Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
lustrasi: Gde Kartinki
Aku tidak suka puisi abstrak karena kamu sudah abu-abu
kalau kalian kugabungkan, pesonamu hanya akan jadi imajinasi
tidak mungkin diriku menulis di kertas hitam dengan pensil
imbasnya paling suatu kegilaan
selambat-lambatnya cuman jadi picisan resah
Apa itu sajak-sajak metafora?
dirimu itu kurang ajar terlampau menggelora
terlalu cerdas menguras emosiku
seperti menyairkan lirik ini padamu
dibuatnya lelah tapi nikmat
Kamu sedang apa?
kan abstrak lagi
sudah, sekarang aku mau jujur
aku cinta kamu
tolong balas ya!
Ya Tuhan sepi hatiku.
2023
Temani aku sepi!
tak dapat kusematkan ketentraman
terdayuh hati hingga nabastala
sampai kalbuku bergetar
lintang-lintang telah berjatuhan
ini apa! Apa maksudnya!
kau buat ragaku terbuai
pastikan aku hancur atau lestari
hidup nan mati rasaku saling membunuh
permainan macam apa ini!
Genggam erat tanganku putuskan saja jarinya
dekap keras tubuhku remukkan saja rusuknya
peras jantungku, tusuk hatiku, buat saja tak berkutik
memang siapa yang kau sebut duka
bukannya sudah kuserahkan jiwa
lalu siapa yang terlihat terluka?
atau ini rayuan kita saja?
Senja membuatnya menangis
fajar membuatku teriris
malam membuatnya mengemis
pagi membuatku terkikis
Neraka apa lagi yang kau persiapkan
untuk kami persetan engkau cinta!
2023
Gurih kriuk tempe mendoan
lembut renyah kol bakwan
aroma meriah wangi gorengan
es teh es teh lengkap sudah dahaga
mereka murah tenang perutku
tak kusisakan satu krenyes sempurna hariku
pasti sedap, dijamin puas!
Teman-teman ayo beli lagi!
mereka murah nanti hemat uangmu
simpan untuk tabungan masa depan
di celengan kelinci atau kodokmu
lupakan sebentar kesedihan
dunia penuh nikmat jangan sembunyi
biar kutebak, pasti asmara melulu
agar-agar varian apa mentalmu
Tak setulus bakwan dan mendoan
tak seindah momen tak terlupakan di kantin sekolah
lebih-lebih hujan tiba digoreng pas anget-angetnya
es teh plastikan kau genggam
simpel, nggak ribet, pengertian
kekasihmu bisa apa?
Sudahlah kubilang apa
sampai kapan rasanya tetap sama
berbicara tentang kepastian,
mustahil membaca hati seseorang
24 jam nonstop berdua kamu yakin
dapat menyentuh pikirannya?
Kamu saja tidak paham akar pohon perasaanmu
tumbuhnya dari mana
Dasar.
2023
Aku tidak suka puisi abstrak karena kamu sudah abu-abu.
Besok atau kemarin aktivitas sama saja
cepat lambat pesan singkat kubawa
satu kuambil yang kedua matamu
wahai hantu-hantu jawaban
Kira-kira jamu atau malah hanya tamu
mulutnya nyentrik seenaknya berjanji
kasihan ini cintanya diketawakan speaker
lagunya sedang bahagia kok hati masih terganggu
Waduh bagaimana mengapa kenapa ini
bilang “aku juga sayang kamu” kok sambil mual
jangan-jangan kamu mengandung kebohongan.
2023
Bersama bayangmu mengingat-ingat senyummu
setinggi imajinasi mengibaratkan keindahan
guling aku belai aku cium aku ajak omongan sendiri
tentu melelahkan, kalau sampai orang tahu bakal dianggap gila
Makanya tolong kekasih datanglah kemari di sampingku
jangan khawatir, aku siap menerima segala jenis kekuranganmu
kecuali cicilan kredit pinjaman online
Buatlah hari-hariku sejuk dengan nasehat kecilmu
itu lebih baik daripada melihat keindahan yang lain pada seseorang
untuk membangun lagi perasaan dari awal
Harap kamu tahu, adaptasi itu capek kekasih.
2023
Baca juga: Puisi-puisi Mustain Romli
Baca juga: Puisi-puisi Dien Wijayatiningrum
Baca juga: Sajak Kofe, Ruang Puisi di Media Indonesia
Okki Reifan Siolemba, mahasiswa, lahir di Grobogan, Jawa Tengah, 26 Oktober 1998. Karya-karyanya tersiar di sejumlah media daring dan digital. Telah menelurkan sebuah kumpulan puisi Rahasia Sunyi (Bintang Semesta Media, Sleman, 2022). Kini sedang menempuh pendidikan di Universitas Udayana, Bali. (SK-1)
Kata 'kofe' sendiri berarti kondisi awal gigi balita yang tumbuh pertama kalinya. Ia kemudian goyang dan jatuh sehingga terlihat ompong.
Kulit putih, bulu mata lentik. Kata orang itu cantik. Menurutku kita lebih manis.
Aku menyeberangi batas pantai di antara kebajikan dan kejahatan.
Petersburg, aku kan kembali bersama belahan jiwa. Mengulang janji suci kami di altar dulu
Kebebasan pun beterbangan di mana-mana serupa tarian angsa.
Mungkin aku yang terlalu ingin melindungimu, namun membuatmu merasa tidak nyaman.
Saat bibir-mu terbuka sedikit, amboi, betapa itu membuatku kasmaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved