Sajak Kofe

Puisi-puisi Aqil Jazuli

Kau menjelma bulir-bulir rintikan menghujam, sedang aku masih menunggu terang hujanmu. 

Puisi yang Memartabatkan

Bicara mengenai adab dan kemajuan bangsa Indonesia, para pemuisi dapat memberi kontribusi nyata melalui puisi bagi pemartabatan manusia.

Puisi-puisi Nur Sutriyah

Pelukan ibu ialah azimat pengantar tidur saat nyala api menguliti tubuhku.

Feminitas Abadi dalam Puisi Alexander Blok

Gagasan idealis tentang cinta diwujudkan Blok lewat perkenalannya dengan Lubov Mendeleeva. 

Puisi-puisi Farras Pradana

Sepotong bibir terbang dan hinggap di dahan telingaku. Dia membisik merdu seraya mengatakan hal-hal lucu.

Puisi-puisi Okki Siolemba

Aku tidak suka puisi abstrak karena kamu sudah abu-abu. 

Puisi-puisi Agus Sanjaya

Tak ada kemurnian, selain helai-helai uban yang maha mengetahui rahasia usia dan kematian.

Puisi-puisi Iwan Jaconiah

Malam mengaburkan jejak di mataku, tapi bukan jalan menuju kegelapan. 

101 Tahun Chairil Anwar

Warisan puisi-puisi Chairil selaiknya tersimpan abadi bersama air, tanah, dan awan hingga 1000 tahun lagi.

Puisi-puisi Anam Mushthofa

Setiap kali di penghujung bulan, tubuhmu tidak lagi hidup di atas waktu. 

Cerita dan Utopia di Batavia

Kuasa Heeren 17 sangat tinggi laksana dewa. Kaum aristrokrat ini pernah memonopoli pers di Batavia. 

Puisi-puisi Syaiful Darwis (2)

Sepotong tempe yang kita lahap ialah kedelai yang telah bermufakat. 

Puisi-puisi Syaiful Darwis (1)

Entah berapa kali rahim itu akan mengulang kelahiran.

Puisi-puisi Dien Wijayatiningrum

Jarak antara rindu dan kenangan ialah doa. Sepanjang zikir kau pinta pegang erat tanganku hingga sorga. 

Puisi-puisi Agniya Barto

Sebanyak apa kau ingin untuk bersukacita, lompatlah dengan berbagai cara agar bahagia. 

Puisi-puisi Achmad Azkiya

Ibu, maafkan aku belum menemukan kopi sepekat air susumu. 

Puisi-puisi Dwita Utami

Aku mau menjadi penyair perempuan berhati rembulan yang kuyup basahi air mata rindu.

Puisi-puisi Eduard Asadov

Orang-orang yang memotong sayap zenith, mampu hidup damai di antara semua makhluk hidup. 

Puisi-puisi Sultan Musa

Ketahuilah tidak semua orang mengerti perjalanan kabut. Mereka tahu kau terus berjalan, tapi tak merasakan seruanmu. 

Puisi-puisi Riki Utomi (2)

Kita terpukau pada bulan bulat bertengger di kubah surau. 

Bianglala Astacita

Dugaan Korupsi Importasi Gula: Kegagalan Auditor Membuktikan Kerugian Keuangan Negara

Swajayakan Bahasa Indonesia

UMKM Perlu Adopsi Digitalisasi untuk Akses Pasar Global

1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024

Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu

Daikin Salurkan Donasi Tangani Gizi Buruk di Indonesia