OJK Perkuat Inklusi Keuangan Tingkatkan Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat

Kristiadi
03/8/2025 23:31
OJK Perkuat Inklusi Keuangan Tingkatkan Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat
Talkshow inklusi keuangan syariah di Bandung, Jawa Barat.(Dok OJK)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) berupaya memperluas inklusi keuangan syariah guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan bagi masyarakat melalui berbagai program dengan mengenalkan produk layanan jasa keuangan syariah.

Pemanfaatan keuangan tersebut, dilakukan Sabtu-Minggu (2-3/8) dengan menggelar kegiatan bertajuk 'Syariah Financial Fair (Syafif) Goes to Bandung'. Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari pelaksanaan karena sebelumnya di Tangerang dan Palembang.

Syafif merupakan hasil kolaborasi OJK bersama pelaku usaha jasa keuangan syariah (PUJK Syariah), organizing committee orkestrasi program literasi dan inklusi keuangan syariah (OC LIKS) hingga menghadirkan talkshow interaktif, lomba anak, pertunjukan seni dan berbagai doorprize menarik.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, OJK secara aktif mendukung komitmen pemerintah dalam mewujudkan Astacita, khususnya menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

Dukungan tersebut diwujudkan melalui berbagai program peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah berkelanjutan yang sejalan dengan inisiatif strategis pemerintah seperti penguatan lembaga keuangan syariah, perluasan ekosistem ekonomi, pengembangan pendidikan, riset dan optimalisasi pemanfaatan dana sosial serta seluruh pemangku kepentingan perlu memanfaatkan momentum secara optimal agar ekonomi dan keuangan syariah dapat tumbuh dan berkembang lebih pesat.

"Tantangan dalam pengembangan keuangan syariah masih ada, namun saya optimistis bisa menghadapinya bersama. Saya menaruh harapan besar pada seluruh pelaku industri untuk terus mengambil peran strategis dalam memperkuat sektor ini dan menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan ekonomi dan keuangan syariah dapat tumbuh berkelanjutan," katanya, melalui keterangan tertulis, Minggu (3/8).

Friderica menyoroti peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah sebagai perkembangan sangat menggembirakan karena literasi keuangan sebelumnya ada di angka 9% hingga telah meningkat signifikan menjadi 43%. Akan tetapi, capaian ini merupakan fondasi penting perlu dioptimalkan melalui peningkatan penggunaan produk, layanan keuangan syariah secara nyata.

"Upaya memperluas pemanfaatan keuangan syariah harus dilakukan dua arah dari sisi regulator dan pelaku industri, serta kesiapan masyarakat. Karena peran pelaku usaha jasa keuangan syariah, akademisi, media massa, pemerintah daerah menjadi sangat strategis dalam membangun ekosistem syariah kuat. Saya berharap dengan grand design dan visi kita bersama, ekonomi, keuangan syariah menjadi satu ekosistem satu rumah tumbuh," ujarnya.

Menurutnya, keuangan syariah itu mulia transaksinya berdasarkan empat prinsip utama antara lain keadilan, transparansi, kemitraan dan keberkahan karena memiliki fondasi yang kokoh. Namun, keuangan syariah di Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh lebih kuat dan menjadi pilar penting terutamanya dalam perekonomian nasional serta perlu upaya bersama untuk terus memperluas kontribusinya.

“Potensi ini tentu bisa terus kita dorong, mengingat Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan ini menjadi motor penggerak sangat dahsyat untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Barat, Budi Kurnia, pihaknya menyampaikan apresiasi atas digelarnya Syafif to goes Bandung karena memiliki sosial dan keagamaan kuat untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi syariah nasional. Namun, komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat sinergi dengan OJK, BI, KDEKS dan PUJK Syariah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berbasis syariah.

“Bandung sangat tepat menjadi lokasi Syafif dan kita mampu menyelesaikan tantangan keuangan syariah di Jawa Barat, maka seperempat tantangan nasional bisa ikut teratasi dengan lebih dari 13.000 pesantren, potensi dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah sangat besar. Kami menargetkan menjadi juara umum Adinata Syariah ke depan," ujarnya.

Menurut, Budi, untuk mendorong inklusi sejak usia dini OJK meluncurkan program satu rekening satu pelajar (KEJAR) di Bandung berkolaborasi dengan sejumlah bank syariah dan Jabar menjadi salah satu wilayah pilot project KEJAR tahun 2025, menargetkan seluruh pelajar memiliki akses ke rekening perbankan. Namun, bagi OJK melanjutkan implementasi ekosistem pusat inklusi keuangan syariah (EPIKS) difokuskan pada pembentukan agen layanan keuangan syariah di komunitas.

"Program ini menjadi strategi memperluas jangkauan PUJK Syariah tanpa harus membuka cabang, cukup melalui agen di lapangan dan Syafif Bandung, terdapat pengukuhan agen pergadaian hingga agen pembiayaan syariah sebagai realisasi business matching sektor lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro dan lembaga jasa keuangan Lainnya (PVML)," pungkasnya. (AD/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner