayah permukiman penduduk,” papar Dadang.

Di tempat terpisah, anggota DPRD Kabupaten Bandung Angie Natesha Goenadi mengungkapkan keprihatinannya kepada warga yang terdampak banjir. Banjir itu disebabkan intensitas hujan yang tinggi, sehingga mengakibatkan tanggul sungai jebol hingga merendam beberapa wilayah.

“Saya menyampaikan keprihatinan ke warga terdampak banjir. Terlebih, banjir terjadi setiap kali musim penghujan tiba. Dan juga ikut berbelasungkawa kepada warga yang kehilangan anggota keluarganya akibat terbawa arus banjir beberapa waktu lalu," ujar anggota Fraksi PDIP ini.

Angie mengimbau masyarakat di lokasi rawan banjir agar selalu waspada jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Apalagi, saat ini belum masuk puncak musim penghujan.

Angie berkomitmen memperjuangkan aspirasi warga terdampak banjir, seperti pengerukan aliran sungai, pembangunan dan pemeliharaan tanggul.

“Pembangunan tanggul di kawasan rawan banjir untuk mengendalikan aliran air, melindungi wilayah pemukiman, pertanian. Pemeliharaan tanggul secara berkala juga penting agar berfungsi optimal. Saya juga mengimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas yang memperburuk risiko banjir, seperti membuang sampah sembarangan ke sungai atau menebang hutan di daerah tangkapan air,” sambungnya. (AN/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner