Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Trio Tiga Negara Memuaskan Dahaga Penikmat Jazz di The Papandayan Stage

Sugeng Sumariyadi
09/8/2025 10:32
Trio Tiga Negara Memuaskan Dahaga Penikmat Jazz di The Papandayan Stage
Tiga musisi asal tiga negara tampil menggoyang TP Stage di The Papandayan Hotel Bandung.(MI/SUMARIYADI)

MEREKA berasal dari tiga negara, Indonesia, Yunani dan Polandia. Jazz menyatukan ketiganya di panggung The Papandayan (TP) Stage, Papandayan Hotel, Bandung, Jumat (8/8) malam.

Para seniman itu ialah Nita Aartsen, pianis dan vokalis asal Jakarta; Kostas Patsiotis, komposer dan bassis jazz yang jauh-jauh datang dari Yunani serta Adam Zagórski, penabuh drum asal Polandia.

Perpaduan yang rancak ketiganya tampil dalam Road The Papandayan Jazz Fest 2025. Ini panggung besar, setahap menuju The Papandayan Jazz Fest ke-10 yang akan digelar pada 4-5 Oktober.

Malam itu, sebelum mengalunkan musik, ketiganya berdialog dengan para penikmat jazz dari Kota Bandung dan beberapa yang datang dari Jakarta serta kota lain. Dialog mengalir dan sambung menyambung ketiga musisi itu menjawab kehausan warga tentang musik jazz.

"Bermain jazz itu seperti ngobrol, bercerita. Para pendengarnya pun menanggapinya dengan energi yang nyaman. Tidak harus dengan tepuk tangan, mereka juga menggoyangkan kepala atau kaki. Itu sudah sesuatu yang luar biasa," ungkap Nita Aartsen.

Penampilan awal ketiganya dimulai. Tidak dengan gubahan yang sudah ada. Mereka bereksprimen dengan musik spontan.

Dimulai dari petikan bass Kostas, ditangkap dengan vokal dari Nita, serta diikuti petikan piano dan gebukan perlahan drum. Alunan instrumental yang indah pun mengalir. Penuh warna, enak didengar telinga dan membuat penikmat  menggoyongkan kepala, kaki, bahkan tubuh mereka.

"Kami menyiapkan beberapa lagu gubahan, tapi yang lainnya kami akan tampil dengan musik spontan saja," ujar Nita.

Dari panggung TP Stage pun mengalir musik bernafaskan mediteranian. Musik dari album debut Kostas bertajuk Oktober pun mengisi ruangan. Musik Kostas ini merupakan karya tradisional Yunani yang diinterpretasikan ulang.

Lagu-lagu tradisional pun mengalun malam itu. Ada Ketipak Ketipung yang kental dengan napas Melayu, juga Di Bawah Sinar Bulan Purnama yang mengalir dan menyejukkan telinga.

TP Stage pun makin meriah, dengan penampilan musisi remaja, Amenangi Waworuntu. Bermain dengan piano, remaja berusia 11 tahun itu membawakan dua lagu, bersama Kostas dan Adam.

"Bermain jazz dalam kelompok membutuhkan mood yang sama, kecerdasan, adaptasi dan kemampuan mendengar orang lain. Dari sanalah, musik bisa mengalir. Kami berbicara dengan alat musik masing-masing," tandas Nita.

Mengenal mereka

Siapa Nita Artsen? Lahir di Jakarta pada 1971, nama musisi jazz ini bisa disejajarkan dengan para senior seperti Bubby Chen maupun Idang Rasjidi.

Perempuan pernah menetap lama di Belanda. Ia lulusan dari Moscow Conservatory, tempatnya belajar contemporary jazz selama tiga tahun.

Saat kembali ke Indonesia, Nita dipercaya sebagai pianis Istana Negara. Dia juga pernah didaulat untuk bermain piano di depam Presiden Amerika yaitu Bill Clinton dan Pangeran Bernard dari Belanda.

Nita dikenal sebagai pianis virtuoso, dengan spesialisasi musik klasik, latin jazz dan kontemporer. Bermain bersama pemusik dunia bukan barang baru baginya.

Kostas Patsiotis juga sudah menggeluti jazz sejak berusia 13 tahun. Sejak 2014 lalu, dia juga mengajar double bass di sekolah menengah musik.

Dengan melodi liris dan tekstur harmoni yang kaya, penampilannya menjangkau spektrum emosi yang luas. Dari introspektif dan puitis hingga bersemangat dan membangkitkan semangat. Dia membuat jalinan jazz dan warisan Yunani.

Kostas menyuarakan dialog antara Timur dan Barat, lama dan baru. Seluruhnya diekspresikan melalui suara bass.

Sementara Adam Zagórski sudah berkenalakn dengan musik sejak usia 6 tahun. Dia bersekolah di Sekolah Musik Poznan dan lulus pada usia 19 tahun di jurusan piano klasik, perkusi klasik dan drum jazz.

Agustus 2025 ini, Adam datang ke Indonesia untuk berkolaborasi dengan sejumlah musisi di sejumlah helatan. Dia datang sebagai bagian dari perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Polandia dan Indonesia. Proyek yang didukung Kedutaan Besar Republik Polandia di Jakarta.

The Papandayan Jazz Fest

Tahun ini, penyelenggaraan The Papandayan Jazz Fest menjadi tahun yang ke-10. Setelah didahului event The Papandayan Jazz Competition (TPJC),  The Papandayan Jazz Fest 2025 akan digelar pada 4-5 Oktober.

Kolaborasi Nita, Kostas dan Adam menjadi kelompok ketiga yang tampil di Road The Papandayan Jazz Fest 2025. Sebelumnya, panggung TP Stage telah diisi oleh Savana Funk dari Italia dan Rouge dari Prancis.

Sementara pada puncak The Papandayan Jazz Fest 2025, selama dua hari, panggung akan diisi penampilan Barry likumahuda feat Tri Utami,
Gita Cinta Nusantara by Gege Gumilar, Barsena Bestandhi dan Benn Yapari Quintet.

"TPJF lahir dari semangt untuk memajukan dan mengangkat musik jazz di Bandung," ungkap pendiri TPJF, Bobby Renaldi.

Di awal pendiriannya TPJF diinisiasi oleh Bobby Renaldi, Harry Pocang dan Vence Manuhutu yang tergabung dalam TP Jazz Management.

Tidak hanya event tahunan, TP Jazz Management juga menggelar program penampilan musik mingguan TP Jazz Weekend, program konser music triwulan Road to TPJF, dan program tahunan TP Jazz International Online Competition.

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner