Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Jembatan Putus, Penghulu Berenang Seberangi Sungai di Pasaman

Abdillah M Marzuqi
05/8/2025 00:09
Jembatan Putus, Penghulu Berenang Seberangi Sungai di Pasaman
Penghulu berenang menyeberangi sungai(Dok.HO)

PENGHULU bernama Ahad Nasution, rela berenang menyeberangi sungai untuk menikahkan sepasang calon pengantin (catin) pada Sabtu, 2 Agustus 2025. Pria asal Jorong Batang, Sumatra Barat itu ditugaskan oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Dua Koto, Fajri Watan, untuk menikahkan pasangan Agep Purwandi dan Intan Purnama Sari.

Jarak dari pusat kecamatan ke lokasi mencapai sekitar 27 kilometer. Untuk mencapainya, Ahad harus menempuh perjalanan menggunakan ojek melewati jalur licin dan curam yang penuh tantangan. Saat tiba di tepi sungai yang menjadi satu-satunya akses menuju Jorong Batang Kundur, ia mendapati jembatan penghubung telah putus akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.

Tak patah semangat, Ahad tetap melanjutkan perjalanan. Dibantu warga setempat, ia nekat berenang menyeberangi sungai yang arusnya cukup deras demi menjalankan tugas.

“Karena catin sudah menunggu, sementara ini adalah tugas negara, saya harus tempuh medan yang cukup rawan ini. Tetapi, saya sudah menyiapkan baju pengganti sebelumnya karena mendapatkan informasi dari warga bahwa jembatan tidak bisa dilewati,” ujar Ahad kepada wartawan, Senin (4/8).

Saat tiba di seberang sungai, ojek lain yang telah disiapkan warga menjemputnya untuk melanjutkan perjalanan menuju lokasi pernikahan. Sesampainya di Batang Kundur, Ahad disambut hangat oleh pucuk adat desa, Sumarno. Prosesi akad nikah pun berjalan lancar dan penuh khidmat. Acara selesai sekitar pukul 11.30 WIB, disaksikan oleh keluarga besar kedua mempelai dan tokoh masyarakat setempat.

Namun, akibat hujan yang masih mengguyur dan arus sungai yang semakin deras, warga meminta Ahad untuk tidak kembali pulang demi keselamatan. Ia pun bermalam di desa tersebut atas saran warga setempat.

“Ini sungguh pengalaman yang berkesan bagi saya. Semua saya lakukan dengan tulus dan amanah sebagai abdi negara untuk melayani umat. Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian,” tuturnya penuh haru.

Terpisah, Kepala Subdirektorat Bina Kepenghuluan pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Afief Mundzir, mengapresiasi dedikasi yang ditunjukkan Ahad Nasution. Menurutnya, ini adalah potret nyata pengabdian penghulu sebagai garda terdepan pelayanan umat.

“Penghulu adalah representasi negara yang hadir dalam momen paling sakral bagi warga. Keteladanan seperti yang ditunjukkan Ahad menjadi inspirasi dan bukti nyata bahwa pelayanan keagamaan bukan sekadar formalitas, melainkan panggilan jiwa,” tandas Afief. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya