Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sebagian Sawah di Cianjur Terancam Kekeringan

Benny Bastiandy
18/7/2024 18:59
Sebagian Sawah di Cianjur Terancam Kekeringan
Lahan sawah di Desa Kertasari, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai terancam kekeringan(MI/BENNY BASTIANDY)

LAHAN sawah di Desa Kertasari, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, kondisinya terancam kekeringan. Pasalnya, cuaca yang mulai
memasuki kemarau berdampak terhadap tersendatnya pasokan air.

Kepala Desa Kertasari, Cepi Mulyadi, menuturkan area sawah di wilayahnya lebih kurang sekitar 190 hektare. Mayoritas merupakan sawah tadah hujan.

"Kalau terdampak sih belum. Tapi saat cuaca seperti ini (kemarau), sebagian besar lahan sawah kondisinya mulai terancam kekeringan," kata Cepi, Kamis (18/7).

Baca juga : Perumdam Tirta Mukti Cianjur Pastikan Sumber Air belum Terdampak Kemarau

Sebagai lahan sawah masih mengandalkan pasokan air dari aliran irigasi.
Hanya, pasokan air ke wilayah Desa Kertasari cenderung lebih sedikit karena digunakan masyarakat atau petani di desa lain yang terlintasi saluran irigasi.

"Ada beberapa kampung yang lahan sawahnya terancam kekeringan. Di antaranya di Kampung Kajar-kajar, Leuwitamiang, dan Parabon. Kurang lebih ada lima RW," ucapnya.

Dampak kemarau terhadap lahan pertanian di wilayah itu sebetulnya rutin
terjadi setiap tahun. Bahkan pada kemarau sebelumnya ada yang mengalami
gagal panen.

Baca juga : Jelang Musim Kemarau, 5 Desa di Cianjur Rawan Krisis Air Bersih

"Terutama di Kampung Kajar-kajar yang merupakan daerah paling parah
terdampak kalau terjadi kemarau panjang," imbuh Cepi.

Cepi mengaku dirinya dari awal sudah menyarankan para petani agar bisa
mengatur pola tanam. Bahkan dia sempat mengumpukan para petani maupun
kelompok tani agar menghadapi kemarau bisa beralih tanam dari padi ke
palawija.

"Biasanya pola tanam itu kan padi, padi, lalu palawija. Sudah kami sarankan waktu itu agar petani bisa menanam palawija saat menghadapi kemarau karena tidak terlalu banyak membutuhkan banyak air. Tapi mungkin karena kemarau sekarang masih diselingi hujan, ada sebagian petani yang berspekulasi menanam padi," bebernya.

Baca juga : BPBD Cianjur Waspadai Dampak Kemarau

Biasanya masa panen padi di wilayah itu terjadi dua kali dalam setahun.
Tahun ini masa panen baru dilakukan satu kali.

"Dari sisi produksi, alhamdulillah hasil panen padi cukup bagus. Rata-rata 5-6 ton per hektare atau sekitar 9 kuintal per tumbak. Cukup bagus
produksinya," ungkap dia.

Upaya antisipasi agar tidak terjadi dampak kemarau, kata Cepi, pihaknya
sudah berkoordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikuktura Perkebunan dan Ketahanan Pangan. Dari pihak dinas sendiri sudah menyarankan agar sementara ini beralih pola tanam ke palawija.

"Kami juga upayakan memperbaiki jaringan irigasi. Cuma masalahnya irigasi di Desa Kertasari itu mayoritas cacing (kecil). Yang irigasi tersier ada di tengah-tengah. Jadi sebelum pasokan air sampai ke Desa Kertasari, sudah habis digunakan para petani di desa lainnya," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner