Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PASCA cuaca buruk di wilayah Kota Cimahi, Jawa Barat, yang sempat berdampak pada perjalanan Whoosh, PT Kereta Cepat Indonesia China (KICC) terus melakukan pemantauan melalui berbagai perangkat pendeteksi dan berkordinasi bersama BMKG.
Pada Senin (11/11) perjalanan Kereta Cepat Whoosh beroperasi normal kembali dengan total 48 perjalanan per hari. Perjalanan pertama dimulai pukul 05.50 WIB, dari Stasiun Tegalluar Summarecon dan 06.40 WIB dari Stasiun Halim.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, masyarakat sudah tidak perlu khawatir terkait operasional Whoosh pasca cuaca buruk yang sebelumnya terjadi pada Sabtu (9/11). KCIC sudah melakukan pemeriksaan secara mendetil dengan berbagai peralatan berteknologi tinggi untuk memastikan keselamatan perjalanan Whoosh.
Sebelumnya pada Sabtu (9/11) pukul 13.00 WIB hingga 14.30 WIB, terjadi keterlambatan perjalanan Whoosh dampak cuaca buruk dan angin kencang yang terjadi di wilayah Cimahi. Sebanyak 7 perjalanan Whoosh dari dan menuju Halim mengalami keterlambatan, karena tim prasarana KCIC harus melalukan evakuasi pada atap seng dari perumahan warga yang terjatuh di jalur rel kereta Whoosh, KM 118+500, karena terbawa angin kencang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi melaporkan bahwa cuaca buruk yang terjadi pada Sabtu (9/11) memicu 27 kejadian bencana yang menimbulkan kerusakan di berbagai titik. Bencana tersebut didominasi oleh tumbangnya puluhan pohon yang menghalangi jalan-jalan utama, menyebabkan lalu lintas terganggu.
Sesuai SOP Keselamatan dan Keamanan, Tim Kerja KCIC langsung melakukan evakuasi dan pemeriksaan secara menyeluruh atas kondisi jalur rel, listrik aliran atas dan prasarana Whoosh lainnya pada lokasi untuk memastikan keamanan perjalanan.
"Kami menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang terjadi sebelumnya akibat bencana alam yang menggangu perjalanan Whoosh. KCIC akan terus berupaya mengedepankan perjalanan Whoosh yang aman, nyaman, dan selamat bagi seluruh penumpang," ungkap Eva.
Peralatan radiologi di Indonesia tidak kalah dengan yang ada di negera lain. Baik di ASEAN, Asia maupun di Eropa.
Dengan menyatukan langkah bersama, BPRS akan mempunyai suara yang kuat dan masukan yang kuat kepada regulator serta pemangku kepentingan
Kebijakan ini merupakan upaya dari pemprov, khususnya Pak Gubernur Dedi Mulyadi dalam melihat permasalahan di bidang pendidikan yang cukup kritis dengan tingginya anak putus sekolah.
Peningkatan kasus tetap harus diwaspadai bersama. Masyarakat harus terus melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyatakan rasa bangga karena Kota Bandung dipercaya menjadi tuan rumah konvensi nasional berskala internasional ini.
Menkes minta RS Maranatha terus melakukan inovasi. Rumah sakit ini harus berkembang, untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat,"
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terdahulu tidak memprioritaskan pendidikan, tidak membangun sekolah baru
Sidang gugatan praperadilan pun digelar perdana di Pengadilan Negeri Cianjur, Kamis (7/8).
Kebijakan itu mendapat tanggapan positif dari sejumlah organisasi kedokteran. Salah satunya Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Warga Kampung Kalilunyu, RT/RW 04, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, mengeluhkan kondisi air sumur mereka yang kini sudah tercemar limbah
Surat edaran larangan meminta bantuan di jalan raya tersebut mulai berlaku sejak awal Agustus.
Bantuan beras diberikan pada periode Juni dan Juli 2025. Setiap penerima manfaat mendapatkan alokasi sebanyak 20 kilogram beras.
Ekspedisi ini dimulai pada Selasa (5/8) pagi dan direncanakan berlangsung hingga Jumat (9/8).
Kecelakaan antara truk boks dengan sepeda motor itu menewaskan pelajar berusia 15 tahun dan melukai pengendara motornya.
Pemasangan pot bunga dilakukan di sepanjang Jalan KHZ Mustofa, Jalan Dokter Soekardjo dan depan Masjid Agung.
Petani memang untung, tapi tidak untung banyak karena serangan OPT
. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan rangkaian Piala by.U 2025 kepada lingkungan sekolah.
Ada tiga hal yang harus dilakukan pengelola BPRS, yakni memperbaiki tata kelola, melaksanakan manajemen risiko dan melakukan digitalisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved