Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menampik pencairan dana bantuan rumah korban gempa yang tersendat, menyusul banyaknya korban yang protes karena pencairan dana tidak cair seluruhnya.
"Ya, cairnya 40% dulu, karena kalau cairnya 100% pengalaman kita rumahnya tidak jadi, justru jadi ke motor, modal warung, padahal itu adalah insentif rumah, bukan insentif hidup, bukan insentif ekonomi dan lain-lain," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, kepada Media Indonesia, Kamis (2/2).
Bagi korban yang mendapatkan bantuan, mereka diperbolehkan membangun rumah sendiri dengan menggunakan desain yang sudah ditetapkan oleh PUPR. "Rumah mereka harus tahan gempa, jadi standarnya standar kami, bukan standar mereka. Kita akan dampingi mereka," ucapnya.
Seperti korban gempa Cianjur yang sudah mengeluarkan surat keterangan kematian sebanyak 602 korban. Begitu selesai pendataan, maka BNPB akan mengusulkan kepada Kementerian Keuangan berapa banyak rumah yang harus diperbaiki. Saat ini, pencairan bantuan rumah sudah masuk tahap ketiga dan telah menjangkau 60 ribu orang.
"Di Cianjur, dana itu langsung turun ke rekening (korban) masing-masing, ini insentif rumah. Insentif untuk perbaikan rumah masyarakat yang insitu, artinya rumah masyarakat yang akan dibangun persis di lokasi yang lama, karena untuk yang relokasi dibangun oleh PUPR," tuturnya.
Terdapat 3 kriteria yang dilihat oleh BNPB terkait dengan renovasi rumah insitu, yaitu rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Untuk rusak berat dialokasikan dana Rp60 juta, rusak sedang Rp35 juta dan ringan sebesar Rp15 juta.
Dana yang turun sebesar 40%, jelasnya, harus benar-benar dihabiskan ke renovasi rumah, karena nantinya ada laporan yang harus para korban berikan kepada fasilitator yang mendampingi mereka.
"Mereka tinggal lapor ke fasilitator atau yang mendampingi mereka apabila dana bantuan yang 40% nya sudah habis, maka akan diberikan pencairan sisanya," beber dia.
Sementara itu, bagi mereka yang tidak punya waktu untuk merenovasi rumahnya, BNPB menyediakan aplikator atau pemborong yang bersertifikat dari PU.
"Mereka tinggal buat perjanjian untuk membangun rumah mereka, insentif rumah mereka tidak diberikan sepeser pun karena nantinya mereka akan menerima kunci saja dan diselesaikan oleh pemborong. Ini yang kemudian kadang-kdang menjadi polemik," ucapnya.
"Kita menjaga supaya yang namanya insentif rumah ya untuk membangun rumah," tambah dia. (H-2)
Dilaporkan terpantau embusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 20 hingga 200 meter dari dasar Kawah Ratu
Gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 di wilayah lepas Pantai Timur Sarangani, Provinsi Davao Occidental, Filipina Selatan
Salah satu ancaman gempa bumi besar di Jawa Barat ialah di patahan Sesar Lembang. Sesar ini jika bergerak berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo 6,5 hingga 7
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 4.4 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Sabtu (21/6) sekitar pukul 12.53 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Gempa Garut tersebut terjadi sekitar pukul 15:24 WIB yang berlokasi di 140 kilometer barat daya dari Kabupaten Garut, atau tepatnya ada di kedalaman 13 kilometer laut.
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 5.0 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Senin (9/6) sekitar pukul 23.55 WIB.
Pemprov Riau mendapatkan bantuan berupa satu unit helikopter water bombing untuk membantu pemadaman Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.
BNPB menyebut wilayah Indonesia masih akan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer. Kondisi itu membuat ancaman bencana hidrometeorologi juga masih akan mengintai.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah membakar sekitar 96 ha sejak awal tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved