Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

Radiologi Terus Berkembang, Butuh SDM yang Mampu Mengikuti Kemajuan Teknologi

Sugeng Sumariyadi
08/8/2025 13:21
Radiologi Terus Berkembang, Butuh SDM yang Mampu Mengikuti Kemajuan Teknologi
Pembukaan Radex 2025, Radiology & Hospital Equipment Expo, yang digelar di Bandung.(MI/SUMARIYADI)

SEKTOR radiologi di Indonesia terus berkembang. Sejumlah peralatan canggih terus datang, baik lewat impor maupun produksi dalam negeri.

Kalangan radiografer dan pengusaha memiliki kepercayaan diri bahwa perangkat radiografi di Tanah Air tidak ketinggalan dari negara lain. Namun, masalah ada di sumber daya manusia, yang harus terus ditingkatkan mengikuti perkembangan peralatan.

Kondisi itu terungkap dalam talkshow yang digelar pada rangkaian Radex 2025, Radiology & Hospital Equipment Expo, yang dilaksanakan di Bandung, 8-10 Agustus. Kegiatan digelar Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI) Jawa Barat.

Menurut Yosua Yusak Kurniawan, CEO PT Mulya Husada Jaya, distributor alat kesehatan, peralatan radiologi di Indonesia tidak kalah dengan yang ada di negera lain. Baik di ASEAN, Asia maupun di Eropa.

"Saya sudah belasan tahun berkecimpung dalam bisnis peralatan kesehatan. Saya yakin kita tidak ketinggalan dalam hal teknologi dan perangkatnya," tegasnya.

Namun, dia mengakui, Indonesia perlu terus meningkatkan kemampuan SDM dalam menjalankan perangkat canggih tersebut. Yang terjadi saat ini, SDM di Indonesia baru menguasai sedikit dari keseluruhan fasilitas yang disediakan peralatan tersebut.

Untuk itu harus ada upaya untuk meningkatkan kualitas SDM, dengan menggulirkan program pelatihan terus menerus. "Pelatihan harus dilakukan bersama oleh pabrikan, pengguna dan pemerintah," tandas Yosua.

Selain itu, Yosua juga mengungkapkan perlunya pemerataan secara nasional, baik dari sisi SDM maupun peralatan radiologi.

Ketua Umum Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI), Sugiyanto, sepakat SDM radiografer di Indonesia harus terus mengikuti perkembangan teknologi terbaru.

"Peralatan radiologi dari tahun ke tahun terus berkembang. Seorang radiografer akan ketinggalan jika tidak terus mengup-date perangkat terkini yang datang," paparnya.

Tuntutan ini juga harus dipenuhi para calon radiografer yang saat ini masih duduk di bangku kuliah. "Dari bangku kuliah, Anda hanya mendapatkan sedikit. Setelah berada di dunia kerja, menjadi keharusan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada," tandas Sugiyanto.

 

Program pemerintah


Sementara itu, Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Jeffri Ardiyanto, mengungkapkan, posisi alat kesehatan dalam belanja kesehatan di Indonesia masih sangat tinggi. Pada 2023 lalu, dari total belanja kesehatan Rp606 triliun, 30% di antaranya merupakan belanja alat kesehatan.

Namun, dia mengakui, jumlah dan jenis alat kesehatan masih didominasi hasil impor dengan besaran tiga kali lipat dibanding produksi dalam negeri.

"Jumlah alat kesehatan produksi dalam negeri mencapai 16 ribu lebih dengan 470 jenis produksi. Sementara impor, jumlahnya ada 56 ribu lebih dan 1.500 jenis," jelasnya.

Perkembangan bagus mulai terlihat pada 2024. Pembelanjaan alat kesehatan dalam negeri sudah mencapai 48% meningkat 4 kali lipat dibanding pada 2019 yang hanya 12%.

Jeffri menambahkan saat ini pemerintah menggulirkan program pemeriksaan kesehatan gratis dan penurunan kasus tuberkulosis. Keduanya membutuhkan dukungan alat kesehatan dan SDM besar yang ada di belakangnya.

"Program lainnya ialah membangun rumah sakit lengkap dan berkualitas di daerah. Sekurangnya ada 60 rumah sakit yang dibangun. Ini peluang yang bagus bagi produsen alat kesehatan, distributor dan tenaga radiografer," tandasnya.


Radex 2025

 

Terkait Radex 2025, kegiatan yang digelar oleh PARI Jawa Barat. Ini merupakan pameran radiologi dan peralatan rumah sakit tahunan terbesar di Indonesia.

"Kegiatan ini bertujuan untuk menjadi platform komprehensif yang mengintegrasikan inovasi teknologi, pendidikan berkelanjutan dan kolaborasi industri pelayanan kesehatan," ungkap Ketua PARI Jawa Barat, Jusuf Iskandar.

Radex 2025, lanjut dia, dirancang untuk menyajikan pengalaman yang kaya dan beragam bagi seluruh peserta. Radex diharapkan dapat menjadi katalisator bagi kemajuan radiologi di Indonesia.

"Ini juga sarana untuk mempererat hubungan antar profesi demi terciptanya pelayanan kesehatan yang lebih modern dan berkualitas. Melalui berbagai kegiatan yang digelar, Radex 2025 diharapkan dapat menjadi katalisator bagi kemajuan radiologi di Indonesia," tambahnya.

Sejumlah kegiatan digelar dalam Radex 2025. Di antaranya pameran peralatan radiologi dan rumah sakit, simposium dan diskusi interaktif, dan kompetisi ilmiah.

Selain itu juga diramaikan dengan aktivitas kesehatan berupa pengecekan darah gratis, donor darah dan USG gratis. Acara juga dilengkapi dengan hiburan dan networking.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner