Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kenaikan Kelas Jadi Musibah, 99 Orang di Bandung Barat Keracunan Makanan

Depi Gunawan
25/6/2024 21:52
Kenaikan Kelas Jadi Musibah, 99 Orang di Bandung Barat Keracunan Makanan
Warga yang menderita keracunan makanan tengah dalam perawatan medis.(MI/DEPI GUNAWAN)

TOTAL korban keracunan makanan di SDN Gandasari, Kampung Bojongmareme,
Desa/Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, bertambah menjadi 99 orang.

Tidak hanya siswa, sejumlah orangtua turut menjadi korban keracunan dalam acara kenaikan kelas atau Samenan yang diselenggarakan pada Senin (24/6). Saat acara tersebut, mereka diberikan konsumsi makanan nasi dan goreng ayam tepung.

Kepala SDN Gandasari Nia Sumiati membenarkan jika para siswa dan orangtua diberi nasi ayam tepung saat pihaknya menggelar acara Samenan. Namun waktu itu, belum ada orangtua atau siswa yang mengeluhkan keracunan.

Baca juga : Puluhan Santri di Cikalongwetan Keracunan Usai Menyantap Sarapan

"Kemarin makan di sekolah jam 12 siang, kemudian keluhan gejala sakit
perut, mual dan diare mulai dirasakan subuh tadi," kata Nia saat
dikonfirmasi.

Dari hasil investigasi, mereka terkena keracunan dari ayam goreng tepung. Namun untuk memastikannya, sampel makanan akan dicek laboratorium.

Para korban menjalani perawatan di beberapa tempat yakni di Puskesmas
Sindangkerta sebanyak 79 orang, Klinik dr. Yoga 9 orang, Klinik Sikembar 6 orang, Klinik dr Taufik 3 orang, dan di Bidan Neneng serta Klinik Permata Hayati 1 orang.

Baca juga : Satu Korban Keracunan Makanan Di Lembang Meninggal

Plt Kepala Dinkes Bandung Barat, Eriska Hendrayana menyebutkan, hingga pukul 16.00 WIB, dari 99 orang korban keracunan tecatat 14 orang masih dirawat, 68 orang pulang rawat jalan, dan 6 orang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin.

"Rincian pasien yang dirawat 14 orang di Puskesmas Sindangkerta 7 orang, tiga orang di Puskesmas Sikembar, tiga orang di Klinik dr Taufik, dan 1 di Klinik Permata Hati. Mereka akan diobservasi selama 6 jam, kalau sudah membaik pasien diperbolehkan pulang," ungkapnya.

Ia menjelaskan, untuk 6 orang korban keracunan yang dirujuk ke RSUD Cililin merupakan anak-anak di bawah umur 5 tahun. Mereka perlu perawatan intensif serta alat bantu medis lengkap seperti infus atau oksigen agar kondisinya segera membaik.

Baca juga : Korban Keracunan Makanan Di Lembang Capai 217 Orang

"Enam pasien di RSUD semuanya anak-anak, mereka susah masuk makanan jadi kita bawa ke sana supaya bisa diinfus," tuturnya.

Eriska menerangkan, rata-rata gejala keracunan yang dialami korban
dikategorikan ringan karena mereka langsung dilarikan ke tempat layanan
kesehatan, sehingga bisa cepat ditangani.

"Tidak ada pasien yang sampai mengalami gejala dehidrasi parah, sehingga proses pemulihan bisa cepat," tambahnya.

Sejumlah tenaga kesehatan di Puskesmas disiagakan selama 24 jam untuk
menangani korban keracunan dan langkah antisipasi jika jumlah korban terus bertambah.

"Jadi untuk antisipasi kami minta para tenaga kesehatan di Puskesmas Sindangkerta bersiaga. Walau bukan puskesmas rawat inap, kita siagakan, khawatir ada pasien lagi datang," tandasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner