Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tanggulangi Sampah, Kota Bandung Bentuk Relawan Pemuda Peduli Lingkungan

Naviandri
23/11/2023 18:28
Tanggulangi Sampah, Kota Bandung Bentuk Relawan Pemuda Peduli Lingkungan
Pengukuhan relawan Pemuda Peduli Lingkungan (Pepeling) 2023 di Kota Bandung.(DOK/HUMAS KOTA BANDUNG)

RATUSAN pemuda dari sejumlah komunitas dan organisasi kepemudaan dan
masyarakat yang ada di Kota Bandung dikukuhkan menjadi relawan Pemuda Peduli Lingkungan (Pepeling) 2023, Kamis (23/11).

Para relawan akan bertugas mendampingi program pengolahan sampah dari sumber melalui metode Kang Empos dan Maggotisasi.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Eddy Marwoto mengatakan, hadirnya
relawan dari pemuda tersebut merupakan langkah cepat, tanggap mencari
solusi dan kerja nyata penanggulangan sampah di kota Bandung. Perlu kolaborasi semua pemangku kepentingan termasuk para pemuda untuk turun tangan bersama dalam mengelola sampah.

"Berdasarkan data dari seluruh rumah tangga, baru 31% yang memilah
sampah. Kita segera menginjak akhir masa darurat sampah, tentu tidak
akan tinggal diam. Harus mencari solusi yang terbaik, dengan relawan
kita ambil peran," terangnya.

Eddy berharap hadirnya kolaborasi semua pihak dapat segera membawa Kota
Bandung keluar dari masa darurat sampah. Pemkot Bandung sudah melakukan peluncuran awal awal di Tegalega. Nantinya para rewalan akan membantu pendampingan, mentoring dan edukasi kepada masyarakat di lingkungannya.

"Kalau ini serentak dilakukan, insya Allah bisa lepas dari masa darurat
sampah," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dudy Prayudi mengajak, seluruh stakeholder terkait untuk mengubah gaya hidup dengan mengubah pola pikir terkait sampah dari awalnya kumpul, angkut dan buang menjadi dikumpul, diolah dan dipilah.

Saat ini, 60% sampah kota Bandung merupakan sampah organik. Untuk
itu penting adanya pengolahan sampah organik mulai dari skala rumah
hingga skala kelurahan.

"Ini momen bagi kita menyelesaikan sampah di sumber. Yang paling utama
sampah organik karena komposisinya paling besar mencapai 50%-60%," tandasnya. (SG)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner