Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Densus 88 Anti Teror ajak Masyarakat Amankan Perayaan Nataru

Depi Gunawan
20/12/2024 19:28
Densus 88 Anti Teror ajak Masyarakat Amankan Perayaan Nataru
Densus 88 Anti Teror menggelar sosialisasi pencegahan inteloransi dan radikalisme di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.(MI/DEPI GUNAWAN)

AKSI terorisme di Indonesia beberapa kali terjadi pada penghujung tahun, menjelang Natal dan tahun baru (Nataru). Aksi ini dilakukan untuk menyebarkan ketakutan pada masyarakat, khususnya kepada pemeluk agama tertentu.

Untuk memastikan perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 berjalan lancar tanpa kekerasan dan serangan teror, Satuan Tugas Datasemen Khusus Antiteror atau Densus 88 Polri menggelar sosialisasi pencegahan paham inteloransi dan radikalisme di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (20/12).

Kanit Idensos Satgaswil Jawa Barat Densus 88 AT Polri, Komisaris Satori menyampaikan, peran serta masyarakat dibutuhkan untuk menjaga keamanan dari ancaman teror baik sebelum maupun setelah perayaan Nataru.

"Kami mengajak keikutsertaan masyarakat untuk melaporkan kepada pihak yang berwenang, jika mengetahui atau melihat kegiatan yang mencurigakan," kata Satori.

Untuk menjaga kamtibmas, seluruh pimpinan Polri di tingkat daerah juga telah diinstruksikan melakukan sterilisasi lokasi kegiatan pelaksanaan ibadah umat Kristiani dan pengamanan titik-titik keramaian masyarakat saat merayakan tahun baru.

"Kita pastikan umat Kristiani bisa tenang merayakan hari Natal. Kepolisian menjamin rasa aman dan nyaman saat menjalankan ibadahnya," tuturnya.

Satori menjelaskan, Jawa Barat termasuk ke dalam wilayah paling banyak kasus intoleran seperti yang pernah terjadi di beberapa daerah misalnya Kabupaten Bandung dan Kuningan. Namun demikian, potensi ancaman terorisme menjelang Nataru dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.

Hal ini tidak terlepas dari upaya Polri yang terus melakukan langkah preventif di samping meningkatkan sinergisitas dengan pemerintah, pemuka agama, dan tokoh masyarakat untuk mencegah penyebaran paham radikalisme.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah, mengganggu ketenangan umat beragama," jelasnya.

Lebih jauh, potensi radikalisme dan terorisme selalu ada, bahkan modus baru aksi teror menargetkan perempuan dan anak menjadi pelakunya. Selain itu, kalangan pelajar atau milenial yang sedang mencari jati diri dan identitas juga menjadi sasarannya.

"Oleh karena itu, kita tidak hanya menyasar masyarakat umum tetapi juga kalangan ibu serta pelajar untuk diberikan pemahanan atau sosialisasi wawasan kebangsaan dan pencegahan radikalisme ini," tambahnya.

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner