Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ANEMIA merupakan masalah kesehatan serius yang dihadapi masyarakat dunia, terutama pada anak-anak.
Sementara itu, Indonesia masih menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara.
Setidaknya, satu dari negara anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia mengalami anemia.
Baca juga : Pentingnya Kombinasi Zat Besi dan Vitamin C Dukung Tumbuh Kembang Anak
Salah satu faktor penyebab masih tingginya kasus anemia di Indonesia disebabkan seringkali anemia terjadi tanpa gejala.
Selain itu, orang tua kurang memahami pentingnya pencegahan anemia sejak dini, sehingga orang tua terkadang menghiraukan risiko atau dampak negatif jika si kecil menderita anemia.
Sebuah survei terbaru menujukkan bahwa 50% Bunda tidak menyadari bahwa anemia yang disebabkan defisiensi zat besi pada anak dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak, dan 33% Bunda tidak mengerti makanan apa saja yang kaya Zat Besi.
Baca juga : Cegah Stunting, Atasi Anemia pada Anak
Padahal, pada masa 5 tahun pertama kehidupannya anak perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan nutrisi penting seperti zat besi untuk mendukung tubuh kembang optimal, baik dari segi fisik maupun kecerdasan kognitif atau otaknya.
Melihat kondisi tersebut, peran edukasi sebagai upaya pencegahan sangat penting untuk dilakukan.
World Anemia Awareness Day yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 13 Februari bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tindakan pencegahan anemia dan kekurangan zat besi.
Baca juga : Protein Soya Dukung Tumbuh Kembang Optimal Anak yang Alergi Susu Sapi
Di Indonesia, peringatan World Anemia Awareness Day bisa menjadi momentum untuk bersama-sama memberikan perhatian serius terhadap permasalahan anemia.
Khususnya anemia pada anak, karena dapat mengancam masa depan mereka sebagai generasi penerus bangsa dan bisa menghambat terwujudnya Generasi Emas Indonesia 2045.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Ulul Albab, Sp.OG., mengatakan, “Perkembangan otak anak sangat tergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi.”
Baca juga : Kampanye ‘Ayo Makan Seafood’ Menyasar 15 Ribu Siswa Sekolah Dasar
“Salah satu nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa 5 tahun pertama kehidupan anak untuk mendukung mengoptimalkan perkembangan otaknya adalah zat besi,” jelasnya.
“Sebab, jika anak kekurangan asupan harian zat besi, maka bisa menyebabkan anemia defisiensi besi yang dapat menimbulkan dampak negatif permanen, terutama pada perkembangan kognitif atau otak anak,” jelas dr.Ulul Albab.
Untuk pencegahan anemia defisiensi besi pada anak di bawah lima tahun, dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang yang banyak bersumber dari protein hewani yang kaya zat besi.
Baca juga : Setelah Usia 6 Bulan, Anak Perlu Makanan Pendamping yang Tepat
Selain itu, untuk memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh hingga 2 kali lipat, juga dibutuhkan kombinasi antara zat besi dan vitamin C.
“Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan yang tinggi zat besi dan dikombinasikan dengan vitamin C.
Sebab, susu pertumbuhan diketahui sebagai minuman protein hewani yang padat gizi dan diperlukan terutama di masa tumbuh kembang.
Baca juga : Lima Sinergi Makanan untuk Mendapatkan Nutrisi yang Baik
“Sehingga susu pertumbuhan yang terfortifikasi tinggi zat besi yang dikombinasikan dengan vitamin C juga dapat bermanfaat untuk pencegahan anemia,” tambah dr. Ulul Albab.
Melihat masih pentingnya untuk terus meningkatkan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat tentang pencegahan dan penanganan anemia yang tepat pada anak, Sarihusada sejak 70 tahun lalu hadir di Indonesia terus menjalankan berbagai inisiatif edukasi.
“Kami memiliki komitmen untuk mendorong penurunan prevalensi anemia pada anak di bawah 5 tahun di Indonesia, dan mendorong percepatan terwujudnya Generasi Emas Indonesia 2045,” jelas Corporate Communications Director Sarihusada, Arif Mujahidin.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pantau Tumbuh Kembang Anak untuk Deteksi Dini Diabetes
“Salah satu inisiatif yang dijalankan pada tahun 2024 ini yang juga diluncurkan dalam rangka peringatan World Anemia Awareness Day adalah dengan menghadirkan platform digital “Pusat Pencegahan Anemia Pada Anak” yang dapat diakses para bunda melalui website genmaju.info/AnakSehatGenerasiMaju,” paparnya.
Selain agar mempermudah akses dan memperluas jangkauan edukasi, platform kanal digital dipilih karena kami melihat penetrasi penggunaan internet di Indonesia semakin pesat dari tahun ke tahun.
“Sebuah survei juga menunjukkan bahwa konten mengenai kesehatan paling banyak dikunjungi masyarakat Indonesia di tahun 2023 lalu, termasuk didalamnya tentang kesehatan anak,” terang Arif Mujahidin.
Baca juga : Upaya Pencegahan Pneumonia pada Anak
Lebih lanjut Arif menjelaskan, “Untuk bisa memberikan akses informasi kepada masyarakat terutama bagi para orang tua, dalam platform “Pusat Pencegahan Anemia Pada Anak”.
Dalam platform tersebut akan tersedia berbagai fitur edukasi di antaranya, skrining risiko anemia pada anak, video edukasi dampak anemia dari pakar kesehatan, resep praktis makanan kaya zat besi untuk pencegahan anemia serta artikel-artikel terkait pemenuhan gizi seimbang untuk mencegah anemia.
“Platform ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para bunda di Indonesia tentang risiko anemia pada anak dengan melakukan skrining digital tahap awal, serta pentingnya mengonsumsi makanan tinggi zat besi dan vitamin C yang berasal dari protein hewani,” jelas Arif.
Baca juga : Cairan Berbahaya tidak Boleh Disimpan di Botol Mineral
Selain secara berkelanjutan terus menjalankan berbagai inisiatif edukasi, Sarihusada sebagai perusahaan yang memiliki komitmen membawa kesehatan melalui inovasi produk nutrisi ke sebanyak mungkin anak Indonesia, juga terus berkomitmen menyediakan produk bergizi yang dibuat khusus untuk membantu menjawab tantangan kebutuhan gizi pada anak.
“Salah satu inovasi untuk menjawab permasalahan anemia yang masih dihadapi anak Indonesia berusia di bawah 5 tahun di Indonesia adalah dengan menghadirkan inovasi produk susu pertumbuhan satu-satunya yang mengandung IronC™ yaitu kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C,” jelasnya.
“Yang sudah teruji dapat bantu penyerapan secara maksimal hingga dua kali lipat, serta nutrisi penting lainnya, untuk dukung si Kecil agar tumbuh maksimal jadi Generasi Maju dan cegah anemia," tutup Arif. (Nik/S-4)
Baca juga : Tidak Semua Demam Butuh Antibiotik
Permasalahan ADB menjadi salah satu dari 5 gangguan kesehatan terbesar pada anak selain permasalahan gigi, gizi hingga keterlambatan perkembangan anak.
Kondisi anemia pada ibu hamil berdampak langsung pada meningkatnya risiko bayi lahir prematur, stunting, hingga kematian ibu saat melahirkan.
PARA tidak mengetahui mengapa wanita tersebut tidak kunjung sembuh setelah diberi obat untuk anemia dan infeksi bakteri di perutnya, saat endoskopi cacing tambang ditemukan di usus kecilnya
Cegah anemia saat puasa dengan pola makan sehat! Konsumsi makanan tinggi zat besi, vitamin C, dan hindari aktivitas berat agar tubuh tetap bugar selama Ramadan.
Anemia akibat kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, lemas, dan sulit berkonsentrasi.
Anemia dapat menghambat tumbuh kembang remaja karena oksigen tidak akan sampai ke seluruh jaring tubuh yang sedang bertumbuh.
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved