Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Puisi-puisi Sultan Musa

Sajak Kofe
08/7/2023 13:00
Puisi-puisi Sultan Musa
Wayang, akrilik pada kanvas, 120 x 150 cm, 2022.(Ilustrasi: I Wayan Dendy Permana )

Ilustrasi: I Wayan Dendy Permana 

Senyuman Tua (Kabut) Pembisik Karsa 

Kabut itu mulai menyapa
membekap koar kata
membiaskan gelombang gema
menggambarkan tertangkap telinga

Kabut itu baru saja berkata
menjepit riuh nan lena
mengharapkan senyum jiwa
menyambut sirnanya lara

Wahai kabut teruslah menyangga
menyambut lembut sang suka
mengabaikan ragu sang duka
mewakili pembisik penuh karsa

Dan, ketahuilah tidak semua orang mengerti perjalanan kabut
mereka hanya tahu kau terus berjalan,
tapi tak merasakan seruanmu
“meski dari senyuman tua, selalu ada untuk selamanya” 

2023 


Menjejak Kembang (Masih) Bermekaran 
: teruntuk perempuan 

sedang kulihat kembang bermekaran
menjemput sejuta impian tanpa lelah
disela melancarkan restu perjalanan
tanpa perlu takutnya jalan nan terjal
pun saling tersenyum

sudah kusaksikan kembang bermekaran
bercerita tentang suatu kehidupan
melukiskan diri sebagai seorang ibu
meski mulanya airmata mengalir
pun saling menumbuhkan

kupeluk syair ini adalah
mengabadikan kasihku atas kembang
ataupun sekadar menorehkan 
akan ranumnya wangi kembang ini

sambil berbisik; 
berilah sedikit waktu agar kembang terus 
bermekaran, pada lingkaran terdalam
atas nama cahaya jiwa
meski kelak akan layu berpulang dengan
jalan ranum yang berbeda-beda

dan hari ini, bila ada yang melihat tarian kembang sembari bermekaran
sampaikan; doaku selalu teriring untuknya
sejauh angin yang tiada penghujung

(maka kusebut mereka perempuan tanpa mendebat sebagai apa dalam kebesaran cinta-Nya, dan mereka tersenyum di sini... di taman kehidupan tempat kembang beradu mekar) 

2023 


Di Taman Kehidupan, Aku Taman Larik Kata 

aku tanam larik kata
lewat bibir ditelan masa 
dan berjalan dimakan waktu
serta menjelujur dibatas pisah dan temu

sembari berdansa aku hirup aroma kata lain
semilir pancarkan irama di situ
ditandu keluhuran hamba
merunut kata, hingga senja beranjak pulang

biarkanlah larik kata...
waktu senja berdebar untuk saling abadi 
pun saat hujan dengan tanah basah
samar-samar aroma kata bercampur
penuh warna dalam makna
menyeruak tak pernah hilang
meski dengan sebab yang berbeda

sepintas indah pelangi hadir
penebus telusur rindu aksara
yang tenggelam dalam cawan wahyu
suluhkan lepas di situ dalam kehidupan
berikanlah larik kata... 
ruang semerbak rindu untuk saling berbagi

kulihat kupu-kupu menikmati waktu
terbang diiringi ayat-ayat kebaikan
berkelana sederhana di benakku
dengan eloknya masih di sana
serta tersenyum manis,
dan esok akan kucari jawaban manisnya! 

sesekali terdengar percakapan burung
sedingin bercerita merimba harapan
meramu bijak petuah kembara
dan kata pun tak bertitik

... berjalan dan berpulang
kicauan larik kata menikam sapa;
hingga mengungkapkan apapun yang datang pasti akan pergi 
sebuah taman kehidupan

2022 


Ketahuilah tidak semua orang mengerti perjalanan kabut. 


Merekam Kisah Anagata 
: alam dan manusia 

cerita apa yang berteduh
ketika hangat kisah 
teriknya menyerap gelisah
kepada kering jiwa nasehat
menatap jeritan sukma mendebat 
di mana gaung-gaung kepedulian itu?

tanpa tular nalar
menemukan musuh terbesar
bara pikiran tersiar
retak bersama lelah
... dari apa yang dialami
... dari apa yang dilihat
... dari apa yang didengar
dan, sebagaimana pendusta
menutup hati atas suara
kebaikan-kebaikan itu

bait alam memberi makna
merakit sisi menarik dari manusia
meneroka saling memaafkan dan memelihara 
di sanalah mereka bertemu...
membaca peristiwa, fenomena demi fenomena
menulis cerita, kejadian demi kejadian
... lukisan mereka hari ini
ibarat percakapan di tepi kolam
di mana alam dan manusia terhubung
selain dalam telusur kehidupan
bukankah begitu?

jika tidak, tak apa...
sebelum mereka menghabiskan waktu
untuk menemukan jalan kembali
semoga bisa mendengar suara ini 

tak ada yang lebih berbahaya selain kabar alam
dari letihnya kerusakan 
"alam lupa jiwa, saat manusia belum siap" 

2023 


Sebusur Tanya (Kabut) 

pada liris menjawab
dari kabut yang tak menyatu

pada sorot membuncah
dari kabut yang tak terlihat

... ke mana diri ini untuk 'berpihak' 
 
pada angin mencari
dari kabut yang tak biru

pada suara memanah
dari kabut yang tak kelabu

... ke mana diri ini untuk 'berpijak' 

semua merajut restu 
dalam bingkai kabut 
lalu…
dijawab jalinan sayup perasaan masih sama
namun tak tersimpul kata-kata 
"merakit harapan pasrah dan berserah"

2023 


Baca juga: Puisi-puisi Eddy Pranata
Baca juga: Puisi-puisi Uhan Subhan
Baca juga: Puisi-puisi Aleksei Pleshcheyev

 

 

 


Sultan Musa, pemuisi, bernama asli Sultani, lahir di Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 21 Februari 1979. Alumnus Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Cipta Dharma, Samarinda. Karya-karyanya terpublis di sejumlah media massa, baik di Indonesia maupun Malaysia. Buku kumpulan puisi tunggalnya Titik Koma (2021) masuk sebagai nominasi Buku Puisi Unggulan versi Penghargaan Sastra 2021 dari Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur. Kini, bergiat dan bekerja di Jakarta. (SK-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah
Berita Lainnya