Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jelang Pilkada Jawa Barat, Bima Arya tidak Risau Popularitasnya masih Rendah

Naviandri
08/7/2024 18:55
Jelang Pilkada Jawa Barat, Bima Arya tidak Risau Popularitasnya masih Rendah
Bima Arya dan sejumlah pembicara dalam diskusi Pilkada Jawa Barat(DOK/JMSI)

BAKAL Calon Gubernur Jawa Barat Bima Arya tidak terlalu Mengkhawatirkan popularitas dan elektabilitas dirinya yang masih rendah. Apalagi bila dibandingkan dengan bakal calon lain, seperti Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi.

"Saat bertarung di Pilwalkot Bogor pada 2013 lalu, PAN hanya punya 3 kursi. Kami melawan petahana dan tokoh yang sudah mengakar di Kota
Bogor," jelasnya pada diskusi pilkada Mencari Pimpinan Pilihan Rakyat, yang digelar Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jabar dan PW
Muhammadiyah Jabar, di Bandung.

Menurut dia, politik itu dinamis. "Ketika minta izin ibu saya untuk maju di Pilwalkot Bogor, survei saya tidak labih dari 10%. Lawan juga begitu beratnya. Spirit saya adalah, 'Just do the best, and let God do the rest'. Urusan saya adalah ikhtiar, memperkenalkan gagasan, kukurilingan, ngawangkong," terangnya.

Baca juga : PAN: Ridwan Kamil Mau Gaet Bima Arya untuk Pilgub Jawa Barat

Pada acara itu, Dewan Pakar ICMI Muslim Mufty menyarankan Bima untuk menjadi Cawagub Ridwan Kamil. "Tingkat probabilitas kemenangannya tinggi, sehingga ide dan gagasan Bima yang luar biasa akan terpelihara selama lima tahun, sekaligus sabar menanti lima tahun sebelum jadi Gubernur di 2029," ungkapnya.

Sementara pengamat politik Unpad Firman Manan berharap Bima maju sebagai bakal calon gubernur. Pasalnya, ide dan gagasan hanya bisa direalisasikan ketika menjadi gubernur. "Pemikiran yang kita dapatkan dari diskusi dengan Bima, begitu luar biasa. Namun sayang bila tak dieksekusi. Yang paling penting adalah diferensiasi dengan calon-calon lain, seperti Ridwan Kamil, agar bisa dipilih oleh rakyat," tandasnya.

Bima menyatakan menjadi Bakal Calon Gubernur Jabar bukan urusan gagasan
atau keinginan suara dari bawah alias akar rumput semata. Ini urusan para dewa di Jakarta. DPP Partai juga tak bisa putuskan sendiri karena harus dibicarakan dengan partai lainnya.

"Tugas saya adalah menyampaikan gagasan dan meningkatkan elektabilitas,
karena ketika nanti disurvei hasilnya cukup baik," lanjut Bima.

Dirinya tidak bisa memutuskan untuk menjadi Cawagub Ridwan Kamil atau Dedi Mulyadi, atau bahkan calon lainnya. "Saya buka komunikasi dengan semua, termasuk dengan Dedi Mulyadi. Siapa yang bisa menjamin Ridwan Kamil pasti dicalonkan di Jabar? Walaupun memang saya dekat dengan beliau," bebernya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner