Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Puisi-puisi Anam Mushthofa

Sajak Kofe
24/7/2023 15:00
Puisi-puisi Anam Mushthofa
(Ilustrasi: Eddyst)

Sesuatu Belum Selesai

Ada sesuatu yang belum selesai 
tuturmu berhenti di gerbong waktu 
sedang tindakmu raib menjelma uap.  
Waktu ialah ruang: tumbuh berkalender 
melepaskan baju dan menanggalkan peran. 
Tidak ada lagi jam yang sama, 
putaran jarum pun tak akan menceritakan 
di pukul berapa kau biasanya menyeduh 
teh untuk matahari atau bulan. 
Aku tidak tahu, bagian dirimu mana yang dimakamkan 
napasmu segar perlahan mendengkur bersama jam 
di dinding kamar yang memeluk bingkai: 
aku mengingatmu, namun memikirkan dunia yang hilang. 

Brebes, 2023 


Bumi Pesakitan 

Dalam hidup, siapa yang akan bertanggung jawab? 
Jika keranjang kecil tempat biasa kita tidur 
telah penuh ditumbuhi oleh mimpi-mimpi 
yang enggan mengalami hari panen. 
Organ tubuh kita sayu dan pikun: 
mengenal siapa dalam tubuh ini? 
Hari pesakitan itu datang; 
menjenguk bantal dan guling empuk,
mengumpulkan impian-impian 
yang rontok di kolong kasur. 
Dan kita tak lagi di keranjang 
kita ada dalam pertanyaan: kapan pesakitan ini hilang? 

Brebes, 2023 


Penghujung Bulan 

: Dahayu 
tak ada lagi yang bisa kita sapu 
setiap kali datang penghujung bulan. 
Debu dan daun rontok di pojok halaman lengang. 
Lupa siapa dirimu: bertanya ke mana kepergianmu? 
Wangi bunga di belakang halaman telah langka 
hanya seonggok batang dan daun yang sayu 
mekarnya hilang, semenjak kau siram dengan air mata. 
Dua cangkir teh hangat dan wangi bunga 
lalu kita menghantar matahari tenggelam 
Setelah itu: ke mana perginya 
secangkir dan wewangian bunga itu? 
Tak ada lagi pantai di penghujung bulan 
di garis pantai, ombak mengempas senyummu 
dibawanya ke dasar laut, hening, dan hilang. 
Gunung tak seasri yang kau ceritakan 
wajahmu telah melumut di atas waktu 
Jurang dan bebatuan membentuk ceruk: 
seperti menyandera dirimu, 
tubuh tak terbaca arah jarum kompas. 
Setiap kali di penghujung bulan 
entah dalam tiga puluh satu hari 
atau berapa pun jumlah hari itu menjelma bulan.
Tubuhmu tidak lagi hidup di atas waktu. 

Brebes, 2023 


Setiap kali di penghujung bulan, tubuhmu tidak lagi hidup di atas waktu. 


Tempat Indah Tidak Kita Punya 

Setelah berkeliling jam sebanyak dua puluh empat 
tak satu pun kutemui tempat di mana kau duduk; bicara atau diam 
dengan wajah yang tak pernah dilupa: menempel di tubuh kalender. 
Belum kita temui lagi dunia seluas meja; dua kursi, satu waktu 
percakapan kita raib seperti asap yang tumbuh dari asbak. 

Brebes, 2023 


Hal Tak Tanggal 

Suara lembutmu tak pernah meninggalkanku, kekasih
ia memanjang menjadi nada yang mengorbit di pikiran 
ia mengirama dan membentuk ceruk-ceruk perasaan 
: kau menjadi lagu yang aku cari dalam dirimu 
hal-hal akan punah, hilang, dan lenyap 
tapi suaramu bukan hal mudah untuk tanggal. 

Brebes, 2023 


Tanah Diberi Bunga 

Hari pun semakin kusam dan tak ada lagi cerita: 
seorang datang dari antah berantah 
lalu menyiram bunga hingga mekar. 
Mimpi-mimpi terbaring pada keranda 
bulan yang pecah di kejauhan 
mengalah pada riwayat penghabisan. 
Matahari mulai pasrah pada senja 
berakhir sebagai sesuatu yang lesap. 
Yang mengerikan bukan ketiadaan 
atau kita tak lagi terbaca, 
melainkan tanah yang lelah 
bunga dan pohon hilang arah 
kehidupan pun hilang alamat, 
rontok peradaban. 
Di antara celah sinar matahari berkarat 
tak kutemukan apapun jua selain bunga 
tak mampu menafsirkan dirinya sendiri. 

Brebes, 2023 


Baca juga: Sajak-sajak Frans Purba
Baca juga: Cerita dan Utopia di Batavia
Baca juga: Sajak-sajak Yanto Sudaryanto

 

 

 

 


Anam Mushthofa, pemuisi, kelahiran Brebes, Jawa Tengah. Menekuni dunia puisi sebagai panggilan jiwanya. Karya-karyanya tersebar di sejumlah media daring dan digital. Sehari-hari bekerja sebagia buruh di kota tercintanya. Ilustrasi header: Eddyst, Tanah dan Air Negeriku (2023), akrilik pada kanvas, 100 x 100 cm. (SK-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah
Berita Lainnya