Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Buntut Konflik Bandung Zoo, Satwa Terancam Kelaparan

Naviandri
17/8/2025 18:14
Buntut Konflik Bandung Zoo, Satwa Terancam Kelaparan
Pemberian pakan satwa di Bandung Zoo.(Dok SPMD)

HAMPIR dua pekan Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo masih ditutup untuk pengujung. Di pintu depan kebun binatang itu masih terdapat police line yang dipasang oleh petugas kepolisian dari Polrestabes Bandung.

Penutupan dilakukan karena adanya  kericuhan hingga kontak fisik pengelola lama Bandung Zoo yakni Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) dengan pengelola baru Taman Safari Indonesia (TSI). Saat ini hanya para keeper untuk satwa yang menjaga dan memberi makan yang tetap diperbolehkan masuk.

Ketua Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) Yaya Suhaya, Minggu (17/8) menyatakan, dirinya khawatir dengan kondisi kesehatan dan keselamatan 700-an satwa dengan belum adanya kepastian penyelesaian konflik.

Belum lagi ada beberapa satwa yang baru lahir dan butuh perhatian khusus mulai dari pakan dan perawatannya. Sejak Bandung Zoo ditutup, YMT di bawah Raden Bisma Bratakusuma yang mengeluarkan uang untuk membeli makan satwa-satwa tersebut mulai dari sayuran, buah-buahan dan daging. Tidak ada sama sekali bantuan dari luar untuk keperluan makan satwa.

“Jadi kalau Wali Kota Bandung Farhan bilang bahwa biaya pakan dibiayai oleh dari Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI), itu tidak benar sama sekali. Tolong Pak Wali Kota jangan asal ngomong, turun langsung ke lapangan dan cek kebenarannya, apa benar PKBSI yang membiayainya. Yang jelas selama Bandung Zoo tutup YMT di bawah Raden Bisma Bratakusuma yang membeli pakan satwa, tidak ada sepeserpun PKBSI atau pihak manapun,” tegasnya.

Menurut Yaya, dirinya adalah perawat satwa yang merupakan tugas dari bagian konservasi dan yang dikhawatirkan adalah keselamatan dari 700-an satwa yang ada di dalamnya. Untuk diketahui selama ini dana operasional untuk perawatan satwa sepenuhnya bergantung pada pemasukan tiket pengunjung. Dengan penutupan akses pengunjung, sumber dana ini terhenti, sehingga keberlangsungan perawatan satwa terancam.

“Kalau kebun binatang tidak segera dibuka, kami tidak tahu bisa bertahan berapa lama lagi. Dan kini kami akan berupaya mencari solusi, termasuk kemungkinan menggalang donasi publik, demi memastikan satwa tetap mendapat pakan dan perawatan medis yang memadai apabila situasi penutupan Bandung Zoo berjalan lama,” jelasnya.

Melihat kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, Kurator Bandung Zoo, Rohman Suryaman mengajukan permohonan resmi kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, Kapolri dan pimpinan Komisi III DPR RI untuk memberikan perlindungan. Permohonan ini mencakup perlindungan bagi satwa dari risiko kelaparan serta perlakuan yang tidak semestinya, serta perlindungan bagi karyawan dari intimidasi.

“Kami mohon perlindungan, karena tugas kami ini murni untuk merawat satwa. Jangan sampai konflik kepengelolaan mengorbankan kesejahteraan hewan. Sejak awal kami dikontrak untuk merawat satwa. Itu tugas yang akan kami perjuangkan sampai kapan pun. Dan kami yakin, masyarakat Bandung juga care terhadap satwa di Bandung Zoo,” bebernya. 

Sementara itu Zanuar Zain, penasihat hukum juga menegaskan bahwa Bandung Zoo hingga kini tidak menerima bantuan dari pihak manapun, baik dari lembaga konservasi nasional maupun internasional. “Tidak ada satu pun dari negara ini yang membantu kami dalam hal pembiayaan atau operasional,” terangnya.

Meski begitu, para keeper tetap menjalankan tugas sesuai pedoman konservasi yang berlaku, termasuk standar yang diatur oleh lembaga-lembaga sesuai aturan yang ada, meskipun situasi di lapangan semakin sulit. Di tengah konflik yang belum mereda, Zain meminta agar semua bentuk intimidasi dan serangan dari pihak-pihak tertentu segera dihentikan. Mereka juga berharap pemerintah dan aparat penegak hukum hadir untuk memberikan perlindungan nyata.

“Tolong jangan diintimidasi. Tolong jangan ada serangan-serangan dari pihak manapun. Negara ini harus melindungi karyawan dan satwa. Kami bekerja di sini karena panggilan hati untuk merawat satwa. Jangan sampai kami dijadikan korban dari perebutan kekuasaan. Tugas kami adalah memastikan hewan-hewan ini tetap sehat dan terawat,” tandasnya. (AN/E-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner