Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Kau tak akan pernah mengetahui
cinta, jika belum kunjungi leningrad
kau tak akan mampu memahami
rindu, jika belum hampiri kaliningrad.
Menyigi bibir neva maha sunyi
tapi tak pernah bersua denganmu
aurora redupi cahaya di taring pagi
petergof; berdiam, berbisik di dadaku.
Cult, 26 Juli 2019
Ketika malam melingsirkan mimpi
kutampung maha air mata bangsa
menakar waktu, memencilkan hari
tanpa tangga darurat menuju nusa.
Gelombang merunduk ke timur
kapal pertama lepas temali;
berlayar mengikuti muka bujur,
yang sesungguhnya tak pasti.
Menapaki bukit kesenjangan ini,
kupanggil sebuah nama di antara
musim baru yang matang dini
tuk menyeka sepotong sengsara.
Malam mengaburkan jejak di mataku
tapi bukan jalan menuju kegelapan
pada tverskaya kita sempat bertemu
menjaring maha air mata penantian.
Cult, 20 Juli 2019
Dari dapur, kau membawa cerek
tuang air perlahan. Dan setoples keripik
kau buka, ambil, lumat;
pedas, manis, kecut.
Kabar teman dari berlin;
tentang perjalanan kereta cepat,
menuju moskwa bikin segar adrenalin
kangen di dada keburu baku dempet.
Aku duduk di depanmu
cemilan lungsur ke karpet
sisanya bertengger di gigimu.
Di hadapanmu, bibirku memungut
patahan sayap angsa di lekuk lehermu.
Cult, 16 Juli 2020
Malam mengaburkan jejak di mataku, tapi bukan jalan menuju kegelapan.
Kau bergegas tanpa pamit
mawar menjadi batu berduri
mendidihkan butir eritrosit
yang tersimpan di kuali.
Waktu setia mengantarmu
lewati rumah tak berjendela
dan pagar hitam tak berpintu
tempat hari harimu terjaga.
Pergilah berbekal kebijakan
angin mengajarkan kesabaran
tak perlu ragu menempatkan
kotak malevich ke arah haluan.
Wahyu zaman memanggilmu
menemani mereka yang tersikut
tertindas, tersulit, dan tertipu
aku menunggu penghakiman maut
di mezbah tarekat perjamuan-Mu.
Cult, 19 Juli 2020
Warisan bangsa kumarhaeniskan
dan seluruh negeri akan menyambutmu
teruslah bersekolah, nak, ke berbagai benua
namaku telah diletakkan sebagai perjanjian abadi.
Warisan negara kusampaikan
ke segelintir pemimpin dunia
melangkahlah jujur, nak, jangan ragu
walau suatu hari; langit pasti terbelah,
cemas buat tubuh lemas.
Beranikan dirimu mengambil sikap,
sejajar bercakap, berdiskusi, dan bercinta
sebab nusantara bukan rumahku sendiri,
milik kita juga yang beranak pinak
dari tiga belas bani.
Warisan negeri kupahat di samudra
hindia hingga penghujung waktu.
Ingatlah selalu pada puspa bangsa!
Dan rawat baik-baik rumah kita;
lama kubangun dalam pengasinganku
di ende dan bencoolen.
Pergilah,
pulanglah,
bangunlah.
Melajulah republikku!
Cult, 10 Juli 2021
Baca juga: Puisi-puisi Ranang Aji
Baca juga: Puisi-puisi Didik Wahyudi
Baca juga: Puisi-puisi Yudi Damanhuri
Iwan Jaconiah, penyair, kulturolog, dan editor puisi Media Indonesia. Ia adalah kurator antologi puisi Doa Tanah Air: suara pelajar dari negeri Pushkin (Pentas Grafika, Jakarta, 2022). Meraih Diploma of Honor Award untuk puisi Bumi pada X International Literary Festival «Chekhov Autumn» di Yalta, Krimea, Rusia (2019) dan Diploma Award untuk puisi Langit Pasifik pada International Poetry Festival «Taburetka» di Monchegorsk, Murmansk Oblast, Rusia (2017). (SK-1)
Kata 'kofe' sendiri berarti kondisi awal gigi balita yang tumbuh pertama kalinya. Ia kemudian goyang dan jatuh sehingga terlihat ompong.
Kulit putih, bulu mata lentik. Kata orang itu cantik. Menurutku kita lebih manis.
Aku menyeberangi batas pantai di antara kebajikan dan kejahatan.
Petersburg, aku kan kembali bersama belahan jiwa. Mengulang janji suci kami di altar dulu
Kebebasan pun beterbangan di mana-mana serupa tarian angsa.
Mungkin aku yang terlalu ingin melindungimu, namun membuatmu merasa tidak nyaman.
Saat bibir-mu terbuka sedikit, amboi, betapa itu membuatku kasmaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved