Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

BMKG Perkirakan Jawa Barat Masuki Musim Kemarau pada April

Depi Gunawan
19/4/2024 09:09
BMKG Perkirakan Jawa Barat Masuki Musim Kemarau pada April
Warga berjalan di bantaran Sungai Cikeruh yang mengering di Tegalluar, Kabupaten Bandung, saat musim kemarau.(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi, awal musim kemarau di wilayah Jawa Barat terjadi pada  April atau Mei.

"Musim kemarau dimulai dari Jawa Barat bagian utara seperti Bekasi,
Karawang, Subang, Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Sementara hingga Juni, kemarau di sebagian besar wilayah Jawa Barat," terang Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu.

Saat ini, ia menjelaskan, sebagian wilayah Jawa Barat sedang memasuki masa peralihan atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau. "Untuk awal musim kemarau di wilayah Bandung Raya diprediksi terjadi pada awal Juni 2024."

Baca juga : Ciamis Dilanda Kemarau, Sekjen DPP Wanita Tani Indonesia Bantu Beri Solusi

Teguh mengungkapkan, pada Maret sebanyak 10% wilayah Jawa Barat
mengalami curah hujan kategori rendah. Sementara 70% mengalami curah
hujan kategori menengah, dan 20% mengalami curah hujan kategori
tinggi hingga sangat tinggi.

"Saat ini pekan kedua April 2024 seluruh wilayah Bandung Raya memasuki masa peralihan atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau," tuturnya.

Teguh mengatakan, masa peralihan musim dimulai dengan masuknya angin
timuran atau Monsun Australia dan berkurangnya pertumbuhan awan-awan hujan. Suhu di siang hari cenderung panas dan angin bertiup cukup kencang.

Ia menambahkan, curah hujan bulan April 2024 diperkirakan pada umumnya
berada pada kategori rendah di bawah 100 mm, menengah 100-300 mm hingga
tinggi 300-500 mm. Dengan sifat hujan dalam kategori normal.

"Kami tetap mengimbau masyarakat waspada terhadap cuaca ekstrem dan potensi bencana yang dapat terjadi," tambahnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner