Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

IJTI Jawa Barat Berbagi Pengalaman di Bulan Ramadan

Sugeng Sumariyadi
22/3/2024 16:24
IJTI Jawa Barat Berbagi Pengalaman di Bulan Ramadan
PJ Gubernur Jawa Barat bersama jurnalis televisi dan santri pondok pesantren Sukamiskin(DOK/IJTI JAWA BARAT)

MOMEN Ramadan dimanfaatkan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat untuk melakukan kegiatan yang positif dan membawa berkah.

Pada Jumat 22 Maret 2024, para jurnalis ini mendatangi pondok pesantren untuk mengikuti kegiatan yang biasa dilakukan oleh para santri. Kegiatan bertajuk Jurnalis Nyantri ini digelar di Pondok Pesantren Sukamiskin di Jl AH Nasution, Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.

Dalam kegiatan ini, IJTI memberi pelatihan tentang jurnalistik bagi para santri.

Baca juga : Ayobantu dan Dua Brand Peduli Salurkan Donasi Berkah Ramadan

Selain itu, dilakukan juga pemberian santunan kepada marbot masjid di sekitar Ponpes Sukamiskin. Acara itu dihadiri Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Kepala Dinas Komuikasi dan Informasi Jabar Ika Mardiah dan sejumlah pimpinan rekdasi media.

Ketua IJTI Jawa Barat Iqwan Sabba Romli mengungkapkan Jurnalis Nyantri diharapkan bisa jadi jembatan antara jurnalis dan santri untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Di tengah era serba digital dan mudahnya mencari informasi saat ini, diharapkan pondok pesantren ikut andil menjadi episentrum untuk menyebarkan informasi yang benar, akurat dan lengkap.

"Kami melakukan ini dengan harapan santri dapat mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dari pengambilan gambar karena sekarang eranya media sosial, era informasi digital. Santri harus unggul dalam memberi informasi kepada masyarakat, dalam menyiarkan apa yang harus dilakukan oleh santri," tambahnya.

Baca juga : Sistem Tata Suara Sejumlah Masjid dan Pesantren Diperbarui

Selain itu, menurut dia, jurnalis juga memerlukan pegangan dari sisi pendidikan agama dalam menjalankan tugas sehari-hari. Selain kode etik yang ada pada undang-undang pers, jurnalis khususnya yang beragama Islam harus punya pegangan lain.

"Berkaca dari kegiatan kejurnalistikan, biasanya fatsoen kami kode etik, tapi untuk pers muslim, kode etik dalam Al-Qur'an itu ada," ujarnya.

Kerja jurnalistik, lanjut dia, ada dalam kitab suci Al-Qur'an dan itu harus jadi panduan. Tujuannya agar memberikan nilai manfaat lebih dalam menyiarkan informasi yang akurat lengkap dan bermanfaat.

Baca juga :  The Alana Hotel Sentul City dan NEO+ Green Savana Sentul City Gelar CSR di Pondok Pesantren

Sementara itu, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin menyambut baik kegiatan Jurnalis Nyantri ini. Kegiatan ini bisa jadi wadah dan jembatan bagi anak muda khususnya santri yang punya bakat dalam dunia jurnalistik.

"Saya menyambut baik program jurnalis santri ini karena memang banyak anak-anak muda atau santri yang punya bakat menulis, bakat menggunakan kamera atau video atau foto," tambahnya.

Dengan mendapat pelatihan dan bimbingan, Bey menganggap bakat para santri bisa lebih tereksplorasi lagi. Prinsip-prinsip yang dimiliki santri bisa digunakan dalam tugas sehari-hari jurnalis untuk memberikan informasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Baca juga : Finnet Salurkan Donasi Beasiswa ke Yayasan Daarut Tauhiid

"Apalagi mereka adalah seorang santri, jadi nilai-nilai kebenarannya pasti akan lebih dipegang, prinsip-prinsip itu akan dipegang oleh para santri itu dan juga untuk para jurnalis karena akan ikut pesantrennya. Semoga lebih patuh pada norma-norma jurnalistik, memegang teguh prinsip-prinsip jurnalistik dan media ini menjadi patokan masyarakat untuk mencari berita-berita yang benar," jelasnya.

Menurut dia, Jurnalis Nyantri bisa dijadikan sarana untuk memerangi informasi hoaks yang masih banyak beredar di masyarakat. Selain pondok pesantren, diharapkan kegiatan serupa juga digelar di sekolah-sekolah.

"Tidak hanya santri, misalnya juga ke pelajar atau ke mahasiswa, pasti akan lebih bisa lagi dan akan mendorong masyarakat untuk memberitakan yang benar dan tidak menimbulkan berita-berita yang meresahkan," ujarnya.

Baca juga : Meriahkan Bulan Suci Ramadan, SDG Gelar Kreasi Santri di Ponpes Al-Aqsha

Di tempat yang sama, pengasuh Ponpes Sukamiskin Fahmi Muhammad menyampaikan, kegiatan Jurnalis Nyantri ini diharapkan bisa memberi pengalaman dan ilmu baru bagi santri.

"Mudah-mudahan ada pengalaman lebih bagi santri karena kegiatan mereka disini setiap hari mengaji. Jadi supaya ada pengalaman dan ilmu baru bagi santri disini dengan kegiatan ini," tambahnya.

Dia mengajak jurnalis untuk ikut dan merasakan langsung menjadi seorang santri. Jurnalis diajak mengikuti seluruh kegiatan santri mulai dari bangun pagi hingga malam hari.

"Kita mengajak jurnalis juga untuk mengikuti kegiatan santri disini mulai dari bangun tidur hingga malam hari," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner