Headline

Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.

Mukernas Perdosni Bahas Ancaman Penyakit Terhadap Kesehatan Otak

Naviandri
24/8/2025 17:49
Mukernas Perdosni Bahas Ancaman Penyakit Terhadap Kesehatan Otak
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat berbicara di depan peserta Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) di Bandung.(MI/NAVIANDRI)

ANCAMAN penyakit degenaratif terhadap kesehatan otak menjadi perhatian dan pembahasan dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni).

Pertemuan dengan tema ‘Otak Sehat, Negara Kuat’ itu menghadirkan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menjadi pembicara kunci. Mukernas Perdosni berlangsung tiga hari, 22-24 Agustus, di Bandung.

Ketua Pengurus Pusat Perdosni, Dr. dr. Dodik Tugasworo menyatakan, tema
besar ‘Otak Sehat, Negara Kuat’ memiliki makna penting, baik sebagai
individu maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Otak yang sehat melahirkan sumber daya manusia yang cerdas, inovatif dan mampu bersaing di era global.

Sebaliknya, meningkatnya angka penyakit otak dan saraf, seperti stroke, demensia, epilepsi, maupun gangguan sistem saraf lainnya, dapat menimbulkan beban besar bagi keluarga, masyarakat, serta sistem kesehatan nasional.

“Kesehatan otak harus dipandang sebagai bagian integral dari ketahanan nasional bangsa, otak merupakan organ manusia yang sangat vital, pusat pengendali seluruh fungsi tubuh, mulai dari gerakan, memori, emosi, hingga kemampuan berpikir dan mengambil keputusan. Kesehatan otak yang optimal tidak hanya berdampak pada kualitas hidup individu, tetapi juga pada ketahanan sosial, ekonomi, budaya, hingga politik sebuah bangsa,” jelasnya.

Menurut Dodik, Indonesia sebagai negara besar membutuhkan sumber daya manusia dengan otak yang sehat, kreatif dan resilien agar mampu
menghadapi tantangan global. Ancaman penyakit degeneratif terhadap kesehatan otak pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai sejak dalam kandungan, mencapai puncaknya pada usia anak dan remaja, lalu terus mengalami perubahan hingga akhir hayat.

Adanya gangguan pada fase kritis perkembangan otak dapat berdampak panjang pada kemampuan belajar, produktivitas kerja, hingga kualitas hidup di usia lanjut. Karenanya, menjaga kesehatan otak harus dilakukan sejak dini hingga usia lanjut untuk memastikan keberlanjutan pembangunan nasional.

Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi
stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk pada 2023. Sementara itu, berdasarkan data nasional, insiden stroke adalah 158,47 per 100.000 penduduk.

Stroke tidak bisa dianggap remeh karena menjadi penyebab utama disabilitas/kecacatan (11,2%) dan penyebab kematian sebesar 18,5% dari
total kematian di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan 2023 menyebut stroke menjadi salah satu penyakit katastropik dengan beban biaya ketiga tertinggi dengan anggaran mencapai Rp5,2 triliun pada 2023.

Dodik mengingatkan, masalah lain yang turut mengintai terkait
kesehatan otak adalah demensia, gangguan kesehatan yang menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir logis, dan fungsi kognitif lainnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 55 juta orang hidup dengan demensia pada 2021. Sementara prevalensi demensia di Indonesia diperkirakan mencapai 1,8 juta orang.

“Dalam penelitian lokal Jatinangor (Jawa Barat), prevalensi demensia
mencapai 29,15% pada lansia. Di wilayah lain, demensia vaskular (akibat stroke) juga signifikan, yakni sekitar 6,8% pada pasien dengan diabetes versus hanya 1,2% pada bukan penyandang diabetes. Di wilayah Jabotabek prevalensi demensia ditemukan sebesar 3,5%,” sambungnya.


Mencerdaskan bangsa


Sementara itu Wakil Ketua MPRRI Lestari Moerdijat yang menjadi pembicara kunci mengatakan, setiap warga negara harus berperan aktif dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini demi meningkatkan daya saing di masa depan. Konstitusi menegaskan bahwa tujuan bernegara adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

“Kemakmuran itu bukan semata sejahtera secara materi, tetapi juga sehat jasmani dan rohani yang di dalamnya termasuk kesehatan otak setiap anak bangsa. Sangat penting mengedepankan upaya membangun jembatan antara kesehatan jiwa dan kesehatan otak dalam konteks sebuah kebijakan,” ujar Ririe sapaan akrab Lestari.

Menurut dia, seringkali negara melahirkan kebijakan atas dasar pola
pikir mereka sendiri. Akibatnya, kerap kali kebijakan yang
lahir hanya mampu mengatasi gejala yang ada di permukaan saja, sehingga permasalahan yang dihadapi selalu berulang.

Dalam konteks mewujudkan Indonesia Emas 2045, harus mampu mewujudkan 4 pilar visi yang telah dicanangkan. Visi tersebut, yaitu pembangunan sumber daya manusia serta penguasaan ilmu dan teknologi, pemerataan pembangunan, pembangunan ekonomi berkelanjutan, serta pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan yang baik.

“Untuk mewujudkannya tentu saja harus didukung dengan kesehatan berpikir yang didasari atas terpenuhinya kesehatan jiwa dan otak yang baik bagi setiap anak bangsa. Dibutuhkan peta jalan kesehatan otak yang tepat dan dapat dipahami sejumlah pihak agar berbagai kebijakan yang dilahirkan dapat tepat sasaran,” tutur anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah ini.

Ririe menambahkan, dalam upaya memastikan generasi penerus bangsa
memiliki standar kesehatan jiwa dan kesehatan otak yang cukup dalam
menghadapi tantangan di masa datang.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, menyarankan untuk memasukkan pemeriksaan kesehatan jiwa dan otak dalam penerapan deteksi dini kesehatan yang dilaksanakan pemerintah.

Rerie juga mendorong, agar semua pihak terkait seperti pemerintah dan pihak swasta dapat terlibat aktif mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan otak, serta mengedepankan berbagai upaya promotif, bukan hanya kuratif, dalam menghadapi berbagai tantangan di
sektor kesehatan.

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner