Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Menkeu menyatakan realisasi defisit anggaran semester I 2021 sesuai dengan jalur yang ditargetkan pemerintah. Total defisit anggaran pada tahun ini diperkirakan Rp1.006,4 triliun.
Perkiraan turunnya defisit anggaran juga dilandasi perhitungan pemerintah pada pendapatan negara, yang diperkirakan mencapai Rp1.760,7 triliun.
"Kenapa harus meminta-minta. Saya ingat betul telah menyetujui anggaran BTT untuk penanganan Covid-19 ini Rp5 triliun lebih di tahun 2020," kata Prasetyo.
Angka tersebut setara 1,32% terhadap PDB, dengan target defisit tahun ini sekitar Rp1.006,4 triliun. Defisit tersebut juga tumbuh 22,24%, jika dibandingkan periode Mei 2020.
Defisit disebabkan lebih rendahnya pendapatan negara sebesar Rp378,8 triliun, dibandingkan dari belanja negara yang mencapai Rp523 triliun.
Sebab, pemerintah harus tetap menggelontorkan stimulus fiskal yang berdampak pada kenaikan belanja negara dan seretnya pendapatan negara.
APBD Manggarai Barat defisit Rp200 miliar, namun tak menyurutkan 30 anggota DPRDnya melakukan perjalanan keluar daerah untuk mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) ke Surabaya, Jawa Timur.
Defisit disebabkan realisasi penerimaan negara dalam APBN 2021 sebesar Rp219,2 triliun, atau lebih rendah dari belanja negara sebesar Rp282,7 triliun.
Menurut Fitch, dukungan Bank Indonesia (BI) atas pembiayaan defisit fiskal telah membantu mengurangi biaya bunga dan mendukung percepatan pemulihan ekonomi.
Defisit itu terjadi lantaran pendapatan negara tercatat Rp1.633,6 triliun, atau 96,1% dari yang ditetapkan dalam Perpres 72/2020 sebesar Rp1.699,9 triliun.
Defisit dana program JKN, ekuitas pelayanan kesehatan di era JKN, serta kebijakan kompensasi yang belum berjalan menyebabkan belum tercapainya keadilan dalam pelaksanaan kebijakan JKN.
KEMENTERIAN Keuangan mencatat defisit sebesar Rp764,9 triliun atau 4,67% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada Oktober 2020
Defisit itu karena belanja negara mencapai Rp2.041,8 triliun, lebih besar dari pendapatan yang sebesar Rp1.276,9 triliun.
Deifisit itu dikarenakan kinerja penerimaan negara sebesar Rp1.034,1 triliun, lebih rendah dibanding belanja yang mencapai Rp1.534,7 triliun.
Penurunan pendapatan negara disebabkan berkurangnya penerimaan pajak Rp37,4 triliun menjadi Rp1.444,5 triliun dari sebelumnya di RAPBN 2021 sebesar Rp1.481,9 triliun.
"Perlu diperhatikan oleh pemerintah pada 2021 adalah kemungkinan adanya penambahan anggaran pada saat tersedianya vaksin karena perkiraan tingginya permintaan vaksin.'
Defisit struktural yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kebijakan dan pertumbuhan iuran yang lebih kecil dibandingkan jumlah belanja.
“Defisit APBN (2021) mencapai Rp971,2 triliun atau dalam hal ini menurun dari tahun 2020 yang defisitnya diperkirakan mencapai Rp1.039,2 triliun."
isu reformasi birokrasi ini hanya dijadikan sebagai pelengkap dari kebijakan PEN
Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dan terancam minus, namun kalangan ekonom optimistis ketahanan fiskal masih aman sampai akhir 2020.
Media Indonesia berusaha menghadirkan foto-foto eksclusive sehingga pembaca dapat melihat kejadian aktual dengan lebih baik
LOAD MORECopyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved