Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

INTI Group Dukung Kelancaran Nataru Lewat Solusi Teknologi Canggih

Sugeng
23/12/2024 18:56
INTI Group Dukung Kelancaran Nataru Lewat Solusi Teknologi Canggih
Sistem Boarding Gate Face Recognition dikembangkan PT INTI Group dan sudah digunakan di 100 stasiun di Indonesia.(DOK/PT INTI)

PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI Persero) melalui anak usahanya, PT INTI Konten Indonesia (PT INTENS) memberikan solusi teknologi inovatif dalam rangka mendukung penyelenggaraan kegiatan Natal dan Tahun Baru 2024/2025.

Hal tersebut dieksekusi melalui implementasi perangkat sistem Boarding Gate Face Recognition dengan teknologi INTI MPOS di 100 stasiun kereta api yang tersebar di seluruh wilayah Pulau Jawa dan regional Medan.

Perangkat sistem ini merupakan inovasi yang menggabungkan teknologi perangkat e-KTP Reader Identik AE-01 dengan Face Recognition.
 
“Solusi ini merupakan bentuk kontribusi INTI Group untuk mendukung penyelenggaraan Nataru 2024/2025. Kami yakin bahwa inovasi teknologi ini tidak hanya berdampak positif pada satu bidang industri saja, tapi dalam jangka panjang, perangkat sistem ini bisa diterapkan di pelayanan publik lainnya,” ungkap Pejabat Sementra  Vice President Corporate Office Support PT INTI Feris Ardianto, Senin (23/12).

Saat ini, perangkat sistem Boarding Gate Face Recognition dengan teknologi INTI MPOS telah diimplementasikan di 100 titik yang tersebar di 9 daerah operasi dan 1 divisi regional. Di antaranya ialah Daerah Operasi 1 Jakarta meliputi stasiun Gambir, Pasar Senen, Jakarta Kota, Bekasi, Cikampek, dan Bogor.

Di Daerah Operasi 2 Bandung berada di stasiun Cimahi, Bandung, Kiaracondong, Tasikmalaya, dan Banjar. Daerah Operasi 3 Cirebon di stasiun Cirebon, Cirebon Prujakan, dan Jatibarang.

Sementara di Daerah Operasi 4 Semarang diterapkan di stasiun Tegal, Pekalongan, Semarang Poncol, Semarang Tawang, dan Cepu. Daerah Operasi 5 Purwokerto di stasiun Purwokerto, Kroya, Kutoarjo, Kebumen, dan Maos. Daerah Operasi 6 Yogyakarta di stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Purwosari, Solo Balapan, dan Solo Jebres.

Boarding Gate Face Recognition juga sudah berlaku di Daerah Operasi 7 Madiun meliputi stasiun Madiun, Kertosono, Jombang, Kediri, Tulungagung, dan Blitar. Di Daerah Operasi 8 berada di stasiun Gresik, Lamongan, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Blitar, Bojonegoro, Malang, Pasuruan, Tuban, dan Malang.

Penerapan di Daerah Operasi 9 meliputi stasiun Jember, Ketapang dan Probolinggo. Penggunaan perangkat ini juga ada di Divisi Regional 1 Medan.

Perangkat sistem Boarding Gate Face Recognition dengan teknologi INTI MPOS tersebut memberikan sebuah layanan sistem yang bertujuan untuk mempermudah proses pengisian data identitas saat check in dan memverifikasi penumpang, dengan hanya perlu tapping e-KTP miliknya di perangkat e-KTP Reader.

Nantinya, data identitas yang telah tersimpan dalam Terminal Management System tersebut akan terintegrasi dengan data tiket yang dimiliki oleh penumpang pada setiap transaksi.

Data tersebut pun akan terkoneksi dengan perangkat Face Recognition Boarding Gate yang telah dilengkapi dengan kamera pengenal wajah, sehingga identitas calon penumpang akan langsung teridentifikasi dan tervalidasi saat perangkat Face Recognition memindai wajah penumpang, tanpa perlu lagi penyerahan dokumen seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Boarding Pass di area Boarding Gate.

“Perangkat sistem Face Recognition Boarding Gate dengan teknologi INTI MPOS ini dapat dipastikan aman, karena perangkat e-KTP Reader dilengkapi dengan Security Access Modul yang mendapat izin langsung dari Ditjen Dukcapil Kemendagri,” tambah Feris Ardianto.

Rencananya, masa siaga perangkat sistem Face Recognition Boarding Gate dengan teknologi INTI MPOS ini dalam penyelenggaraan Nataru 2024/2025  akan berlangsung selama 16 hari, yaitu selama periode 20 Desember 2024-04 Januari 2025.


Spektrum radio


Selain menyiagakan perangkat sistem Face Recognition Boarding Gate dengan teknologi INTI MPOS, INTI Group pun berkontribusi pada penyelenggaraan Nataru 2024/2025 melalui perangkat sistem INTIMONFR400 untuk pemantauan spektrum radio dan direction finder yang diimplementasikan di wilayah Aceh, Bali, dan Palu.

“Kontribusi ini menjadi awal yang baik bagi INTI Group untuk terlibat secara langsung dalam pemantauan frekuensi radio terutama selama periode libur Nataru 2024/2025, khususnya di Bali, saat [enyelenggaraan berbagai acara internasional,” tutur Direktur PT INTENS Rizqi Ayunda Pratama.

INTI MONFR400 adalah sebuah perangkat sistem yang digunakan untuk memantau frekuensi radio, serta menentukan arah atau lokasi dari sinyal pemancar radio.

Perangkat ini dirancang untuk memantau penggunaan dan okupansi spektrum frekuensi radio (RF), sekaligus dapat digunakan untuk melacak dan menganalisis berbagai jenis transmisi radio serta membantu memastikan penggunaan gelombang radio yang efisien dan aman.

Perangkat ini dilengkapi dengan sejumlah fitur unggulan yang mampu memberikan data pemanfaatan spektrum frekuensi radio secara akurat dan real time.

Saat ini, perangkat sistem INTIMONFR400 telah terimplementasi untuk mendukung penyelenggaraan Nataru 2024/2025 di Balai Monitor SFR Kelas I Denpasar meliputi wilayah Kabupaten Karangasem, Kabupaten Bangli dan Kabupaten Buleleng. Di Balai Monitor SFR Kelas II Aceh berada di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh. Di Balai Monitor SFR Kelas II Palu berada di Kota Palu dan Kabupaten Morowali


SIM tersentralisasi


Selanjutnya, dukungan pelaksanaan Nataru 2024/2025 pun diberikan melalui implementasi perangkat Sistem SIM Tersentralisasi untuk mempermudah masyarakat dalam pembuatan dan perpanjangan SIM secara online dan offline.

Sistem SIM Tersentralisasi milik Korps Lalu Lintas (Korlantas) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) itu merupakan program strategis yang mencakup pekerjaan pengadaan perangkat keras dan jaringan, pengadaan perangkat lunak sistem dan lisensi, pekerjaan pengembangan aplikasi, pekerjaan integrasi untuk subsistem atau layanan pendukung yang sudah ada sekaligus subsistem dan/atau layanan yang akan ada, serta pekerjaan instalasi, konfigurasi, dan implementasi.

Sistem terintegrasi tersebut, telah diimplementasikan di seluruh lokasi Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah yang tersebar di 34 provinsi dengan total 856 lokasi. Rinciannya terdiri dari 459 Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpas), 335 SIM Keliling, dan 62 gerai.

Rizqi Ayunda Pratama menambahkan, Sistem SIM Tersentralisasi tersebut dirancang secara out of shelf sehingga mampu berintegrasi dengan sistem atau subsistem lain yang ada di ekosistem penerbitan SIM Nasional, baik yang sifatnya eksisting maupun sistem yang tengah dalam tahap pengembangan.

"Sistem SIM Tersentralisasi ini ditargetkan dapat berjalan paralel secara seragam di seluruh wilayah, Satpas, Layanan SIM Keliling, Gerai SIM, dan bentuk layanan lainnya," tutur Rizqi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner