Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Selain Sesar Lembang, PVMBG Ingatkan Pemkot Bandung Adanya Sumber Gempa Lain

Naviandri
26/8/2025 13:37
Selain Sesar Lembang, PVMBG Ingatkan Pemkot Bandung Adanya Sumber Gempa Lain
Simulasi bencana gempa bumi di Bandung Barat, Jawa Barat.(MI/Depi Gunawan)

SELAIN Sesar Lembang, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, (Jabar) adanya sumber gempa lain yang juga bisa menguncang wilayah Kota Bandung. Yaitu pengaruh dari adanya zona penunjaman atau intraslab.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, PVMBG, Supartoyo, Senin (25/8) menerangkan, bahwa zona penunjaman merupakan area pertemuan antar dua lempeng tektonik yang bertemu pada batas konvergen. Yakni satu lempeng menunjam ke bawah lempeng lainnya, serta bisa menciptakan aktivitas vulkanis dan gempa bumi. Atas hal tersebut, mitigasi yang dilakukan BPBD Kota Bandung sifatnya harus berupa fisik atau structural, yaitu membangun bangunan tahan gempa bumi, lalu jika ada bangunan yang kurang kuat harus dilakukan penguatan.

“Kemudian tentukan tempat evakuasi. Lalu berikutnya sering-seringnya berlatih. Supaya penduduk tidak bingung kalau terjadi guncangan gempa bumi kemana harus melakukan evakuasi,” imbuhnya.

Menurut Supartoyo, upaya mitigasi seperti itu harus dilakukan, apalagi di Kota Bandung banyak gedung-gedung tinggi yang tentunya harus diperhatikan oleh Pemkot Bandung. “Kalau misalnya berada di lantai 3, lantai 4, lantai 5, bahkan lantai 10, itu kemana harus evakuasi? Itu harus ditentukan simulasi dan tentunya diskenariokan,” paparnya.

Supartoyo menambahkan, terkait dengan meningkatnya aktivitas Sesar Lembang hingga terjadi beberapa kali gempa di Wilayah Bandung Raya, itu masih dalam skala kecil. Seperti diketahui rentetan gempa akibat Sesar Lembang tersebut dalam sepekan terakhir terasa di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Cimahi yang berkekuatan 1,8 magnitudo, 2,3 magnitudo, dan 1,7 magnitudo.

“Rentetan gempa akibat Sesar Lembang yang terjadi tidak terlalu berdampak signifikan karena skalanya masih kecil. Kecuali kalau guncangan-guncangan pada skala 2 atau 3 MMI (Modified Mercalli Intensity) pada bagian barat itu bisa berdampak,” tuturnya.

Kendati demikian kata Supartoyo, masyarakat harus tetap waspada karena dengan adanya rentetan gempa itu  membuktikan bahwa Sesar Lembang aktif dan kejadian itu juga bukan pertama kali. Bahkan beberapa di antaranya ada yang bersifat merusak, artinya mengakibatkan kerusakan bangunan seperti di Kampung Muril KBB.

Sementara itu peneliti gempa bumi dari BRIN Mudrik Rahmawan Daryono menjabarkan, bentang alam kawasan wisata Lembang di KBB selalu memukau mata. Di antara tempat-tempat yang ramai dikunjungi ada satu nama yang belum familiar, yakni Gunung Batu di ketinggian 1.228 Mdpl, ada di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang KBB. Sebuah formasi batuan yang membentuk gunung, tempat banyak kegiatan dilakukan. Mulai dari pembentangan bendera merah putih raksasa di bulan Agustus, tempat latihan panjat tebing dan vertical rescue, hingga berkaitan dengan bencana alam.

“Gunung Batu merupakan titik paling terlihat dari Sesar atau Patahan Lembang. Sumber gempa bumi yang membentang sepanjang 29 kilometer dari ujung utara di Jatinangor sampai Padalarang di belahan baratnya. Ini merupakan bagian dari Sesar Lembang. Dulu ini satu level yang sama, namun kemudian naik ke atas, terangkat oleh aktivitas tektonik,” jelasnya.

Daryono melanjutkan, seperti dituangkan oleh BMKG dalam sebuah plang informasi di puncaknya, Gunung Batu terbentuk akibat membekunya magma yang menerobos daratan atau intrusi sekitar 510 ribu tahun yang lalu atau bertepatan pada kala Pleistosen. Catatan gempa besar akibat Sesar Lembang terjadi sekitar tahun 1400-an.

Sesar Lembang bergerak 1,95 sampai 3,45 milimeter per tahun. Periode keberulangan gempa tersebut diperkirakan 170 sampai 670 tahun. Berdasarkan penelitian tinggi Gunung Batu terus mengalami peningkatan di setiap event gempa bumi akibat aktivitas Sesar Lembang terjadi.

“Berdasarkan studi kita, Gunung Batu sudah bergeser sekitar 120 sampai 450 meter, tapi yang paling muda itu 120 meter. Dari penelitian terakhir, Gunung Batu ini naik 40 sentimeter akibat gempa dengan magnitudo 6,5 sampai 7. Jadi 1 kali gempa itu bisa bergeser naik 1 meter sampai 2 meter, tapi yang terakhir 40 sentimeter,” tambahnya. (AN/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner