Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PAKAR penyakit dalam subspesialis endokrinologi metabolik dan diabetes M Ikhsan Mokoagow mengingatkan sejumlah hal yang penyandang diabetes perlu perhatikan saat berpuasa guna mencegah terjadinya komplikasi.
"Jangan melewatkan makan sahur, agar cadangan energi selama berpuasa cukup dan tidak terjadi hipoglikemia," kata dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah itu melalui keterangan tertulis, dikutip Jumat (7/4).
Ikhsan mengatakan kebutuhan kalori tidak berubah saat berpuasa selama Ramadan yakni komposisi 40%-50% saat berbuka puasa dan 30%-40% saat sahur, ditambah satu hingga dua camilan sehat sejumlah 10%-20% dari total kalori.
Baca juga : Penderita Diabetes Diingatkan Berolahraga Setelah Buka Puasa
Makan sahur, sambung dia, dianjurkan mendekati waktu imsak atau waktu subuh. Sementara berbuka, sebaiknya dilakukan sesegera mungkin agar kadar gula darah tidak turun terlalu lama.
Pasien diabetes harus menghindari makan berlebihan saat sahur dan waktu berbuka karena mengatur porsi makan sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah dan berat badan.
Mereka perlu memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung banyak serat karena memberikan rasa kenyang lebih lama.
Baca juga : Manfaat Puasa bagi Kesehatan
"Misalnya nasi merah, gandum, sayur, dan buah, dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak khususnya saat makan sahur," kata Ikhsan.
Pasien juga perlu menghindari mengonsumsi makanan yang digoreng dan terlalu manis. Makanan yang digoreng dapat menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh dan secara tidak langsung akan meningkatkan kadar gula darah.
Sementara makanan terlalu manis dapat mengganggu kestabilan kadar gula darah sehingga tidak dianjurkan baik saat sahur maupun berbuka puasa.
Baca juga : Puasa Ternyata Bermanfaat untuk Penyandang Diabetes
Khusus saat berbuka puasa, pasien juga tidak disarankan menyantap jus kalengan atau jus segar dengan tambahan gula dan sirup karena dapat meningkatkan risiko hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah.
Di sisi lain, perhatikan kecukupan cairan untuk mencegah dehidrasi.
Menurut Ikhsan, penyandang diabetes akan mudah mengalami dehidrasi karena tubuhnya kekurangan cairan. Terlebih saat berpuasa, otomatis tubuh tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup, sehingga perlu digantikan saat setelah berbuka sampai dengan waktu sahur.
Baca juga : Jangan Malas Puasa! Ini Manfaat Puasa
Konsumsi air putih lebih dianjurkan dibandingkan minuman manis atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh. Minuman berkafein bersifat diuretik, mampu mendorong lebih sering berkemih, sehingga berisiko memicu dehidrasi.
Selain soal asupan makanan, Ikhsan juga mengingatkan tentang pemeriksaan gula darah teratur selama berpuasa sesuai anjuran dokter yang didasarkan pada kondisi dan pengobatan yang diberikan.
Akan tetapi, kapanpun pasien mengalami gejala-gejala hipoglikemia atau hiperglikemia dianjurkan untuk segera memeriksakan kadar gula darah.
Baca juga : Ingin Puasa? Penderita Diabetes Diminta Pastikan Gula Darah Aman
Sejumlah gejala hipoglikemia atau kadar gula darah yang turun tiba-tiba antara lain berkeringat dingin, gemetar, dan pusing.
Untuk mengatasinya, segera batalkan puasa dengan mengonsumsi makanan dan minuman manis yang dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah, seperti permen, teh manis, dan jus buah.
"Jika kadar gula darah Anda kurang dari 70 mg/dl, lebih dari 300 mg/dl, dianjurkan untuk membatalkan puasa, atau saat merasa tubuh tidak sehat atau fit," kata dia.
Baca juga : Penderita Diabetes Bisa Tetap Puasa dengan Memperhatikan Risiko
Lebih lanjut, penyandang diabetes sebaiknya tetap berolahraga rutin ketika puasa baik untuk menjaga kebugaran dan ini sebaiknya tidak dilakukan berlebihan agar tidak menyebabkan hipoglikemia.
Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan ialah perlunya pasien tetap mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter.
Ikhsan mengatakan, ibadah puasa memang diwajibkan untuk seluruh umat Islam, meski demikian bagi mereka yang hidup dengan diabetes, ada baiknya mempertimbangkan kembali kondisi sebelum menjalaninya.
Baca juga : Sebelum Puasa, Diabetesi Sebaiknya Lakukan Screening
Karenanya, penyandang diabetes disarankan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrin, metabolik, dan diabetes setidaknya satu hingga dua bulan sebelum hendak menjalani ibadah puasa.
Nantinya, dokter melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi gula darah Anda dan menentukan apakah kondisi tubuh pasien aman untuk menjalani ibadah puasa. Jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, ibadah puasa tentu dapat dilakukan tanpa kendala. (Ant/Z-1)
Baca juga : Ini Menu Berbuka dan Sahur bagi Diabetesi
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto disebut-sebut menjalani tirakat dengan berpuasa tiga hari tiga malam di dalam Rumah Tahanan (Rutan) KPK.
Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam, terutama pada bulan Dzulhijjah.
Puasa mendorong tubuh untuk membersihkan sel-sel yang rusak, yang dapat memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup.
Puasa enam hari Syawal harus berurutan atau boleh terpisah, hukum membatalkan puasa Syawal, dan saat silaturahmi sebaiknya melanjutkan puasa Syawal atau boleh dibatalkan.
Pembahasan tentang puasa Syawal terkait dalil hukum dan beda pendapat mazhab, nilainya seperti puasa setahun, orang yang tidak berpuasa Ramadan, dan niat puasa Syawal. Berikut penjelasannya.
Sebuah studi terbaru di Annals of Internal Medicine menemukan bahwa metode puasa intermiten 4:3 mampu menghasilkan penurunan berat badan yang sedikit lebih signifikan dalam 12 bulan
dr Ika menghimbau untuk memperhatikan apakah ada luka gores pada kaki sebelum hendak melakukan terapi ikan.
Pola gaya hidup lebih penting untuk dikendalikan daripada hanya mengendalikan faktor genetik karena anak akan mengikuti kebiasaan aktivitas dan apa yang dikonsumsi orangtua.
Sebagai langkah konkret, Dinas Kesehatan Klungkung juga aktif melakukan edukasi ke sekolah-sekolah melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Meski demikian, ia menegaskan bahwa pemeriksaan tersebut masih bersifat awal karena dilakukan dengan metode cek gula darah sewaktu (tanpa puasa).
Diabetic foot dapat menyebabkan infeksi berat, gangren, hingga amputasi jika tidak ditangani dengan tepat.
Frekuensi buang air kecil yang meningkat, terutama pada malam hari, biasanya disebabkan oleh tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved