Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Di luar, musim berjalan pelan
kita masih bercakap, tentang
esok, siapa lebih dulu bangun
membuat teh untuk kita berdua
mengheningkan cipta di pagi hari
merayakan rindu di jejak waktu
dan menulis sebuah puisi
Pagi, ya
sesederhana itulah bagi kita
pesona hidup yang diterjemahkan
dari ayat-ayat cahaya
dan sekuntum bunga
2023
Di dalam kamar kecil
aku tak menyimpan rahasia,
selain tentangmu, kekasih
Tiap sudut, langit biru terpampang
dindingnya terbuat dari tamsil waktu
dan dipenuhi kata-kata
terang lampu, adalah munajat doa dari tahun ke tahun
Saban kali pagi datang,
mimpi bertengger di atap
jatuh perlahan, seperti detak usia
yang diam-diam mengingatkanku tentang hidup
Saban kali mentari memenuhi lambaian ufuk barat
rindu meneguhkan diri,
bersama kembang yang kita titipkan di padang sabana itu
sebuah harapan pelan-pelan telah membesarkan kita dari kenyataan yang fana
Saban kali malam datang
seorang perempuan hadir
sorot matanya terbuat dari pantulan sinar bulan di samudera
dua tangannya dipenuhi bunga-bunga
dan di selendang bajunya, makhluk-makhluk kecil Tuhan selalu bertapa
Pikiranku selalu berkata,
kamar kecil ini
serupa surga yang kuimani senantiasa
2023
Maka biarlah kata tersesat
menyertai tiap jejakku di semenanjung senja itu
di sanalah, mata air dan bunga
menyatakan kesetiaannya
seperti juga aku padamu, kekasih
2023
Kamar kecil ini serupa surga yang kuimani senantiasa.
I
Takbir menggema menjatuhkan gemintang
di bawah langit yang Maha Biru
segenap bunga bersujud
memeluk fitrah-fitrah yang bertebaran
II
Ziarah
Ziarah
Ziarah
Di kejauhan, burung berkicau merdu
daun-daun bermunajat
dan langit pun bertasbih
2023
"Aku akan selalu mencoba mengusir semua kejahatan dari hatiku dan menjaga cintaku berbunga, tahu bahwa kau berdiam dalam bagian terdalam di kuil hatiku." (Rabindranath Tagore)
Aku akan selalu memujamu,
saban waktu
yang dibasuh oleh luka, kebahagiaan
seperti jejak musafir, mencari muara kehidupan
Maka biarkanlah aku bersetubuh
di mimbar kenyataan
betapa hidup hanyalah partikel kecil
di antara kemegahan semesta ini
Betapa hidup hanyalah huruf
di antara jutaan kalimat yang kita susun
di lembar-lembar kesunyian
Dan betapa hidup hanyalah debu
di antara pusaran waktu
Kita pun menyelaminya atas nama cinta
2023
Baca juga: Puisi-puisi Iwan Jaconiah
Baca juga: Puisi-puisi Vadim Shefner
Baca juga: Puisi-puisi Uhan Subhan
Mustain Romli, lahir di Probolinggo, Jawa Timur, 21 September 2000. Menekuni dunia penulisan puisi, esai, dan opini. Alumnus Universitas Nurul Jadid. Karyanya termaktub dalam antologi puisi Dari Kisah Odysseus Tidak Ada Perahu Nuh (Mbludus, 2021). Sehari-hari berdomisili dan bergiat sastra di Probolinggo. (SK-1)
Kata 'kofe' sendiri berarti kondisi awal gigi balita yang tumbuh pertama kalinya. Ia kemudian goyang dan jatuh sehingga terlihat ompong.
Kulit putih, bulu mata lentik. Kata orang itu cantik. Menurutku kita lebih manis.
Aku menyeberangi batas pantai di antara kebajikan dan kejahatan.
Petersburg, aku kan kembali bersama belahan jiwa. Mengulang janji suci kami di altar dulu
Kebebasan pun beterbangan di mana-mana serupa tarian angsa.
Mungkin aku yang terlalu ingin melindungimu, namun membuatmu merasa tidak nyaman.
Saat bibir-mu terbuka sedikit, amboi, betapa itu membuatku kasmaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved