Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

BNPB: Tanah Longsor dan Kekeringan Terjadi di Beberapa Wilayah

Ficky Ramadhan
12/8/2025 14:32
BNPB: Tanah Longsor dan Kekeringan Terjadi di Beberapa Wilayah
Bencana longsor di Tasikmalaya.(Dok. Antara)

BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana alam di pekan kedua bulan Agustus 2025. Data tersebut dihimpun pada periode 11 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB hingga 12 Agustus 2025 pukul 07.00 WIB.

Laporan kejadian bencana pertama datang dari Kabupaten Bogor yang mengalami kejadian tanah longsor di beberapa lokasi pada Senin (11/8) pukul 08.00 WIB. Longsor dipicu hujan deras dan berdampak pada lima desa di empat kecamatan, yakni Kecamatan Bojong Gede, Cigudeg, Ranca Bungur dan Ciseeng.

"Petugas mencatat sebanyak 39 jiwa terdampak, satu warga luka ringan, dan 10 jiwa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu, terdapat lima rumah yang terancam longsor dan satu akses jalan terdampak material longsor," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Selasa (12/8).

Selain longsor, wilayah Kabupaten Bogor juga mengalami cuaca ekstrem pada Senin (11/8) pukul 06.00 WIB. Angin kencang disertai hujan deras berdampak pada beberapa desa, yakni Desa Ciapus Kecamatan Ciomas, Desa Cigombong dan Tugu Jaya di Kecamatan Cigombong.

Petugas mencatat sebanyak tiga rumah rusak berat, 12 rusak sedang dan 22 rusak ringan. Sebagian rumah warga rusak akibat tertimpa pohon yang tumbang dan petugas pun telah berhasil mengevakuasi beberapa pohon yang tumbang.

Beralih ke Provinsi Bengkulu, hujan deras yang mengguyur wilayah Kota Bengkulu mengakibatkan banjir di Kecamatan Ratu Agung, Senin (11/8) pukul 08.00 WIB. Petugas mencatat sebanyak 145 rumah terdampak dengan Tinggi Muka Air (TMA) 30 hingga 100 cm.

"Kondisi pada Senin malam, sebagian banjir telah surut seiring dengan redanya hujan, dan menyisakan genangan di beberapa daerah Kelurahan kota Bengkulu," ujarnya.

Sementara itu, kekeringan dilaporkan juga terjadi di Desa Galeh, Sragen, Jawa Tengah. Hal itu disebabkan menurunnya curah hujan yang membuat berkurangnya sumber air bersih dan mengakibatkan 236 Kepala Keluarga (KK) atau sedikitnya 580 warga desa kesulitan mengakses air bersih.

Merespon banyaknya laporan kekeringan di berbagai daerah yang sering memicu kebakaran hutan dan lahan, BNPB mendorong pendistribusian air bersih menggunakan mobil tangki, pembuatan sumur bor dalam, serta pelaksanaan operasi modifikasi cuaca.

Pemerintah daerah juga diimbau untuk membangun infrastruktur seperti sumur resapan air, waduk dan embung.

"Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi air dan tata cara pengelolaan air bersih yang bijak juga harus ditingkatkan," tuturnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya