Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
di batu pengharapan batas antara cemas - hampa
kata kata patah ketika makna mulai gelisah
masa depan jadi serpihan debu habis dicampak kesiur angin
lenyap dihisap dunia dan kau masih saja mesra, dalam dekap kenang bayang tanpa bayang
meski waktu waktu berlalu meninggalkan batu, semu, ngilu
sebelum pilu membilang rindu tak kunjung pulang di batu pengharapan
ah, aku meregang!
Kereta subuh, 2022
aku masih di sini
seperti sebatang puisi, sendiri
memintal cerita jadi kenangan
menjengkal jarak antara kesetiaan
dan rindu tanpa pilu
sebelum angin meniupnya serasa debu
aku masih di sini, percayalah
meski rasa rasanya tak biasa
tapi aku selalu membiasakannya
agar suatu kelak yang entah
ada kapal bermuara
melunas pulang yang rumah, mungkin
dan bisa jadi
selama musim belum memesan takdir
jadi serpihan serpihan pedih yang memerih
aku masih di sini
dalam tekun batu batu
diam doa doa
Kereta subuh, 2022
sudahlah ibu, mereka tak bakal tahu
ini bukan lantaran minyak goreng langka
tak juga karena harganya menggila
tapi mereka tak akan merasa
karena mereka bukan kita
dan kita jangan memesan sumpah
kelabuilah keadaan, meski perutmu lapar
air matamu kering, mimpimu keriting
tak ada guna sumpah serapah
apalagi sesal atas suratan nasib
sebab hidup hanyalah persoalan kecerdikan
di batas maut
Kereta subuh, 2022
Kelabuilah keadaan, meski perutmu lapar.
aku tumbuh menjadi aku yang bukan aku
kau membentuk aku menjadi dirimu
bukan. bukan bayang bayang dari
kau yang aku. tapi aku yang kau. tapi bukan kau yang aku.
di kepalaku, beruas ruas kenangan bahkan mimpi mimpi birumu.
sampai suatu ketika pacarku bertanya: siapa dirimu. aku gugup gagap mendefinisikannya.
kau tahu, untung saja saat itu ada orang gila berebut ikan dengan kucing liar.
seperti bapakmu, aku dengan cerdas mendefinisikan aku seperti ikan tanpa kepala
dipertaruhkan orang gila - kucing liar dengan selembar nyawanya.
Kereta subuh, 2022
Lima puluh tiga burung memeluk cakrawala
kuat sayapnya menghimpun kisah
tak jarang bermetamorfosa jadi loncatan loncatan doa.
Seekor di antaranya,
dari ranting ranting waktu
meneropong masa lalu
menggaris harapan bagi
setiap perjalan tanpa kecemasan.
Dari sudut ini bumi,
serupa malam malam penuh rahasia
kepadamu kutitipkan sepucuk masa depan
yang tak berairmata.
Jadilah cahaya,
nyatalah kita
makna dari setiap rasa.
Kereta subuh, Mei 2022
Serupa hujan membasuh muka muka tanah
tak hanya mengirim basah, menghapus dahaga
begitulah kau nyata di antara aku, mereka dan kami.
Kata katamu, tumbuh selaiknya padi padi di sawah
memberikan harapan pada manusia agar kelak di persimpangan musim yang entah
tak ada lapar yang tersesat di limbung siasat.
Maknanya menafaskan langkah bagi para pengelana
tak sekadar melunaskan perjalan atas jarak pada pencarian
Serupa doa di malam malam payah
demikianlah aku mengamini perjumpaan kita
sebelum isyarat menjelma maut di pangkal subuh yang rapuh
Selamat berulang umur yang tak hanya menuai tua
selamat merayakan anugerah atas hidup dan penghidupan yang menghidupi mimpi
karena, bagiku dan mungkin juga bagi mereka
Kelahiranmu tak sekadar menulis hikayat mengulang riwayat
kehadiranmu meneduhkan cemas, melelapkan rindu di pangkuan cahaya
sebelum airmata berulang rahasia:
Kereta subuh, Juni 2022
Baca juga: Sajak-sajak Acep Zamzam Noor
Baca juga: Sajak-sajak Boris Pasternak
Baca juga: Tak Ada Sesuatu yang Baru di Bawah Matahari
Frans Ekodhanto Purba, penyair nasional, lahir di Sei Suka Deras, Batu Bara, Sumatra Utara, pada 8 Juli 1986. Ia menamatkan pendidikan sarjana Bahasa Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat (tamat 2009). Dalam dunia sastra, dia pernah menjadi peserta pada Jakarta International Literary Festival 2011 di Jakarta, Temu Sastra Indonesia IV di Ternate, 2011, dan sebagainya. Buku kumpulan puisinya yang telah terbit, yaitu Kelana Anak Rantau (Koekoesan, Depok, 2013) dan Marhajabuan (Yayasan Pusat Kebudayaan Dewantara, Jakarta, 2018). Karya-karya Frans pernah tayang di sejumlah surat kabar nasional. Sempat diundang mengunjungi Singapura pada helatan contemporary art exhibition di Museum of Contemporary Art Singapore, pada 2013. Pernah juga diundang untuk tampil pada Theatrical Poetry Performance dalam rangka Hari Bahasa Rusia di Pusat Kebudayaan Rusia, Jakarta, pada 2015. Ia adalah peraih juara Lomba Menulis Puisi Mitologi Bentara Budaya 2011 di Bentara Budaya Bali untuk puisinya Cerita Tiga Rupa. Kini, tinggal dan bekerja di Jakarta. (SK-1)
Kompetisi membaca puisi berbahasa Mandarin merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.
LEBIH dari 1.800 pejalar dari seluruh Indonesia mengikuti lomba membaca puisi berbahasa mandarin tingkat nasional.
Rasakan emosi puisi! Pelajari citraan, kunci penyampaian perasaan mendalam melalui kekuatan kata yang memukau.
Acha Septriasa mengatakan puisi WS Rendra yang berjudul Hidup Itu Seperti Uap membantunya mendapatkan inspirasi dalam menjalani salah satu adegan di film Qodrat 2
Jelajahi puisi abadi Sapardi Djoko Damono! Temukan karya terkenal dan warisan sang penyair legendaris Indonesia.
Selami keindahan alam lewat puisi! Temukan pesan tersembunyi di balik rimbunnya hutan, birunya laut, dan gemerisik angin. Inspirasi dan refleksi menanti!
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menggelar rangkaian kegiatan strategis dalam rangka penguatan literasi dan sastra, serta revitalisasi bahasa daerah di Jawa Tengah.
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Sastra sebagai suatu ekspresi seni berpeluang mempersoalkan berbagai peristiwa di dunia nyata, salah satunya adalah persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Dedikasi Pramoedya Ananta Toer tidak lepas dari berbagai konsekuensi berat, ia harus merasakan pahitnya penjara di tiga rezim berbeda.
Dengan lebih dari 50 karya yang diterjemahkan ke 42 bahasa, Pramoedya Ananta Toer adalah lambang harapan, perlawanan, dan keberanian melawan ketidakadilan.
Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta menggagas Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved