Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

BNPB Perkirakan Bulan Depan Kemarau Terjadi Merata

Benny Bastiandy
08/6/2024 14:22
BNPB Perkirakan Bulan Depan Kemarau Terjadi Merata
Kepala BNPB Suharyanto menyerahkan bantuan stimulan perbaikan rumah rusak akibat gempa bumi tahap keempat di Cianjur.(MI/BENNY BASTIANDY)

BENCANA hidrometeorologi masih berpotensi terjadi di Indonesia di tengah masa transisi peralihan cuaca. Namun diperkirakan mulai bulan depan, kemarau akan berlangsung merata di semua wilayah.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal
Suharyanto, mengatakan hingga saat ini hujan masih terjadi di beberapa
wilayah. Kondisi tersebut memungkinkan masih bisa terjadinya potensi
bencana hidrometeorologi.

"Sekarang cuaca masih banyak hujan. Tapi masuk Juli-Agustus kita sudah
bergulat dengan musim kemarau," tuturnya, di sela menghadiri
penyerahan simbolis bantuan stimulan perbaikan rumah rusak akibat gempa
bumi tahap keempat di Pancaniti, Komplek Pendopo Cianjur, Jumat (7/6) sore.

Baca juga : Vila di Bukit Mande, Harapan Baru Warga Terdampak Gempa Bumi Cianjur

Dia mengungkapkan memasuki awal tahun ini bencana terjadi di banyak wilayah di Indonesia. Di antaranya bencana banjir bandang di Sumatra
Barat yang mengakibatkan 72 orang meninggal dunia.

"Kemudian gunung meletus di mana-mana. Ada Gunung Ibu di Halmahera, ada
Gunung Ruang di Manado, kemudian Gunung Marapi di Sumatra Barat. Semuanya meletus. Kemudian ada juga bencana banjir dan tanah longsor, itu juga di mana-mana," bebernya.

Jabar ranking pertama

Baca juga : BNPB: Pencairan Dana Bantuan Rumah Korban Gempa Dilakukan Bertahap

Di Indonesia, wilayah yang paling banyak terjadi bencana berada di Jawa
Barat. Menurut Suharyanto, kondisi itu terjadi kurun tiga tahun terakhir.

"Jawa Barat tiga tahun terakhir menempati ranking pertama jumlah bencana. Berarti Kabupaten Cianjur juga termasuk daerah rawan bencana,"
jelasnya.

Salah satu bencana yang harus diwaspadai potensinya terjadi di Kabupaten Cianjur adalah gempa. Pascagempa bumi bermagnitufo 5,6 pada 21 November 2022, di wilayah ini ditemukan patahan bernama Sesar Cugenang yang membentang hampir 8 kilometer. "Belum lagi potensi banjir dan tanah longsor," ungkapnya.

Baca juga : Kepala BNPB Minta Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascagempa Cianjur Dipercepat

Tingginya potensi kerawanan bencana di Jawa Barat, salah satunya
dimungkinkan karena kondisi geografis. Selain luas, jumlah penduduk di Jawa Barat juga sangat padat.

"Di Kabupaten Cianjur saja jumlah penduduknya hampir 2,7 juta jiwa. Kita bandingkan dengan Provinsi Maluku Utara yang berpenduduk hanya 1,2 juta jiwa. Itu se-provinsi. Bedanya sangat jauh," imbuh Suharyanto.

Karena itu, dia mengimbau masyarakat di seluruh Indonesia selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana. Di balik tanah yang
subur, masyarakat Indonesia hidup di daerah yang rawan bencana.

"Kita hidup di tanah yang kaya dan subur. Tapi sekaligus juga hidup di
tempat yang kerawanan bencananya beraneka ragam," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner