Headline

Putusan MK harus jadi panduan dalam revisi UU Pemilu.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pernyataan Menteri KKP Resahkan Pembudidaya KJA di Bandung Barat

Depi Gunawan
27/6/2025 20:03
Pernyataan Menteri KKP Resahkan Pembudidaya KJA di Bandung Barat
Penertiban keramba jaring apung di Waduk Cirata, Kabupaten Bandung Barat.(MI/DEPI GUNAWAN)

PEMBUDIDAYA keramba jaring apung (KJA) di wilayah Bandung Barat diresahkan pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono.

Menteri Trenggono menyebutkan bahwa ikan di Waduk Cirata sudah tidak layak dikonsumsi karena mengandung merkuri dalam kadar tinggi. Dirinya belum mengambil tindakan karena khawatir memicu protes besar dari pembudidaya.

Merespon hal itu, pembudidaya KJA yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Cirata (MPC) menilai, pernyataan menteri seharusnya disertai dengan solusi konkret. Bukan sekadar pernyataan di media yang justru menurunkan kepercayaan pasar terhadap hasil budi daya ikan di Cirata.

"Kami sudah tahu kondisi air di Cirata memang tercemar sejak lama. Ada penelitian dari universitas, bahkan kami yang tiap hari lihat dari tampilan airnya. Tapi yang kami butuhkan sekarang bukan cuma stetmen, melainkan solusi nyata dari pemerintah," kata Asep Sulaeman, pembudidaya KJA, Jumat (27/6).

Dia menyatakan, Waduk Cirata dan Jatiluhur merupakan dua sentra produksi ikan air tawar terbesar di Jawa Barat. Pernyataan soal kandungan merkuri tanpa penanganan bisa berefek luas terhadap mata pencaharian ribuan peternak yang menggantungkan hidup dari sektor perikanan.

"Jangan sampai kami jadi korban. Ikan kami tidak laku karena dianggap berbahaya, tapi sumber pencemaran seperti TPA Sarimukti dibiarkan. Air lindi dari sana jelas mengalir ke Cirata, tapi mana penindakannya," ujarnya.

Ia juga menyebut program revitalisasi Citarum yang selama ini dijalankan pemerintah tak kunjung berhasil. Oleh karena itu, pembudidaya mendukung langkah Menteri KKP dan Gubernur Jawa Barat jika benar-benar serius dalam penataan kawasan perairan secara menyeluruh.

"Saya sudah puluhan tahun jadi petani KJA, produksi ikan terus menurun seiring buruknya kualitas air. Kalau pemerintah mau menata ulang dan benar-benar memulihkan air, kami akan dukung," jelasnya.

Di tengah-tengah keresahan ini, pembudidaya KJA sudah disulitkan dengan fluktuasi harga ikan, masalah pencemaran eceng gondok hingga harga pakan mahal.

"Kami minta perhatian pemerintah, masalah yang dihadapi pembudidaya KJA ini banyak sekali," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri KKP pernah menyebut ikan hasil budi daya di Waduk Cirata mengandung merkuri tinggi dan tidak layak konsumsi. Namun, jika aktivitas itu langsung disetop, pembudidaya bakal berdemo kepada KKP.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner