Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Warga Korea dan Malaysia Belajar Pengolahan Smapah ke Emak-Emak Bandung

Naviandri
29/2/2024 19:09
Warga Korea dan Malaysia Belajar Pengolahan Smapah ke Emak-Emak Bandung
Pengelolaan sampah di Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung,(MI/NAVIANDRI)

INFORMASI pengelolaan sampah anorganik, yang dilakukan warga di Kelurahan Cipadung Kidul, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung, sampai ke mancanegara. Warga Korea Selatan dan Malaysia datang untuk belajar langsung dari emak-emak di kampung yang memiliki luas sekitar 217,3 hektare dan terletak di kawasan timur Kota Bandung ini.

Di kelurahan tersebut pemilahan sampah anorganik mayoritas dikerjakan
oleh emak-emak. Setelah dipilah hasilnya ditabung di Bank Sampah Sehati
(sehat lingkungannya, harmonis warganya, terinspirasi dan inovatif
kegiatannya).

Tabungan sampah tersebut dicatat oleh petugas Bank Sampah Sehati dan pada akhir Ramadan tabungan dibagikan. Berbagai penghargaan sudah diperoleh.

Baca juga : Pemkot Bandung Bentuk Satgas Percepatan Penerapan Kebiasaan Baru Pengelolaan Sampah

Warga Korea Selatan dan Malaysia datang langsung untuk melakukan studi banding. Mereka mempelajari pengelolaan sampah, terutama pemilahan sampah anorganik dan juga studi banding ke Bank Sampah Sehati.

"Kami punya Bank Sampah Sehati yang berada di RW 9 yang merupakan  hasil kepedulian tokoh masyarakat dan warga yang dimotori Yoyo Sutaryo, Ketua RW 9, untuk memilah dan memisahkan sampah. Kami juga membuat sabun dari minyak jelantah yang dikumpulkan warga sekitar," kata Lurah Cipadung Kidul, Bahrudin.

Menurut dia, sampah anorganik yang sudah terkumpul pun disulap
menjadi aneka kerajinan oleh tangan emas emak-emak di Cipadung Kidul.
Ada yang dijadikan tas, alas tikar, kotak tisu dan lain sebagainya.

Baca juga : Pemkot Bandung Minta Pengusaha Kafe dan Resto Kelola Sampah Sendiri

Hadirnya Bank Sampah Sehati, ternyata mampu membuat para ibu di
lingkungannya menjadi lebih produktif. "Pengolahan sampah di Kelurahan Cipadung  Kidul telah dilakukan jauh-jauh hari sebelum Kota Bandung mengalami darurat sampah. Awalnya ada petugas dari vendor pihak ketiga untuk menarik sampah organik di tiap RW. Sementara sampah anorganik dibuang ke Bank Sampah Sehati," ungkapnya.

Sejak ada darurat sampah di TPA Sarimukti, pihaknya memperluas jangkauan pemilahan sampah. Apalagi Pemkot Bandung juga memberikan bantuan Kang Empos untuk 20% penduduk.

Selain itu, di Cipadung Kidul juga memiliki Buruan Sae yang telah didirikan pada 2019, seiring dengan instruksi dari Wali Kota Bandung, kala itu, almarhum Oded M Danial. Bank Indonesia, juga memberi bantuan untuk bibit bawang merah.

Baca juga : Kota Bandung Cabut Status Darurat Sampah

Saat ini tanaman potensial di Buruan Sae yang ditanam ada terong, pakcoy, caisim, dan kangkung.

"Bukan hanya menjadi lahan produktif bercocok tanam, Buruan Sae juga
menjadi titik simpul berkumpulnya para warga. Buruan Sae bukan
semata-mata hanya menghasilkan materi, tapi juga menjadi sarana
silaturahmi. Kami juga bisa sisipkan program sosialisasi, sehingga tidak sulit untuk menyampaikannya ke masyarakat," ungkapnya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner