Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tidak Ada Lonjakan Kasus Gagal Ginjal Anak di RSHS Bandung

Sumariyadi
31/7/2024 18:28
Tidak Ada Lonjakan Kasus Gagal Ginjal Anak di RSHS Bandung
Tenaga kesehatan menyiapkan ruangan cuci darah.(ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

TIDAK ada lonjakan angka kejadian penyakit ginjal kronik di Jawa Barat yang dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Temuan per bulan kasus gagal ginjal kronik mencapai 10-20 anak.

Ketua Divisi Nefrologi Ilmu Kesehatan Anak RSHS Prof Dany Hilmanto mengungkapkan penyakit gagal ginjal kronik yang membutuhkan cuci darah seumur hidup terjadi pada dua kategori.

Kelompok pertama biasanya terjadi pada anak di bawah umur 5 tahun dengan penyebab kelainan struktur saluran kencing. "Ada sumbatan dalam saluran kemihnya."

Baca juga : Pemkab Cirebon Tetapkan Empat Rumah Sakit Rujukan Kasus Gangguan Ginjal Akut Pada Anak

Sementara kelompok kedua, di atas 5 tahun, biasanya disebabkan kebocoran ginjal atau gromorulus.

"Penyebab lain seperti darah tinggi dan obesitas terjadi karena pola makan dan pola hidup yang tidak benar. Penyebab ini membutuhkan waktu puluhan tahun untuk membuat gagal ginjal kronis," lanjutnya.

10-20 Anak

Baca juga : Polres Ciamis masih Lakukan Asesmen terhadap Pelaku Mutilasi Istri

Sementara itu, Staf Divisi Negrologi RSHS Ahmedz Widiasta menyatakan jumlah kasus gagal ginjal kronik pada anak di RSHS dari waktu ke waktu tidak mengalami lonjakan. "Anak yang membutuhkan cuci darah jumlahnya cenderung stabil."

Dia menyatakan kasus gagal ginjal kronik yang membutuhkan cuci darah di RSHS jumlahnya mencapai 10-20 anak per bulan. Beberapa di antaranya sudah dirujuk ke RSUD untuk melakukan cuci darah.

"Sebagian dari mereka juga sudah melakukan cuci darah lewat perut, sehingga tidak perlu ke rumah sakit. Mereka hanya sekali saja ke rumah sakit," tambahnya.

Baca juga : Suami Mutilasi Istri, Pelaku Depresi Berat Harus Jalani Observasi di RSJ

Ahmedz menambahkan, dalam kasus anak tiba-tiba mengalami gagal ginjal kronik, penyebabnya ialah autoimum. Kasusnya selalu ada dan per bulan mencapai 10-15 kasus.

"Untuk kasus ini, mereka bisa diobatasi dan bisa pulih lagi. Untuk penyebabnya memang tidak diketahui," lanjut dia.

RSHS, paparnya, memiliki 2 poliklinik, yakni bagian ginjal non hemodialisis. Pemeriksaan di bagian ginjal rata-rata 20-50 paisen per hari. Sementara di bagian hemodialisis sebanyak 5 anak per hari.

"Untuk mencegah kasus gagal ginjal karena pola hidup dan pola makan, kami sarankan anak mendapatkan menu gizi seimbang. Anak juga dijaga agar tidak kelebihan berat badan," lanjut dia.

Karenanya sejak anak-anak, mereka harus dibiasakan untuk aktif, bergerak dan tidak malas gerak. Selalu kontrol tekanan darah sejak usia 3 tahun, kurangi garam, kontrol gula darah dan pantau fungsi ginjal lewat pemeriksaan urine rutin.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner