Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Tangkal Bencana Pedomani Peringatan

19/12/2024 05:00

PERIODE libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sudah lazim beririsan dengan musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Tahun ini pun demikian. Hanya, ada semacam siklus yang harus lebih diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan berpotensi katastrofe.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan cuaca saat ini menunjukkan fenomena yang mirip pada periode Nataru 2019-2020. Ketika itu, banjir merendam banyak wilayah di Jabodetabek hingga berhari-hari.

Pada periode kali ini, cuaca ekstrem diprediksi akan terjadi hingga awal 2025. Bahkan, musim hujab sudah menimbulkan bencana di mana-mana di sepanjang November lalu hingga kini. Banjir dan tanah longsor telah merenggut puluhan korban jiwa dan ribuan warga terpaksa mengungsi. Angin kencang juga mengganggu aktivitas warga.

Cuaca buruk sudah sempat mengganggu aktivitas di berbagai pelabuhan, salah satunya di Merak-Bakauheni pada awal Desember. Penyeberangan feri di antara kedua pelabuhan tersebut sempat dihentikan sementara karena kapal sulit bersandar. Hal itu memicu antrean panjang kendaraan.

Kondisi serupa, menurut BMKG, masih sangat berpotensi kembali terjadi dalam periode Nataru. Bayangkan bila tersendatnya penyeberangan feri terjadi pada masa puncak periode Nataru ketika ribuan orang dan ratusan kendaraan berada di pelabuhan dalam satu waktu. Bukan hanya tidak mengenakkan bagi para penumpang feri, kemacetan di pelabuhan juga dapat menimbulkan musibah karena faktor kelelahan.

PT ASDP Indonesia Ferry (persero) sudah mengeluarkan prediksi lonjakan penumpang feri pada libur Nataru 2024-2025. Jika pada periode lalu tercatat sebanyak 2,6 juta orang, periode kali ini mencapai 3,1 juta penumpang.

Cuaca ekstrem sudah pasti membuat penanganan periode libur Nataru menjadi lebih menantang. Pemerintah pusat hingga daerah bersama para pemangku kepentingan lainnya mesti menyiapkan langkah-langkah mitigasi kebencanaan secara lebih matang. Tidak boleh ada kelengahan sedikit pun. Lengah bisa berarti fatal akibatnya.

Kita apresiasi upaya-upaya para pihak yang dimotori oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengurangi potensi keekstreman cuaca lewat rekayasa. Langkah tersebut sejauh ini cukup ampuh mencegah banjir di wilayah Jakarta dan meluasnya bencana hidrometeorologi di Jawa Barat.

Meski begitu, kita perlu ingatkan pula bahwa cuaca ekstrem terjadi di banyak wilayah lain di Tanah Air. Daerah-daerah itu juga membutuhkan mitigasi serupa. Jangan sampai setelah bencana sudah terjadi, bahkan sampai menelan korban jiwa, mitigasi baru dilakukan.

Satu hal yang harus diakui pemerintah, sampai detik ini, Indonesia terhitung masih lemah mencegah bencana hidrometeorologi yang notabene akibat ulah manusia sendiri. Padahal, prediksi cuaca buruk sudah disampaikan secara intensif, termasuk potensi bencana yang mungkin ditimbulkan.

Bukan hanya dari sisi pemerintah, lemahnya kewaspadaan oleh masyarakat juga menjadi faktor keparahan dampak bencana. Mitigasi semestinya juga dilakukan masyarakat, di antaranya dengan mengindahkan prediksi dan peringatan BMKG.

Kepala Basarnas Kusworo malah sampai memberikan testimoni soal keakuratan prakiraan cuaca BMKG untuk mengajak masyarakat memedomani laporan BMKG. Ia menyebut prediksi lembaga analisis cuaca tersebut 95% tepat.

Sudah saatnya masyarakat lebih awas terhadap cuaca buruk agar terhindar dari bencana. Momentum libur Nataru selayaknya dinikmati dengan kegembiraan, bukan dilalui di pengungsian, bukan pula dengan kesedihan di rumah sakit, apalagi di kamar jenazah.

 

 



Berita Lainnya
  • Utak-atik Anggaran Pendidikan

    21/8/2025 05:00

    PEMERINTAH mengalokasikan Rp757,8 triliun untuk anggaran pendidikan pada 2026, atau mengambil porsi 20% lebih APBN tahun depan.

  • Menanti Jalur Cepat KPK pada Kasus Haji

    20/8/2025 05:00

    SUDAH tiga kali rezim di Republik ini berganti, tetapi pengelolaan ibadah haji tidak pernah luput dari prahara korupsi.

  • Jangan Takluk oleh Silfester

    19/8/2025 05:00

    KONSTITUSI telah menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu prinsip yang tak bisa ditawar ialah soal kepastian hukum.

  • Terima Kritik meski Menyesakkan

    18/8/2025 05:00

    UNGKAPAN tidak ada manusia yang sempurna menyiratkan bahwa tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan.

  • Kebocoran Anggaran bukan Bualan

    16/8/2025 05:00

    BERANI mengungkap kesalahan ialah anak tangga pertama menuju perbaikan.

  • Berdaulat untuk Maju

    15/8/2025 05:00

    DELAPAN dekade sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia telah menapaki perjalanan panjang yang penuh dinamika.

  • Candaan yang tidak Lucu

    14/8/2025 05:00

    BERCANDA itu tidak dilarang. Bahkan, bercanda punya banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental serta mengurangi stres.

  • Perbaiki Tata Kelola Haji

    13/8/2025 05:00

    MULAI 2026, penyelenggaraan ibadah haji di Tanah Air memasuki era baru. K

  • Jalur Istimewa Silfester

    12/8/2025 05:00

    BUKAN masuk penjara, malah jadi komisaris di BUMN. Begitulah nasib Silfester Matutina, seorang terpidana 1 tahun 6 bulan penjara yang sudah divonis sejak 2019 silam.

  • Hati-Hati Telat Jaga Ambalat

    11/8/2025 05:00

    PERSOALAN sengketa wilayah Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat di tengah kian mesranya hubungan kedua negara.

  • Mengevaluasi Penyaluran Bansos

    09/8/2025 05:00

    BANTUAN sosial atau bansos pada dasarnya merupakan insiatif yang mulia.

  • Tegakkan Hukum Hadirkan Keadilan

    08/8/2025 05:00

    PEMERIKSAAN dua menteri dari era Presiden Joko Widodo oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi menjadi sorotan publik.

  • Vonis Pantas untuk Aparat Culas

    07/8/2025 05:00

    SAMA seperti perang terhadap korupsi, perang melawan narkoba di negeri ini sering dipecundangi dari dalam.

  • Jangan Bergantung Terus pada Konsumsi

    06/8/2025 05:00

    EKONOMI Indonesia melambung di tengah pesimisme yang masih menyelimuti kondisi perekonomian global maupun domestik.

  • Merangkul yang tengah Resah

    05/8/2025 05:00

    BERAGAM cara dapat dipakai rakyat untuk mengekspresikan ketidakpuasan, mulai dari sekadar keluh kesah, pengaduan, hingga kritik sosial kepada penguasa.

  • Saling Menghormati untuk Abolisi-Amnesti

    04/8/2025 05:00

    MANTAN Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dan mantan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto telah resmi bebas dari tahanan.