Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BERGULIRNYA program pemerintah untuk mengurangi tenaga honorer melalui
program cleansing mendapat tanggapan beragam dari dunia Pendidikan di Bandung, Jawa Barat.
Seperti yang dikatakan Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Didi Sukyadi menilai program cleansing yang dilakukan demi ketertiban cukup bagus.
Pasalnya, saat ini banyak guru dari latar belakang beragam yang bekerja tanpa adanya seleksi perekrutan pengajar.
"Bukan salah sekolahnya. Ini karena kemampuan anggaran yang
terbatas yang akhirnya diangkat menjadi honorer. Paling tepat ya melalui kualifikasi semisal proses CPNS atau PPPK. Namun, kalau yang diangkat oleh kepsek, saya pikir itu kurang ketat dibanding proses CPNS atau PPPK," tandasnya.
Baca juga : Cleansing Guru Honorer, DPR RI Minta Solusi Adil Pemerintah
Selain itu, lanjut dia, pemerintah perlu mencarikan solusi terbaik untuk pemenuhan kebutuhan guru. Anggaran besar perlu dialokasikan untuk CPNS dan PPPK, sehingga tak perlu lagi lewat jalan lain.
Namun, honorer yang sudah ada dan mengabdi tak bagus jika langsung di-PHK begitu saja. "Harus ada cara-cara yang baik, misal memberikan penahapan. Lalu, kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan perlu diberikan teguran kalau melanggar. Jika menangani masalah ini tidak tegas maka tak akan selesai masalah honorer dan itu pun berlaku untuk status sekolah negeri," tambahnya.
Diskriminatif
Baca juga : PDIP Tolak Kebijakan Pemprov DKI Jakarta Cleansing Guru Honorer
Sementara itu pengamat pendidikan UPI, Prof Cecep Darmawan menilai
program cleansing guru honorer sangat diskriminatif. "Saya mengutuk
program tersebut yang memang sangat diskriminatif dan tidak
berperikemanusiaan."
Cecep turut prihatin terhadap keputusan penghapusan guru honorer oleh
pemerintah. Jelas kebijakan ini memiliki kelemahan signifikan, terutama
karena pemerintah belum secara menyeluruh menyisir dan mendata para guru honorer.
Namun pada kenyataannya, masalah yang terjadi pemerintah belum
menyisir honorer karena sekolah tidak boleh mengangkat honorer.
Baca juga : Langkah Awal Mengubah Dunia
"Sisanya ini, ada yang terdata, ada yang belum (terdaftar). Kasihan ini
yang belum terdaftar, akhirnya mereka harus mengundurkan diri. Hemat
saya, pemberhentian yang dilakukan oleh pemerintah ini, tidak jelas
ujung pangkalnya. Ini benar-benar merendahkan profesi guru," tegasnya.
Cecep menegaskan, pemerintah harus tanggung jawab bila mengeluarkan guru honorer. Dengan artian, sekolah akan kekurangan guru dan ini sangat tidak adil.
Pertama, dari sisi yang bersangkutan, kedua dari sisi sekolahnya. "Saya meminta pemerintah membatalkan program cleasning bagi guru honorer dan mengangkat guru honorer jadi ASN," sambungnya.
Gempa bumi akibat pergerakan Sesar Lembang dengan magnitudo 1,8 terjadi pada Kamis (14/8), pada pukul 16.13 WIB.
Saat ini terdapat sekitar 500 kilometer jalan kabupaten yang rusak. Seluruh jalan rusak di 31 kecamatan itu ditargetkan akan rampung dan mulus diperbaiki dalam tiga tahun ke depan
KAI Cirebon telah menyiapkan sebanyak 2.560 tiket tambahan jelang libur panjang akhir pekan.
Dalam penangkapan itu, polisi menyita 125 batang pohon ganja dan 23,26 gram daun ganja kering siap konsumsi.
Rapat itu menjadi momentum penegasan dukungan Kota Bandung terhadap kemerdekaan Palestina
Modus operandinya, para tersangka mengganjal mesin ATM dengan menggunakan tusuk gigi.
KABUPATEN Sukabumi, Jawa Barat, menerapkan pengurangan pengenaan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2).
Layanan tersebut mulai berlaku pada 14 Agustus 2025 di wilayah Jabodetabek. Setelah itu akan paralel ke daerah lainnya di pulau Jawa dan semua kota serta kabupaten di Indonesia
Artinya, lahan tersebut belum memiliki legalitas kepemilikan yang pasti dan statusnya masih kosong dalam peta kawasan hutan.
Desa Cisande merupakan salah satu desa binaan Rumah Zakat yang telah mengalami transformasi signifikan melalui program Desa Berdaya
Bendera raksasa 800 meter persegi itu bukan sekadar kain, melainkan simbol perjuangan, keberanian, dan cinta Tanah Air yang terus menyala.
UMKM berperan sangat penting dalam menjaga perekonomian nasional
Tenda sederhana yang hanya beratap terpal bekas pembongkaran warung diisi oleh Nur, 60, beserta suami, anak dan sanak saudaranya
Pelaksanaan gebyar dipusatkan di Desa Kertasari, Kecamatan Weru, Kamis (14/8). Bupati Cirebon, Imron Rosyadi mencanangkan gerakan itu.
Tidak ada korban jiwa, tapi jalan penghubung antar Kecamatan tertutup materil tanah longsor dan pohon tumbang
Kami tidak pernah diajak berdiskusi terkait penertiban pembongkaran bangunan disepanjang wilayah Ciater.
Bendera berukuran 12 x 8 meter itu sukses dikibarkan pada ketinggian 200 meter oleh Paskibra dibantu 10 tim komunitas dan organisasi pecinta alam
Kegiatan GPM merupakan tindak lanjut program nasional untuk menjaga ketersediaan pangan, menstabilkan harga, serta mendukung ketahanan pangan di tengah masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved