Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Puisi-puisi Achmad Azkiya

Sajak Kofe
14/7/2023 17:00
Puisi-puisi Achmad Azkiya
(Ilustrasi: I Wayan Dendy Permana )

Ilustrasi: I Wayan Dendy Permana

Kekasih 

Kekasih
tubuhmu kuyup diguyur mentari
mencari biji-biji terbaik 
memetik buah dada kopi 
peluh mewangi hingga 
ke seberang buah hati 

Kekasih
kulitmu memekat 
diseduh kenyataan
direguk kehidupan
menikmati ketidakpastian 

Kekasih
kakimu setidaknya tetap berdiri
meski biji kopi tak lagi mewangi
buah dadamu hangat nyaman
menjadi tempat terbaik 
berkelakar semalaman

Pasuruan, 2022 


Kedai 

Di kedai kopi 
seorang lelaki berambut acak-acakan 
berpenampilan urak-urakan masuk 
menopang kaki di tempat menu. 

Dari sudut ruangan 
si penjaga menengok 
menunggu dalam kehampaan; 
"Ah, baiklah! Mungkin saja dia 
belum ketemu pilihan pas," pikirnya. 

Tak berapa lama, 
si penjaga mendekati si tamu. 
"Ada yang bisa saya bantu?" ujarnya, sopan.  
"Adakah di sini menu kopi ibu?" balas si tamu. 

Si penjaga ternganga 
benak hatinya bersiul sendiri; 
"Apakah lelaki ini gila?" Dalam 
hati dia beroceh. 

"Maaf, kawan, 
kedai kopi ini tak kan berkah
sebab mungkin saja penjaganya 
gila. Tak paham pesananku." 

Lelaki berambut acak-acak itu tanpa kata 
bangkit dan beranjak tinggalkan kedai. 
Dia bergegas ke pemakaman 
ibunya; "Ibu, maafkan aku 
belum menemukan kopi 
sepekat air susumu.” 

Pasuruan, 2022 


Kemanusiaan

Hutan di kampungku
takzim bertapa, berlagu suka cita 
riang bernyanyi sebelum semua berubah
ketika gergaji rakus menggerogoti

Hutan di kampungku
kini bersedih; kekasihnya
sekejam ini, bukankah kasihnya
selalu membersamai, mengapa 
balasnya setai ini? 

Untung ada sarung-sarung konversi 
menjaga hutan bak buah hati sendiri;
kemanusiaan lebih kental 
daripada secangkir kopi 
kini hutanku menggula 
meski sedikit menggila 

Pasuruan, 2022 


Ibu, maafkan aku belum menemukan kopi sepekat air susumu. 


Canggih 

Para petani kopi
di kampungku mengubur diri
datang para pengganti
alat-alat canggih 

Para petani kopi 
di kampungku membenam diri 
rasa tak bisa mendustai 
cangkir-cangkir bunuh diri 

Alat-alat canggih datang
menjadi pengganti
hasil lebih maksimal
tapi keringat lama
tetap lebih beraroma 

Para petani kopi
di kampungku menimbun diri
menjadi pemuisi bersama biji-biji kopi 

Pasuruan, 2022 


Tualang

Di ranjang
bantal merindukan guling
yang tengah bertarung bersama 
biji-biji kopi kehidupan 

Di perantauan
guling merindukan bantal
yang tengah bergerilya sendiri
merawat biji-biji kopi peradaban

Di kampung
guling dan bantal jadi menu makan 
terlaris di warkop rasan-rasan
guling dikabarkan 
doyan jajanan luar
bantal disebarkan
doyan jajan tetangga 

Lekas mati bagi jiwa-jiwa sekarat 
kopi merintih di setiap cangkir 

Pasuruan, 2022 


Baca juga: Puisi-puisi Afifah Putri
Baca juga: Puisi-puisi Fahira Rayhani
Baca juga: Puisi-puisi Syukron Shobah

 

 

 

 


Achmad Azkiya, lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 12 Juli 1998. Puisi-puisi di sini merupakan karya yang termaktub sebagai 50 peserta pilihan kurator pada Lomba Cipta Puisi dalam rangka Festival Pesona Kopi Agroforestry 2022. Lomba ini diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI bekerjasama dengan Media Indonesia. Sehari-hari bermukim dan bergiat di kota kelahirannya. (SK-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah
Berita Lainnya