Pemkot Bandung Dinilai tidak Serius Atasi Persoalan Sampah

Bayu Anggoro
07/1/2025 18:48
Pemkot Bandung Dinilai tidak Serius Atasi Persoalan Sampah
Tumpukan sampah di TPA Sarimukti.(MI/DEPI GUNAWAN)

PEMERINTAH Kota Bandung diminta lebih serius dalam mengatasi persoalan sampah. Pasalnya, Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat kondisinya semakin kritis.

Pegiat lingkungan, Hani Yuhani menilai Pemerintah Kota Bandung tidak serius dalam mengatasi persoalan sampah. "Dari dulu persoalannya masih terus terulang," katanya di Bandung, Selasa (7/1/2025).

Ketidakseriusan ini salah satunya terkait pendataan yang tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Hani menjelaskan, mengacu data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung menyumbang 1.600 ton sampah setiap hari.

"Ini berbeda dengan data dari Pemerintah Kota Bandung, yang jumlahnya 1400 ton per hari," kata pegiat sampah itu.

Masih berdasarkan data tersebut, Kota Bandung menyumbang 60% sampah di cekungan Bandung ini. Jadi perlu ada validasi data. Keakuratan data ini sangat penting untuk menentukan program yang akan dijalankan.

Hani melanjutkan, 60% sampah di Kota Bandung berasal dari kawasan komersial seperti hotel, restoran, pasar, dan lainnya.

"Kita punya banyak perguruan tinggi, gandeng akademisi untuk pendataan sampah ini," ujarnya.

Selain pendataan, program-program terkait penanganan sampah yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung pun belum berjalan efektif. Salah satunya terkait magotisasi yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Bandung.

Program rumah magot yang dicanangkan, banyak yang tidak berjalan. Yang jalan hanya 5%. Banyak yang tutup, karena kekurangan pasokan sampah organik.

Kurangnya pasokan sampah organik ini, tambah dia, membuktikan juga bahwa belum optimalnya program pemilahan sampah. Sampah organik banyak, tapi tidak terdistribusikan/

Dia pun menyoroti belum optimalnya keberadaan TPS Terpadu yang dibangun Pemerintah Kota Bandung. "Contohnya pusat olah sampah organik di Gedebage. Sampahnya campur dengan anorganik, lokasinya juga banjir," katanya.

Padahal, menurutnya, program-program tersebut sangat efektif untuk mengatasi persoalan sampah jika dijalankan dengan baik. "Metode magotisasi ini sangat efektif untuk mengolah sampah. Di tempat saya, 1 kg magot bisa mengelola sampah organik 3 kg," katanya.

Magotisasi ini pun, lanjutnya, menjadi sarana edukasi ke masyarakat agar semakin banyak yang mau memilah sampah. Maka dari itu, Pemerintah Kota Bandung salah satunya harus fokus dalam mengelola sampah organik.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner