Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Pelestarian Berkebaya di Bandung, Ruang Dialog Identitas, Budaya dan Keberdayaan Perempuan

Sugeng Sumariyadi
28/7/2025 08:00
Pelestarian Berkebaya di Bandung, Ruang Dialog Identitas, Budaya dan Keberdayaan Perempuan
Hari Kebaya Nasional diperingati dengan menggelar program Kita Berkebaya di Posco Bandung,(DOK/DJARUM FOUNDATION)

SIMBOL warisan budaya itu ialah kebaya. Dia telah menjadi kebanggaan nasional yang harus terus dilestarikan.

Untuk itu, dalam rangka Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada 24 Juli, Bakti Budaya Djarum Foundation menginisiasi gerakan Kita Berkebaya. Ini mengingatkan kembali bahwa kebaya bukan sekadar busana tradisional atau simbol nostalgia, tetapi juga wujud sikap, perlawanan, dan kebanggaan perempuan Indonesia.

Gerakan pelestarian kebaya ini juga ditampilkan dalam sebuah film pendek #KitaBerkebaya yang dapat disaksikan melalui YouTube Indonesia Kaya mulai 24 Juli 2025.

Dengan semangat perayaan kebaya sebagai bagian hidup dari budaya Indonesia yang terus berevolusi, Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Narasi juga menggelar program Kita Berkebaya di Posco Bandung,.

Acara ini menghadirkan sesi perbincangan yang membahas pemberdayaan perempuan lewat kebaya bersama Andien, Yanti Moeljono, Ketua Komunitas Kebaya Menari, dan Tara Basro. Tak ketinggalan dengan penampilan hiburan dari Skeletale dan suara merdu Rahmania Astrini.

Dengan menghadirkan suara-suara perempuan yang berani, reflektif, dan otentik, gerakan Kita Berkebaya ini membuka ruang baru bagi kebaya untuk terus hidup dalam berbagai bentuk.

“Gerakan Kita Berkebaya mencoba menghadirkan kebaya bukan sebagai sesuatu yang kaku atau eksklusif, tapi wadah ekspresi diri. Harapan kami untuk masa depan kebaya adalah agar ia bisa menjadi bagian dari identitas sehari-hari perempuan Indonesia," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Pihaknya ingin melihat kebaya dikenakan bukan hanya di acara formal, tapi juga dalam kehidupan yang dinamis, penuh warna, dan autentik, seperti perempuan-perempuan hebat yang mengenakannya. Kebaya bisa terus hadir dalam aktivitas sehari-hari, bukan hanya sebagai simbol budaya, tetapi juga sebagai kekuatan ekonomi yang memberdayakan, baik dari penjual kain, penjahit, pembatik, perancang busana, hingga pelaku industri kreatif lainnya di seluruh Indonesia.

"Kebaya itu tidak hanya hidup, tapi juga menghidupi,” tegasnya.

 

Akar budaya

 

Sesi perbincangan Berdaya Lewat Kebaya: Perempuan, Identitas, dan Inspirasi Generasi dihadirkan bersama penyanyi Andien dan Yanti Moeljono, Ketua Komunitas Kebaya Menari membahas akar budaya kebaya yang panjang dalam sejarah Nusantara.

Ia hadir sebagai simbol keanggunan, martabat, dan jati diri perempuan Indonesia dari berbagai latar sosial dan daerah. Lebih dari sekadar busana, kebaya menyimpan nilai filosofis yang merepresentasikan kelembutan, keteguhan, dan peran perempuan dalam menjaga nilai-nilai budaya.

Perbincangan ini juga membahas bagaimana perempuan muda melalui perjalanan yang kompleks dan sangat personal dalam proses mencari jati diri. Dalam perjalanan itu, mengenali akar budaya bisa menjadi tuntunan yang menenangkan dan memperkuat.

"Aku percaya setiap perempuan punya perjalanan unik dalam menemukan dirinya. Proses itu nggak pernah instan. Justru di tengah pencarian itu, penting banget punya pegangan dan kebaya bisa jadi salah satunya," ungkap Andien.

Buat dia, kebaya bukan hanya tentang tradisi, tapi tentang mengenal siapa kita, dari mana kita berasal, dan apa yang ingin kita wariskan.

"Melalui gerakan Kita Berkebaya, kita ingin bilang bahwa mengenal budaya bukan berarti kembali ke masa lalu, tapi membawanya ke masa depan dengan versi kita sendiri. Harapanku, kebaya bisa terus hidup, bukan karena dipaksa, tapi karena dicintai,” tambah Andien.


otentik


Diskusi bertajuk Berdaya Lewat Kebaya: Menjadi Sosok Otentik Perempuan Berkebaya menghadirkan Tara Basro, aktris dan aktivis yang selama ini dikenal karena keberaniannya bersuara jujur tentang tubuh, identitas, dan tekanan industri hiburan.

Dia berbagi soal menjadi perempuan otentik yang tetap berpegang nilai budaya di tengah spotlight. Kebaya bisa menjadi pernyataan kuat untuk menunjukkan siapa kita luar dalam.

“Buat aku, kebaya itu punya ruang tersendiri di hati, karena dia bukan sekedar baju, tapi punya cerita. Di dunia yang serba cepat dan serba instan, justru kebaya mengajarkan kita sadar sama akar kita," paparnya.

Menurut dia, anak muda sekarang kreatif banget, dan kebaya bisa banget jadi media ekspresi yang personal. "Kita bisa mix and match, tapi tetap bawa nilai budaya."

Kebaya, tambah Tara Baso, bukan soal harus tampil tradisional, tapi soal cara menghidupkan lagi sesuatu yang bermakna dengan cara sendiri. Itu yang membuat kebaya tetap relevan dan powerful.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner