Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Menengok MPLS di Sekolah Terpencil di Kabupaten Bandung

Depi Gunawan
15/7/2024 19:34
Menengok MPLS di Sekolah Terpencil di Kabupaten Bandung
Sejumlah siswa di SDN Cikapundung 1, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, tengah bermain di halaman sekolah.(MI/DEPI GUNAWAN)

BERADA di daerah terpencil, membuat kondisi Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Cikapundung 1 jauh dari hingar bingar saat menyambut tahun ajaran baru atau masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

Tak seperti di sekolah lain, suasana sekolah yang terletak di Desa
Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung ini nampak tidak begitu ramai. Total hanya 15 orang siswa baru yang bersekolah di SD yang berlokasi di tengah perbukitan ini.

Pihak sekolah hanya menyambut para murid baru dengan seremonial sederhana. Maklum saja, sekolah ini hanya dihuni oleh murid yang orangtuanya mayoritas bekerja di perkebunan yang wilayahnya jauh dari perkotaan.

Baca juga : Pemkot Tangerang Pastikan tidak Ada Perundungan Berkedok Orentasi Siswa Baru

"Tadi pagi dilaksanakan upacara keseluruhan, kemudian serah terima murid baru dari orangtua ke pihak sekolah. Kemudian masuk ruangan lalu perkenalan dari mulai kepala sekolah dan guru kelas," kata Kepala SDN Cikapundung 1, Tjetjep Nurmansyah saat ditemui, Senin (15/7).

SDN Cikapundung 1 berada di paling ujung utara Kabupaten Bandung atau masuk ke wilayah PTPN VIII. Jarak dengan kampung atau desa lain cukup jauh. Meski wilayahnya masuk Kabupaten Bandung namun warganya lebih sering beraktivitas ke Lembang di Kabupaten Bandung Barat.

Tjetjep pun mengakui jumlah murid yang bersekolah di SD Cikapundung 1  sedikit dibanding sekolah di perkotaan karena hanya dihuni warga Kampung Bukit Unggul. Jumlah murid baru lebih banyak dibandingkan kakak-kakak kelasnya.

Baca juga : MPLS Peserta Didik Baru Sekolah Angkasa Resmi Dibuka Danlanud Husein Sastranegara

"Total murid dari kelas 1-6 ada 62 orang, terbagi kelas 1 sebanyak 15
orang, kelas 2 tujuh orang, kelas 3 ada 17 orang, kelas 4 tujuh orang,
kelas 5 tujuh orang dan kelas 6 ada sembilan orang," ungkapnya.

Kondisi sekolah di daerah terpencil seperti SDN Cikapundung 1 sangat
membutuhkan perhatian pemerintah. Dukungan dan pengawasan dari instansi
terkait terhadap sekolah terpencil kurang, dibandingkan dengan perlakuan terhadap sekolah di perkotaan.

"Jadi baik dari sarana prasarana dan jumlah siswa memang sekolah ini
tertinggal. Jadi tidak semua siswa memiliki buku pelajaran. Sementara untuk pembelian buku saja sudah berapa yang harus dikeluarkan. Untuk operasional saja kita harus pintar-pintar mengalokasikannya," tuturnya.

Baca juga : Mengapa MPLS Penting untuk Siswa Baru di Sekolah?

Mengabdi di sekolah terpencil, banyak suka duka yang dialami Tjetjep. Saat sebulan lalu dirinya menginjakan kaki di SDN Cikapundung 1. Kondisi jalan yang masih bebatuan dan ketiadaan sinyal menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya dan guru lainnya dalam menyebarkan ilmu.

"Sukanya, sudah sampai sekolah saya merasa bahagia, udaranya sejuk, bersih, para gurunya baik. Dukanya di perjalanan, kita harus melewati jalan belakang pegunungan yang masih berbatu sepanjang 500 meteran," bebernya.

Walaupun tidak banyak memiliki teman di sekolah, para murid tetap semangat dan senang belajar di SDN Cikapundung 1. Mereka tampak bahagia bermain dengan teman sebayanya saat jam istirahat.

"Ya biasa saja, enggak masalah," ucap salah seorang murid kelas 6 saat
bermain bola di halaman sekolah.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner