Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Siswa SMK Telkom Diajak Patuhi Etika Digital

Sugeng Sumariyadi
23/3/2024 20:00
Siswa SMK Telkom Diajak Patuhi Etika Digital
Siswa SMK Telkom Bandung mengikuti Pelatihan Literasi Digital untuk Generasi Z di Kampus SMK Telkom Bandung.(DOK/SMK TELKOM BANDUNG)

KUNCI agar terhindar dari dampak negatif dan merugikan saat menjalani komunikasi dunia maya adalah menjaga dan menjalankan etika digital.

Hal tersebut menjadi poin penting  pelatihan Literasi Digital untuk Generasi Z di Kampus SMK Telkom Bandung, Jalan Radio Palasari, Kabupaten Bandung.

Pelatihan merupakan hasil kerja sama PT Telkom unit CDC dengan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT). Kegiatan diikuti 450 siswa kelas X dan XI SMK Telkom Bandung.

Baca juga : Cegah Hoaks, Dosen UPNVJ Edukasi Siswa SMA dan SMK di Depok

Narasumber pelatihan, Periyadi, dosen Universitas Telkom, mengatakan, banyak sekali kerugian yang akan didapat seandainya pelaku komunikasi digital atau dunia maya tidak mengindahkan etika digital.  

"Secara nyata jika tidak mengindahkan network etiquette (netiket) akan merugikan penggunanya, karena membuahkan sanksi sosial dan sanksi hukum," katanya.

Ada empat pilar yang harus dipelajari sebelum berkomunikasi digital, yaitu digital skill, digital safety, digital culture, dan digital ethics. Hingga saat ini, kasus kejahatan digital atau kerugian dampak negatif komunikasi digital di Indonesia masih sangat tinggi.

Baca juga : Tenaga Pendidik di Sumut Harus Kuasai Literasi Digital

Semua itu dilatarbelakangi rendahnya literasi digital di Indonesia yang tercatat hanya 62% atau terendah dari negara ASEAN yang rata-rata sudah 70%. Oleh karena itu, netizen wajib mengetahui dan memahami apa itu netiket, atau lebih dikenal etika digital.

Netiket adalah norma, nilai, dan prinsip yang mengatur perilaku dan interaksi dalam dunia digital. Ini melibatkan cara menggunakan teknologi, berkomunikasi online, dan berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan digital.

Jika netiket tidak dipahami, maka bisa mencuatka ujaran kebencian, pencemaran nama baik, atau provokasi yang mengarah segregasi sosial, perpecahan dan polarisasi di ruang digital.

Baca juga : Ratusan Pelajar SMA-SMK Hasilkan Puluhan Kampanye Literasi Digital di Program KU CERDIG

"Ada tips solusi mengatasinya. Ini dimulai dari edukasi netiket, kode etik, menjaga keamanan dan privasi, melaporkan pelanggaran netiket ke pihak berwenang, tanggung jawab individu, membangun hubungan baik dengan orang lain di dunia digital, serta pengawasan orangtua dan pembimbing," beber Periyadi.

Tak kalah penting adalah kesadaran setiap individu dalam berkomunikasi digital, seperti tidak menyebar berita palsu, menghormati privasi, tidak menggunakan bahasa kasar atau menghina orang lain, tidak membajak konten atau hak cipta orang lain, tidak menggunakan identitas palsu atau mengambil identitas orang lain, dan banyak hal lainnya yang berkaitan dengan etika.

"Dengan menjaga etika dalam komunikasi digital maka kita tengah membangun komunikasi sehat di dunia maya," pungkas Periyadi.

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner