Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Kutahu pasti, waktu ialah kejengahan;
siang terlalu pendek dan singkat, sementara
malam panjang diselimuti gelap dan hujan
coba kau tengok, keredupan di mana-mana.
Daun berlayuan dan berjatuhan dari pohon,
menguning di semak-semak dan lapangan;
awan melayang tak berujung di langit selatan...
Musim gugur membosankan!.. Ya, itulah kau!
Kutahu pasti, waktu ialah kejengahan,
kekhawatiran begitu berat dan pahit:
hati yang dahulu sangat kucintai,
kini tertindas keraguan yang mematikan;
satu per satu redup perlahan-lahan.
Si pemuda membanggai mimpi sucinya,
sedang si rambut abu-abu menerobos asa...
Usia tua membosankan!.. Ya, itulah kau!
1863
Musim semi tiba di jendela
dan udara segar berembus...
Sedih mengendap di dadaku
tergantikan pikiran yang cerah.
Salju menghilang, es mencair
tak membebani kilauan ombak...
Mata bajak menunggu di ladang
jauh dan sunyi dari tanah airku.
Oh, aku lebih suka keluar dari
kamar pengap ke ruang terbuka,
di mana frasa berderak dan berjiwa
suara sumbang tak bergemerincing.
Pergi ke ladang! Pergi ke ladang! Alam raya
malu-malu menampakkan keindahannya...
Pergi ke ladang! Nyanyian kebangkitan
terdengar bebas dan kuat di sana.
1863
Maaf, maaf, ini saatnya!
Kita harus berpisah denganmu;
layar putih berkibar dan bintang-bintang
bercahaya di cakrawala biru.
Oh, sandarkan kepala yang letih
dekapkan dada hingga terbaring
biarkan air mata terakhir menetes
membasahi rambut dan bahu!
Berpisah untuk waktu yang panjang...
Kapan tempo kita berkumpul kembali,
anak! Ini hati terasa dingin untuk
menggantikan cinta yang lama!
Melewati setiap masa dengan berani
agar kelak kita tertawa bersama lagi
meski saling diam satu sama lain
air mata menetes tanpa sengaja...
Maafkan aku, kawan! Jiwa
bersedih... Namun waktu sudah tiba,
begitu cepat kau pergi
sebatang kara aku jadinya...
1846
Meski tujuan kita masih jauh dari harapan, namun kita tumbang sebagai pejuang jujur!
Aku bosan dan jengah;
dari jendela langit tampak kelabu,
sedang di balik dinding tetanggaku
selalu saja terdengar lagu sedih.
Siapa tetangga yang kesepian itu
dan apa yang dia dambakan?
Atau adakah takdir yang aneh
sehingga dia berpisah dengan pacarnya?
Ini tentang negeri yang jauh;
ada kerinduan akhir-akhir ini.
Apa dia putus asa dan berdiam
diri di kamarnya yang sempit?
Mungkin saja dia bosan sebab
hidup ialah jalan panjang menjemukan.
Sama sepertiku, apakah aku lebih suka
pengembara malang datang beristirahat?
Siapa pun dia; lagu itu menuangkan
sepercik kegembiraan ke dalam jiwaku.
Bernyanyilah, wahai tetangga!.. Tapi, air mata
tak akan membiarkanku mendengar seutuhnya.
Di sini dia diam; sama seperti sebelumnya,
segala sesuatu di sekitarku sunyi,
aku bosan dan sedih; dari jendela
langit tampak kelabu.
1845
Di gurun, siang begitu gerah,
dengan bangga dan tenang
awan tipis mengapung-apung.
Di padang pasir, kita tersiksa oleh rasa haus
seberkas sinar menyala-nyala, dan
sekuntum bunga mengirimkan doa untuknya:
"Lihat, di padang rumput yang membosankan
aku mekar, sakit, dan lemah,
tanpa kekuatan dan keindahan...
Sangat tak menyenangkan bagiku bermekar:
tak ada bayangan teduh di sini,
tak ada embun segar,
aku terbakar, mendekam dalam panas,
dan patal yang pudar
aku menempel di tanah hingga kering.
Setiap hari, dengan harapan dan rahasia
aku terus menunggumu untuk
terbang ke sini sejenak, atau bahkan secara kebetulan;
Ini dia... Dan aku menangis
untuk memohon padamu,
dan aku pun tahu
kau akan tunduk pada permohonanku:
bahwa hujan lebat segera turun,
mengibaskan penutup yang berdebu,
sepraiku akan hidup kembali,
di bawah kelembaban langit yang cerah,
mewah dan harum,
pakaianku akan bersinar;
di padang rumput keras,
waktu berputar lama menuju ke kehidupan baru
aku akan mengingat kepulangannya..."
Tapi, bangga, tak terhindarkan,
sekawanan awan di langit
tersapu oleh bunga-bunga yang terkulai.
Jauh, di atas ruang yang tertekan
semua tak berguna, anehnya
hujan turun;
di padang pasir, kita tersiksa oleh rasa haus
sinar menyala-nyala,
bunga yang sakit itu layu perlahan...
Dia masih menunggu, memudar,–
awan lain segera tiba...
Namun tak ada siapa-siapa.
1858
Pergilah jiwaku dalam keraguan dan harapan!
Akhiri perjuangan melawan kejahatan duniawi.
Rasanya: kelopak mataku segera tertutup,
saatnya terlelap dalam tidur panjang!
Semua pasukan kelelahan tanpa hasil;
kita tak menyayangkan perjuangan ini,
tapi di pintu kuburan yang gelap-gulita
kita enggan kirim kutukan pada takdir.
Juga tak mengharapkan pembalasan
untuk semua kehidupan yang diracuni...
Kita sengsara, namun penderitaan itu
lebih mahal daripada diam dan tidur.
Mari tinggalkan dunia secara tenang, tanpa cela;
biarlah mahkota kemenangan milik musuh,
meski tujuan kita masih jauh dari harapan,
namun kita tumbang sebagai pejuang jujur!
1863
Bacaan rujukan:
1] A N Pleshcheyev. Kumpulan Puisi Lengkap. Moskwa, Leningrad: Penulis Soviet, 1964.
2] Vsevolod Rozhdestvensky. Favorit. Moskwa., Leningrad: Fiksi, 1965.
Aleksei Nikolaevich Pleshcheyev, penyair, kelahiran Kostroma, Kekaisaran Rusia, 4 Desember 1825 dan meninggal di Paris, Prancis, 8 Oktober 1893. Dia menjadi terkenal di negaranya pada 1840-an sebagai penulis himne revolusioner. Selain di dunia sastra, Pleshcheyev bekerja sebagai jurnalis dan kritikus seni di sejumlah surat kabar dan majalan di Saint Petersburg. Dia membantu dan menerbitkan karya-karya penulis Rusia, seperti Anton Chekhov, Semyon Nadson, Vsevolod Garshin, dan penulis muda lainnya. Puisi-puisi di Pleshcheyev di Sajak Kofe - Media Indonesia diterjemahkan oleh Iwan Jaconiah, penyair, editor puisi Media Indonesia, dan kurator antologi puisi Doa Tanah Air: suara pelajar dari negeri Pushkin (Pentas Grafika, Jakarta, 2022). Ilustrasi header: Syahnagra Ismaill. (SK-1)
Sajak-sajak Negar Fitrian - Membenci diri sendiri, memacu kita untuk lupa diri.
Sosok penting pada era puisi baru Peru abad ke-20.
223 Tahun Alexander Pushkin - Kenapa Pushkin diangkat sebagai Bapak Sastra Rusia?
Mengenal Nikolai Nekrasov, seorang penyair realis Ukraina-Rusia penggagas lirik sipil.
Ada Slogan Jadi Logam - Kedunguan dapat dilarutkan dengan banyak membaca.
Bukan tanpa alasan kami menjaga persahabatan antara Rusia-Ukraina.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih absen dari KTT G7 dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
SEBUAH jet tempur F-16 milik Ukraina yang baru-baru ini dikirimkan oleh negara-negara Barat, dilaporkan telah berhasil menembak jatuh pesawat tempur Rusia, Sukhoi Su-35.
ANGKATAN Udara Ukraina mengeklaim telah menembak jatuh satu unit jet tempur canggih milik Rusia, Sukhoi Su-35, di wilayah Kursk pada Sabtu (7/6) waktu setempat.
Rusia menyatakan siap memberikan suaka politik kepada Elon Musk di tengah ketegangan dengan Donald Trump.
Sebuah jet tempur Su-35 milik Rusia ditembak jatuh dalam sebuah operasi udara di arah Kursk pada Sabtu (7/6) dini hari waktu setempat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved